Monday, 25 January 2021

Kajian Ahad: Kajian Kitab Tauhid

Kajian Ahad
 
Tema:  
Kajian Kitab Tauhid karya Syaikh Muhammad at-Tamimi 
Oleh: Ustadz Arman Amri, Lc (Hafidzhahullah)     
Masjid Nurul Iman, Blok M Square, Jakarta Selatan 
Ahad, 24 Januari 2021
 
Pentingnya kita menjaga hidayah tauhid.
Jika ada orang yang memberi nasihat kepada orang lain, bisa saja itu menjadi sumber hidayah kepada yang dinasihati. Dalam shalat, minimal 17x kita meminta hidayah kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala agar kita mendapatkan kebenaran, lalu bisa mengamalkan kebenaran tersebut dalam hidup.

Syahr bin Hawsyab berkata bahwa ia pernah bertanya kepada salah satu istri Rasulullah, Ummu Salamah.
"Wahai Ummul Mukminin, apa doa yang sering dipanjatkan oleh Rasulullah saat berada di sisimu?"
Ummu Salamah menjawab,
"Yang sering dibaca Nabi shallallahu 'alaihi wasallam adalah "Ya muqollibal qulub tsabbit qalbi 'alaa diinik" (Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agamaMu)".
Kemudian Ummu Salamah pernah bertanya kepada Rasulullah,
"Wahai Rasulullah, mengapa engkau sering membaca doa tersebut?"
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam seraya menjawab,
"Wahai Ummu Salamah, hati manusia selalu berada di antara jari-jemari Allah. Siapa saja yang Allah kehendaki, maka Allah akan berikan keteguhan dalam iman. Namun siapa saja yang dikehendaki, Allah juga bisa menyesatkannya."
(HR. Tirmidzi No. 3522, Ahmad 3:615. Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan. Al-Hafizh  Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan)

Sesungguhnya hidayah dan taufiq sepenuhnya ada di tangan Allah. Faktor hidayah diberikan kepada hati seorang hamba yang jujur dan ikhlas mencari kebenaran.

Islam adalah tauhid. Tauhid adalah Islam. Tidak semua umat Islam paham tentang tauhid.
Makna yang benar dari kalimat tauhid adalah "Tidak ada sesembahan yang benar, yang berhak diibadahi kecuali Allah."

Orang-orang yang Allah telah berikan nikmat:
1. Kalangan para Nabi;
2. Orang-orang shiddiq (orang-orang yang benar atau mencintai kebenaran);
3. Orang-orang yang mati syahid;
4. Orang-orang yang shalih.
Mereka adalah sebaik-baik teman karena Allah telah beri nikmat berupa hidayah dan taufiq berupa hidayah yang lurus dalam bertauhid. Seluruh para sahabat Nabi termasuk dalam 3 golongan terakhir di atas.
 
Allah Ta'ala berfirman:
"Dan barangsiapa yang menaati Allah dan RasulNya, mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu Nabi-nabi, shiddiqin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka adalah teman yang sebaik-baiknya." (QS. An-Nisaa' : 69)

Di antara anak-anak dari orang tua yang Muslim, meski orang tuanya seorang syaikh, habib, kyai, atau ustadz, tidak menjamin anak tersebut tetap dalam hidayah Allah sebagai Muslim. Sebaliknya, anak-anak dari orang tua yang kafir, Allah bisa saja memberikan hidayah Islam kepada mereka dan dipahamkan kepada tauhid.

3 unsur istiqomah di jalan kebenaran (tauhid):
1. LILLAHI (Ikhlas karena Allah semata). Ikhlas adalah inti dari ajaran para Nabi.
Allah Ta'ala berfirman:
"Dan sesungguhnya Kami telah mengutus para rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja) dan jauhilah thagut itu", maka di antara umat itu ada yang Allah beri petunjuk dan ada pula di antara orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul)." (QS. An-Nahl : 36)

2. BILLAHI (Dengan pertolongan Allah)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah. Namun keduanya tetap memiliki kebaikan. Bersungguh-sungguhlah atas hal-hal yang bermanfaat bagimu. Minta tolonglah pada Allah, dan jangan engkau lemah. Jika engkau tertimpa musibah, maka janganlah engkau katakan: "Seandainya aku lakukan demikian dan demikian", akan tetapi katakanlah "Ini sudah jadi takdir Allah. Setiap apa yang Dia kehendaki pasti terjadi". Karena perkataan 'seandainya' dapat membuka pintu setan." (HR. Muslim)

3. ALA 'AMRILLAH (Di atas perintah dan petunjuk Allah)
Tetaplah berada dan melakukan segala perintah Allah.
Allah Ta'ala berfirman:
"Maka tetaplah kamu berada di atas jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan". (QS. Hud : 112)

"Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, maka ikutilah jalan itu, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu bisa mencerai-beraikan kamu dari jalanNya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa." (QS. Al An'am : 153)

Faktor-faktor istiqomah:
1. BELAJAR ILMU AGAMA
Adapun ilmu agama yang wajib dipelajari adalah:
a. Aqidah, yang di dalamnya tentu adalah tauhid.
Jika seseorang memiliki aqidah yang shahih, maka dia akan mendapatkan keutamaan dari Allah.
Materi aqidah bisa disimpulkan dalam 6 Rukun Iman. Tauhid berkaitan dengan Rukun Iman yang pertama.
b. Ibadah Keseharian
Mulai bangun tidur hingga mau tidur kembali, maka seluruh aktivitasnya adalah ibadah. Termasuk doa-doa keseharian seperti hendak tidur, bangun tidur, masuk dan keluar kamar mandi, dan sebagainya.
c. Hukum agama berkaitan dengan profesi
Jika ia seorang pedagang, maka ia harus paham tentang hukum jual-beli. Jangan sampai ia terjerumus dalam syubhat apalagi perkara haram. Sesungguhnya di dalam Islam, yang halal sudah jelas, yang haram sudah jelas, dan di antaranya ada sesuatu yang samar (syubhat), dan sebaik-baiknya adalah meninggalkan syubhat itu.

2. BERDOA
Dari Ali radhiyallahu 'anhu, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Ucapkanlah doa "Allahummahdini wa saddidni (Ya Allah, berikanlah petunjuk kepadaku dan luruskanlah jalanku)" (HR. Muslim)

3. MENCARI TEMAN YANG BENAR AGAMANYA, dan BERSAHABAT YANG LURUS TAUHIDNYA
Allah Ta'ala berfirman:
"Teman-teman karib yang mengajak bermaksiat di dunia, akan menjadi musuh pada hari kiamat, kecuali mereka yang bertakwa." (QS. Az-Zukhruf : 67)

Rasulullah bersabda:
"Agama seseorang sesuai dengan agama temannya, maka hendaklah ia melihat kepada siapa ia berteman." (HR. Abu Daud dan Tirmidzi)
 
"Janganlah kamu berteman kecuali dengan orang yang sudah jelas keimanannya, dan jelas ia orang yang bertakwa". (HR. Ahmad)

Berlindunglah kepada Allah dari 4 hal:
1. Menggelincirkan/digelincirkan orang lain;
2. Menyesatkan/disesatkan orang lain;
3. Menzholimi/dizholimi orang lain;
4. Membodohi/dibodohi orang lain.

Istiqomahlah di atas tauhid, di atas Sunnah Rasulullah, dan di atas manhaj yang lurus.
Berhati-hatilah dengan syubhat, karena syubhat sangat berbahaya. Syubhat itu menyambar-nyambar, sedangkan hati kita lemah, maka pahamilah ilmu agama dengan benar agar kita terhindar darinya. Salah satu caranya adalah dengan sering menghadiri majelis ilmu.

Keutamaan menghadiri Majelis ilmu:
1. Ketenangan;
2. Mendapatkan rahmat dari Allah;
3. Dinaungi malaikat;
4. Disebut namanya oleh Allah di hari kiamat.

Subhanaakallahumma wa bihamdika, asy-hadu al-laa ilaaha illaa anta, astaghfiruka wa atuubu ilaik.

No comments:

Post a Comment