Bahagia dengan Sunnah Nabi ﷺ
Oleh: Ustadz Ariful Bahri hafizhahullah
Masjid Al Fattah, Jatinegara, Jakarta Timur
24 Jumadil Awwal 1447 / 15 Nov 2025
Hikmah jika berbarengan dengan Alkitab maka maknanya adalah Sunnah. Hikmah lebih luas daripada ilmu. Ilmu diberikan kepada siapa saja, sedangkan Hikmah diberikan kepada siapa yang Allah kehendaki.
Sunnah ditinjau dari ilmu Hadits, maka itu adalah apa saja yang berasal dari Nabi ﷺ, baik perkataan, perbuatan, persetujuan, hingga isyarat beliau.
Sunnah ditinjau dari makna Aqidah adalah bagian dari agama itu sendiri, dan yang berhubungan dengan Manhaj.
Sunnah ditinjau dari Fiqih adalah menyangkut hukum Wajib, Sunnah, Mubah, Makruh, dan Haram. Sunnah adalah jika dikerjakan mendapatkan pahala, tidak dikerjakan rugi.
Jadi, makna Sunnah tergantung siapa yang mendefinisikannya.
Agama bukanlah pembahasan. Agama adalah penerapan dan pelaksanaan. Orang yang senang membahas tentang agama adalah orang yang sedikit mengamalkannya.
Umat Nabi ﷺ bukanlah umat yang suka bercerita, tetapi umat Nabi ﷺ adalah umat yang senang beramal. Kita diperintahkan untuk banyak beramal, bukan banyak bercerita.
Ilmu bukanlah tujuan, ilmu adalah wasilah, tujuannya adalah menuju kepada Allah.
Setiap syariat memiliki hak dan hikmah yang terbaik, kita hanya sekadar mengikuti dan mengamalkannya.
Banyak kaum Muslimin yang belum mampu melaksanakan Sunnah, kemudian dia mengakui, maka itu tidak mengapa. Namun ada kaum Muslimin yang belum mampu melaksanakan Sunnah karena dia tidak menyukainya. Ini masalah yang berbahaya.
Siwak adalah sesuatu yang memberatkan. Karena tidak semua bisa mendapatkan kayu siwak. Namun bagi yang tidak sanggup melakukannya, jangan mengolok-olok orang yang bersiwak.
Bercanda mengenai agama adalah sesuatu yang sangat berbahaya.
"Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan menjawab, “Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja.” Katakanlah: “Apakah dengan Allah, ayat-ayatNya dan RasulNya kamu selalu berolok-olok?” Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu telah kafir sesudah beriman.” (QS. At-Taubah : 65-66)
Kita tidak akan pernah mengetahui Sunnah Nabi ﷺ kecuali dengan belajar. Setiap kita harus mempersiapkan diri dengan agama.
Di antara ancaman yang akan menimpa orang-orang yang bercanda dalam masalah agama adalah dia tidak akan diizinkan untuk minum dari telaga Rasulullah ﷺ.
No comments:
Post a Comment