Pembahasan Kitab Al Mulakhkhos fi Syarhi Kitab at-Tauhid karya Asy-Syaikah Al-'Allamah Prof. Dr. Shalih bin Fauzan al-Fauzan (hafizhahullah)
Oleh: Ustadz Sofyan Chalid bin Idham Ruray
Masjid Nurul Iman, Blok M Square, Jakarta Selatan
Selasa, 22 Desember 2020
"... berkatalah orang-orang yang menguasai urusan mereka, sungguh benar-benar kami akan menjadikan tempat ibadah." (QS. Al Kahfi : 21)
Ayat di atas menjelaskan tentang salah satu sebab orang-orang terdahulu terjerumus dalam kesyirikan, yaitu membangun tempat ibadah di kuburan atau di tempat peninggalan orang soleh.
Syaikh Dr. Shalih bin Fauzan al Fauzan memiliki 4 pelajaran terkait ayat di atas.
1. Diharamkannya kuburan sebagai tempat ibadah. Ayat ini memberi peringatan keras, karena itu adalah jalan yang mengantarkan pada kesyirikan.
2. Bahwasanya akan ada pada umat ini, orang yang menjadikan kuburan sebagai tempat ibadah, sebagaimana umat-umat terdahulu melakukannya.
3. Peringatan dari sifat ghuluw (berlebihan) terhadap orang-orang soleh dalam mencintai dan memuliakannya. Mencintai dan memuliakan orang soleh adalah ibadah yang baik, namun berhati-hatilah karena setan bisa menjerumuskan manusia dalam ghuluw, karena tidak mencontoh Rasulullah. Salah satu hal paling berbahaya adalah menganggap setiap perbuatan dan ucapan orang soleh sudah pasti benar, walau pun telah terang perbuatan dan ucapannya menyalahi syariat. Tidak ada yang maksum kecuali Rasulullah.
4. Bahwasanya menjadikan tempat ibadah di kuburan termasuk ghuluw terhadap orang soleh, namun banyak orang yang menganggapnya sebagai ibadah. Berdoa kepada Allah melalui perantara wali atau orang soleh yang meninggal adalah syirik. Karena Allah tidak boleh disekutukan. Memintalah langsung hanya kepada Allah dan tidak perlu perantara. Yang lebih buruk, sebagian masyarakat menganggap wali atau orang soleh yang sudah meninggal bisa mengabulkan permintaannya. Hal ini bisa mengeluarkannya dari Islam. Naudzubillah.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka." (HR. Ahmad 2:50 dan Abu Daud No. 4031)
Dari sahabat Abu Said Al Khudri radhiyallahu 'anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Sungguh kalian benar-benar akan mengikuti ajaran orang-orang sebelum kalian, sedikit demi sedikit dan sehasta demi sehasta, sampai kalian masuk ke dalam lubang dhob (yang sempit sekali pun), kalian akan tetap memasukinya." Kami (para sahabat) berkata, "Wahai Rasulullah, apakah yang diikuti itu adalah Yahudi dan Nashrani?", Beliau menjawab, "Lantas siapa lagi?" (HR. Muslim No. 2669)
Pelajaran penting lainnya:
1. Akan terjadi kesyirikan pada umat Islam disebabkan ikut-ikutan kepada orang kafir;
2. Tidak ada yang tahu perkara gaib kecuali Allah, dan untuk mengetahui perkara gaib, maka hanya melalui wahyu, dan Allah tidak mewahyukan ilmu selain kepada para Rasul.
3. Peringatan/larangan sikap tasyabbuh terhadap orang-orang kafir, dalam perkara duniawi apalagi perkara ibadah mereka.
4. Peringatan dari perbuatan dosa yang dilakukan orang kafir yaitu kesyirikan.
Kaidah-kaidah penting tasyabbuh yang perlu diketahui:
1. Jika telah menjadi ciri khas mereka
a. Fakta yang kita saksikan terjadi masih banyak yang memakai atribut orang-orang kafir
b. Melalui dalil syar'i
2. Tidak ada perintahnya di dalam syariat
Jika orang kafir memiliki tradisi namun syariat juga memerintahkan, maka harus tetap taa dan melaksanakannya. Misalnya, banyak yang bilang bahwa cadar adalah kebiasaan Yahudi, tapi jika syariat memerintahkan, maka wajib bagi kita untuk taat.
3. Terkait dengan niat
Bukan syarat seseorang dihukumi tasyabbuh harus dengan niat. Walau pun tidak niat, tapi jika ia sudah tahu bahwa itu tasyabbuh, dan dia tetap melakukannya, maka itu adalah dosa besar
"Barangsiapa yang tidak mengkafirkan orang kafir atau meragukan kekafiran mereka, atau membenarkan ajaran mereka, maka dia sama seperti mereka." (Nawaqidul Islam)
Subhanaakallahumma wa bihamdika, asy-hadu al-laa ilaaha illaa anta, astaghfiruka wa atuubu ilaik.


No comments:
Post a Comment