Monday, 18 January 2021

Kajian Ahad: Ensiklopedi Akhlaq Salaf

Kajian Ahad
Tema:   
Ensiklopedi Akhlaq Salaf
Oleh: Ustadz Abu Ihsan al-Maidani, MA (Hafidzhahullah)   
Masjid Nurul Iman, Blok M Square, Jakarta Selatan   
Ahad, 17 Januari 2021
 
Akhlaq dan adab seorang kepada Allah adalah tawakkal.
 
Hakikat tawakkal adalah menyandarkan hati kepada Allah saja, sehingga tawakkal adalah amalan hati, bukan lisan dalam hal menghindari mudharat pada urusan dunia. Orang yang tawakkal maka hatinya tidak akan resah dan gundah. Hatinya justru akan melahirkan ketenangan.

Wujud dari tawakkal beriman kepada takdir Allah yang benar, apapun yang terjadi. Meyakini bahwa apa yang telah Allah tetapkan adalah yang terbaik. Tawakkal adalah sifat orang-orang yang beriman. Kalau imannya tanggung, maka dia akan sulit untuk bertawakkal.
 
Tawakkal harus dilakukan dengan cara yang benar, agar hati seorang hamba terhubung langsung kepada Allah, sehingga manusia tidak mencari pertolongan atau menggantikan nasib kepada selain Allah. Sikap tawakkal akan melahirkan keseimbangan pada ikhtiar yang dilakukan seorang hamba di dunia.
 
Allah Ta'ala berfirman:
"Sesungguhnya orang-orang beriman adalah mereka yang bila disebut nama Allah hatinya bergetar, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya, bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Allah mereka bertawakkal." (QS. Al Anfal : 2)
 
Orang yang bertawakkal kepada makhluk adalah orang yang lemah dan tertipu, karena orang yang disandarkan juga lemah dan pasti akan mati; tapi ketika manusia telah tawakkal kepada Allah, maka dia akan selamat.
 
Allah Ta'ala berfirman:
"Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkan ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya." (QS. Ali Imran : 159)

Rasulullah juga mengajarkan umatnya untuk bertawakkal kepada Allah. Walau pun beliau seorang Nabi, beliau juga bertawakkal kepada Allah.

Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhu ketika masih kecil diajari oleh Rasulullah
"Ketahuilah bahwa seandainya manusia berkumpul untuk mencelakakan kamu, maka kamu tidak akan mampu jika Allah tidak menghendakinya."

Bagi seorang Muslim, kita wajib untuk berlindung kepada Allah melalui doa, karena doa adalah satu-satunya tameng umat Muslim dari suatu musibah. Setelah kita berdoa, maka tidak ada usahan lain kecuali tawakkal.

Dari Umar bin Khattab, Rasulullah bersabda:
"Seandainya kalian bertawakkal kepada Allah dengan tawakkal yang sebenarnya, niscaya Allah akan memberikan rezeki seperti burung mendapatkan rezekinya seperti burung mendapatkan rezekinya. Burung pergi dalam keadaan lapar dan pulang dalam keadaan kenyang."

"Barangsiapa ditimpa kesulitan lalu dia meminta kepada makhluk, maka dia tidak akan mendapatkan kemudahan. Barangsiapa yang ditimpa kesulitan lalu bertawakkal kepada Allah, maka Allah akan berikan nikmat kepadanya."

Mengadulah kepada Allah, jangan sandarkan harapan kepada manusia. Karena ketika engkau meminta kepada manusia, maka kecewa akan datang. Setan menimbulkan was-was dalam hati manusia, sehingga kita menyandarkan harapan dan pertolongan kepada makhluk.

Seorang Muslim ketika menghadapi masalah hendaknya menghibur dirinya (tazliatun nufus) kepada Allah dengan melaksanakan shalat. Hal ini juga dilakukan oleh Rasulullah.
Cara Rasulullah menghibur diri (tazliyatun nufus) adalah dengan melakukan:
1. Shalat
2. Mentadabburi ayat-ayat Allah (syar'iyah dan tauniyah)

Kematian adalah musibah. Itu sebabnya seorang Muslim tidak boleh mnegharapkan mati. Kita hanya diperintahkan untuk sering mengingat mati.

Ketika seorang bayi di dalam rahim ibu, malaikat menyampaikan 4 perkara, salah satunya yaitu rezeki.
"Manusia tidak perlu takut dengan rezeki walaupun perlu diusahakan, tetap yakinlah bahwa rezeki yang ditakdirkan sedang mengejar kita" (HR. Abu Darda)
 
Ketika para sahabat bersedih, Rasulullah mengajarkan mereka untuk berdzikir Hasbunallah wa nikmal waqiil, alallahi tawakkalna (cukuplah Allah sebaik-baik pelindung dan hanya kepada Allah kami bertawakkal)" (HR. Tirmidzi).

Beberapa keutamaan tawakkal, antara lain:
1. Hamba yang tawakkal dicintai oleh Allah;
2. Selalu dicukupi Allah (QS. Ath-Thalaq : 3)
3. Merupakan sifat hamba yang masuk surga tanpa hisab;
4. Menghindarkan seorang hamba dari gangguan setan;
5. Melapangkan rezeki seorang hamba;
6. Menghilangkan was-was;
7. Menguatkan hati seorang hamba

Subhanaakallahumma wa bihamdika, asy-hadu al-laa ilaaha illaa anta, astaghfiruka wa atuubu ilaik.

No comments:

Post a Comment