Tema: Maha Tinggi
Kitab Fikih Asmaul Husna karya Asy Syaikh Al 'Allamah Abdurrazaq bin Abdul Muhsin Al 'Abbad Al-Badr (Hafizhahullah)
Oleh: Ustadz Ayub Abu Ayub hafidzahullah
Masjid Nurul Iman, Blok M Square, Jakarta Selatan
Selasa, 16 Februari 2021
Para ulama menyebutkan bahwasanya ketinggian Allah ada 3:
1. Zat
Allah Maha Tinggi, yakni ketinggian Allah dalam zatnya. Allah beristiwa di atas Arsy sesuai dengan keagunganNya. Allah tinggi di atas seluruh makhluk, terpisah dengan seluruh makhluk. Tidak bisa disamakan.
Yang menetapkan Allah beristiwa adalah Allah sendiri, Rasulullah menyampaikan kepada umatnya melalui Alquran, dan tugas kita adalah mengimaninya.
Alquran turun kepada Rasulullah kemudian para sahabat, dan mereka lebih paham tentang bahasa Arab. Tidak ada satu pun riwayat yang mengatakan bagaimana Allah beristiwa, melainkan semua mengimaninya.
Ketika seseorang datang kepada Imam Malik dan bertanya, "bagaimana Allah beristiwa?", Imam Malik lalu menjawab, "mengimaninya adalah wajib, dan bertanya adalah bid'ah."
2. Qadr (Sifat)
Ketinggian sifat-sifat Allah dan keagungannya tidak akan mungkin serupa atau mendekati dengan sifat makhluk. Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. Ketika kita menetapkan sifat-sifat Allah, maka itu adalah kesempurnaan. Namun, ketika disandarkan pada sifat makhluk, maka penuh keterbatasan.
Ketika kita memikirkan bagaimana Allah beristiwa, maka kita akan menghilangkan keagungan sifat Allah. Ketinggian sifat Allah tidak akan bisa disamakan dengan sifat makhluk-makhluknya.
3. Qohar
Tidak ada yang lebih tinggi dari tingginya kekuasaan Allah. Seluruh alam semesta tunduk kepada Allah, tunduk kepada pengaturan Allah. Apa yang Allah kehendaki pasti terjadi, dan apa yang Allah tidak kehendaki maka mustahil akan terjadi.
Sifat tinggi Allah mencakup 3 hal di atas, agar tidak dipahami hanya dari sifat secara maknanya saja. Dalil-dalil menunjukkan bahwa sifat tingginya Allah mencakup segala sisi.
Dalam Kitab Syarh Aqidah Ahlussunnah karya Shalih Al-Utsaimin dikatakan bahwa:
"Sesungguhnya Allah Maha Tinggi dengan zatnya, dan ini ditunjukkan dengan Alquran, Sunnah, ijma', akal, dan fitrah."
Allah banyak sekali mensifati diriNya Maha Tinggi di dalam Alquran. Banyak dalil tentang tingginya Allah di atas para makhluknya. Seluruh bentuk macam pendalilan tentang tingginya Allah terdapat pula dalam hadits (Sunnah) Rasulullah.
Mu'awiyah ketika ditanya oleh Rasulullah, "Di mana Allah?", kemudian Mu'awiyah menjawab "Di atas langit", lalu Rasulullah bersabda: "Merdekakakan dia! Sesungguhnya dia adalah seorang muslimah" (HR. Muslim dan Abu Daud)
Ijma' seluruh ulama salaf tidak ada yang mengingkari bahwasanya Allah beristiwa di atas langit. Fitrah manusia pun akan dengan benar menjawab ketika ditanyakan "Di mana Allah?" selama fitrah tersebut tidak rusak atau sudah terkena syubhat dan yang lainnya.
Subhanaakallahumma wa bihamdika, asy-hadu al-laa ilaaha illaa anta, astaghfiruka wa atuubu ilaik.

No comments:
Post a Comment