Tema: Dahsyatnya Sakaratul Maut
Oleh: Ustadz Abu Faris Yudi Kurnia, Lc
Senin, 22 Maret 2021 (8 Sya'ban 1442 Hijriyah)
Pukul 20.00wib
Orang-orang kafir yang berselimutkan dosa, maka di dalam sakaratul maut, mereka akan tersiksa dan dipenuhi rasa takut yang mencekam. Malaikat yang mencabut nyawa mereka akan berkata, "Keluarlah wahai ruh yang busuk dan menjijikan".
Allah Ta'ala berfirman:
"Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu-waktu orang yang zalim (berada) dalam tekanan-tekanan sakaratul maut, sedang malaikat memukul dengan tangannya (sambil berkata), "keluarkan nyawamu". Di hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayatnya." (QS. Al An'am : 93)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Seorang hamba mukmin, jika telah terpisah dengan dunia, menyongsong akhirat, maka malaikat akan mendatanginya dari langit, dengan wajah putih. Rona muka mereka layaknya sinar matahari. Mereka membawa kafan dari surga serta hanuth (wewangian) dari surga. Mereka duduk di sampingnya sejauh mata memandang. Berikutnya, malaikat maut hadir dan duduk di dekat kepalanya sambil berkata, "Wahai jiwa yang baik, jiwa yang tenang keluarlah menuju ampunan Allah dan keridhaannya". Ruhnya keluar bagai aliran cucuran air dari mulut kantong kulit. Setelah keluar ruhnya, maka setiap malaikat maut mengambilnya. Jika telah diambil, para malaikat tidak membiarkannya di tangannya (malaikat maut) sejenak saja, untuk mereka ambil dan diletakkan di kafan dan hanuth tadi. Dari jenazah, semerbak aroma misk terwangi yang ada di bumi." (HR. Ahmad 4/2876, 295, 296, dan Abu Daud kitab Sunnah bab Pertanyaan di Alam Kubur dan Siksanya No. 4753)
Adapun orang kafir, ruh mereka akan dikeluarkan secara menyakitkan dan sangat sulit, sehingga mereka merasakan siksaan sejak awal.
Mereka yang bergantung pada dunia, atau manusia yang ada di sekeliling mereka, atau orang kafir, maka perpisahan ketika sakaratul maut akan mempersulit keadaan mereka. Karena mereka mengusahakan segala sesuatu di dunia, dan dunia tidak akan bisa menolongnya.
Allah Ta'ala berfirman:
"Dan wajah-wajah (orang kafir) pada hari itu muram, mereka yakin bahwa akan ditimpakan kepadanya malapetaka yang amat dahsyat. Sekali-kali jangan. Apabila napas (seseorang) telah (mendesak) sampai kerongkongan, dan dikatakan (kepadanya): "Siapakah yang dapat menyembuhkan?", dan dia yakin bahwa sesungguhnya itulah waktu perpisahan (dengan dunia), dan bertaut betis (kiri) dan betis (kanan), kepada Tuhanmulah pada hari itu kamu dihalau." (QS. Al Qiyamah : 24-30)
Adapun perpisahan orang yang beriman yang dirahmati oleh Allah dengan dunia adalah perpisahan kebaikan yang menyenangkan. Dunia adalah penjara bagi orang mukmin. Ini berarti ketika seorang mukmin meninggal dunia, maka ia terbebas dari penjara tersebut.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Dunia itu penjara bagi orang mukmin, dan surga bagi orang-orang kafir." (HR. Muslim No. 2956)
Imam Nawawi rahimahullah menjelaskan hadits ini dengan perkataan, "Maknanya bahwa semua mukmin di dunia dipenjara atau dilarang dari syahwat-syahwat (perkara-perkara yang disukai) yang diharamkan dan dimakruhkan, dibebani dengan melaksanakan ketaatan-ketaatan yang berat. Maka jika dia telah meninggal dunia, dia istirahat dari ini, dan dia kembali menuju perkara yang telah dijanjikan oleh Allah untuknya, berupa kenikmatan abadi dan istirahat yang bebas dari kekurangan. Sedangkan orang kafir, maka dia mendapatkan kenikmatan di dunia, dengan sedikitnya kenikmatan itu dan disusahkan dengan perkara-perkara yang menyusahkan. Jika dia mati, maka dia menuju kepada siksaan abadi dan kecelakaan yang kekal". (Syarh Nawawi pada Shahih Muslim No. 2956)
Pelajaran yang bisa diambil dari sakaratul maut adalah:
1. Keadaan sakaratul maut
Sakaratul maut adalah suatu keadaan di mana seseorang menderita di ujung kehidupannya. Belum lagi penyesalan yang dirasakan kecuali mereka yang dirahmati Allah.
2. Pintu taubat tertutup
Ketika dalam sakaratul maut, mereka yang baru bertaubat dan menyesali perbuatannya, maka semua itu sia-sia.
Rasulullah bersabda:
"Sesungguhnya Allah menerima taubat seorang hamba, selama (ruh) belum sampai di tenggorokan." (HR. Tirmidzi, dari Ibnu 'Umar radhiyallahu 'anhu)
Ketika nyawa sudah di tenggorokan, maka taubat tidak akan diterima oleh Allah.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Sungguh beruntunglah seseorang yang mendapati pada catatan amalnya istighfar yang banyak." (HR. Ibnu Majah).
"Sungguh beruntunglah seseorang yang mendapati pada catatan amalnya istighfar yang banyak." (HR. Ibnu Majah).
3. Orang yang berada dalam sakaratul terbagi menjadi 2 keadaan
- Husnul khatimah
Orang yang akhir hidupnya dalam keadaan husnul khatimah adalah orang yang menutup hidupnya dengan baik, sehingga Allah meridhoinya. Orang yang wafat dalam keadaan ibadah, tidak selalu mati dalam husnul khatimah; tetapi yang terhitung adalah pada saat kematiannya tersebut. Jika ia penuh dengan keyakinan dan iman pada Allah saat ia dalam sakaratul maut, maka dia husnul khatimah.
- Su'ul khatimah
Orang-orang yang menutup hidupnya dengan keburukan dan maksiat, dalam keadaan dimurkai Allah, maka ia mati dalam keadaan su'ul khatimah atau mati yang buruk, seperti ia mati dalam kesyirikan atau hal buruk lainnya.
Kita tidak bisa memastikan seseorang mati dalam keadaan husnul khatimah atau su'ul khatimah, sampai kita benar-benar mengetahui bahwa kematiannya diridhoi atau dimurkai Allah. Kita tidak boleh memvonis keadaan seseorang ketika meninggal. Bisa saja ia sudah bertobat sebelum sakaratul maut. Tapi orang kafir, maka kita hukumi ia tidak beriman kepada Allah secara zahir atau lahiriyah yang nampak di hadapan kita. Tidak berguna segala kebaikan orang kafir di dunia ketika ia mati, dan Allah tidak akan menerimanya.
Setan selalu hadir dalam setiap aktivitas dan keadaan kita, termasuk dalam sakaratul maut. Untuk itu Rasulullah telah mengajarkan kita adab dan doa agar terhindar dari bisikan dan tipu daya setan dalam setiap keadaan. Setan tidak akan menyia-nyiakan kesempatan pada saat seseorang dalam sakaratul maut, agar seorang hamba mati dalam keadaan su'ul khatimah.
Rasulullah bersabda:
"Sungguh ada seorang hamba yang menurut pandangan orang banyak mengamalkan amalan penghuni surga, namun berakhir menjadi penghuni neraka. Sebaliknya, ada seorang hamba yang menurut pandangan orang melakukan amalan-amalan penduduk neraka, namun berakhir menjadi penghuni surga. Sungguh amalan itu dilihat dari akhirnya." (HR. Bukhari No. 6493)
Kita tidak pernah tahu keadaan kita saat mati. Jangan pernah terlena dan ujub dengan setiap amalan yang kita lakukan selama nyawa belum sampai kerongkongan. Berlomba-lombalah selalu dalam kebaikan agar kita tercatat sebagai penghuni surga. Yang harus kita khawatirkan dan terus meminta pada Allah adalah bagaimana supaya akhir hidup kita husnul khatimah.
4. Saling tolong menolong dalam keadaan sakaratul maut
Yang bisa kita lakukan ketika saudara atau kerabat kita berada dalam sakaratul maut adalah mentalqinnya dengan mengucapkan kalimat Laa Ilaha Ilallah. Maksudnya adalah membimbing dan mengajarkan untuk mengucapkan kalimat tauhid tersebut dan pastikan itu adalah kalimat penutupnya.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Talqinkanlah (tuntunlah) orang yang akan meninggal dunia di antara kalian dengan bacaan laa ilaha ilallah" (HR. Muslim No. 2162)
"Barangsiapa yang akhir perkataannya adalah laa ilaha ilallah, maka dia akan masuk surga" (HR. Abu Daud)
Jangan melakukan sesuatu yang tidak diajarkan Rasulullah kepada orang yang berada dalam sakaratul maut, apalagi menuntun ia dengan ucapan selain laa ilaha ilallah.
Subhanaakallahumma wa bihamdika, asy-hadu al-laa ilaaha illaa anta, astaghfiruka wa atuubu ilaik.

No comments:
Post a Comment