Friday, 30 July 2021

Kajian Jumat: Agama Baha'iyyah

Kajian Jumat
Tema: Agama Baha'iyyah
Oleh: Ustadz Dr. Firanda Andirja, MA
Jumat, 30 Juli 2021
via Live Streaming

Baha'iyyah berasal dari Mirza Husain, lahir di Iran pada tahun 1817M dan wafat pada 1892M. Ia berasal dari keluarga yang dekat dengan orang Rusia yang tinggal di Iran.

Sekte ini adalah pecahan dari Syiah Al Imamiyah.

Baha'iyyah membangun sektenya di atas sekte Al Babiyyah.
Sekte Al Babiyyah adalah nisbah kepada Ali Muhammad Asysyirozi. Ia menggelari dirinya sebagai Al Bab (pintu). Lalu ia mengaku sebagai Imam Mahdi, lalu mengaku sebagai orang yang diberi wahyu dari Allah, atau dalam kata lain adalah Nabi. Dia memiliki kitab suci Al Bayyan yang ia katakan berasal dari Allah.

Al Bayyan adalah kitab suci dari Iran berbahasa Arab namun bahasanya kacau. Ia mengaku bahwa kitabnya lebih fasih daripada Alquran.
Al Aqdash (kitab suci Baha'iyyah) sering menukil dari Al Bayyan.

Ia berkata "Aku lebih baik daripada Muhammad, sebagaimana kitabku lebih baik daripada kitabnya Muhammad"

Jika kita pahami kitabnya, maka banyak sekali kesalahan pada nahwu, maknanya dan bahasa Arabnya kacau. Namun karena pengikutnya dari Iran, sehingga mereka tidak mengerti bahasa Arab.

Ali Muhammad ketika akan meninggal, memiliki 18 orang khusus yang ditugaskan mendakwahkan keyakinannya. Di antara 18 orang itu, yang paling spesial untuk melanjutkan dakwahnya bernama Ali Mirza Yahya Ali Al Mandzaroni, yaitu Saudara Sebapak dari Ali Mirza Husein (pendiri Al Baha'iyyah).

Al Aqdash (paling suci), adalah kitab kecil yang hanya berisi 112 halaman. Ia mengatakan bahwa Al Aqdash telah memansuhkan semua kitab sebelumnya. Semua syariat tidak berlaku lagi kecuali yang ada di Al Bayyan.

Di dalam Al Bayyan, zina selama saling ridho maka halal, begitupun di dalam kitab Al Aqdash.

Kita bisa melihat di situs mereka bahwa Allah telah melakukan penampakan sebelumnya, dan ini menunjukkan bahwa dia mengaku sebagai Nabi.

Ali Husein dikatakan meninggal dalam keadaan kondisi gangguan jiwa. Ia memiliki anak bernama Abbas yang menggelari dirinya dengan Abdul Baha.

Mengenai kitab Al Aqdash
Al Baha berkata dalam Al Aqdash:
"Barangsiapa membaca 1 ayat saja dari kitab ini, lebih baik daripada ia membaca seluruh kitab sebelumnya"

Di antara aqidah mereka, Al Baha meyakini bahwa dia adalah penampakan dari Allah.
Sikap mereka terhadap para Nabi, mereka bukan hanya mengakui Nabi dari Islam, bahkan ia mengakui ada Nabi dari Budha, Hindu, dan agama lainnya. Mereka meyakini bahwa Nabi Muhammad ﷺ bukanlah nabi terakhir.

Bagaimana mungkin dia berkata Al Aqdash telah membuat Alquran tidak berlaku lagi?
Padahal Rasulullah ﷺ adalah teladan seluruh umat.

Sikap mereka terhadap syariat adalah syariat merekalah yang paling benar.

Beberapa ajaran Baha'iyyah:
1. Wihdatul Adyan, mereka menganggap semua agama benar layaknya orang-orang liberal.

Mereka berkembang di banyak negara kafir karena ditolak di banyak negara muslim.

Ketika kita membicarakan Baha'iyyah maka kita harus merujuk pada kitab suci mereka, yaitu Al Aqdash.

Ali Al Mandzaroni senang membaca kitab-kitab sufi seperti Ibn Arabi.

2. Wihdatul Lughoh, semua bahasa sama.
Mereka mengelabui umat dengan bahasa yang manis, seolah-olah madu padahal racun.

Berkata Allah (versi mereka) mengenai kitab Al Aqdash
"Wahai orang-orang, tidaklah satu bahasa ini lebih baik daripada banyaknya bahasa"
Tujuan mereka agar segera bersatu. Ini adalah perintah, namun ini adalah sebuah perintah yang tidak bisa dilaksanakan.

Mereka yakini bahwa beda bahasa membuat perpecahan.

3. Persamaan wanita dan lelaki
Wanita diciptakan untuk dapat dilihat. Wanita adalah mawar, dicium keharumannya. Makanya wanita tidak diwajibkan menutup aurat.

Ibadah Al Baha'iyyah (menurut kitab Al Aqdash)
1. Tidak ada najis
Bahwasanya seluruh perkara telah tenggelam dalam laut kesucian. Barangsiapa tidak dapat air maka tidak perlu tayamum.

2. Shalat
Shalat hanya dikerjakan 3 waktu (9 rakaat) ketika Subuh, Dzuhur, dan Ashar.
Kemudian ditafsirkan oleh Abbas, ia mengatakan bahwa pilih 1 waktu saja sudah cukup.

Musafir cukup sekali sujud maka dianggap sudah melaksanakan shalat.

Shalat jamaah haram hukumnya kecuali hanya pada shalat jenazah dengan 6x takbir. Setiap takbir dibacakan ayat dari kitab Al Aqdash dengan kiblatnya adalah Al Baha, sang Nabi mereka. Al Baha dimakamkan di Palestina, maka di sanalah kiblat mereka.

3. Zakat
Zakat adalah 19% untuk mensucikan harta mereka.

4. Puasa
Mereka memiliki 19 bulan, bukan 12 bulan.
"Sesungguhnya bilangan bulan ada 19. Bulan pertama namanya Al Muhaimin."

Di antara bulan tersebut ada Al A'la, itulah waktu mereka berpuasa dan dilakukan selama 19 hari. Sedangkan Hari Raya mereka adalah Nawruz.

5. Haji
Mereka melaksanakan haji di Iran dan Palestina. Wanita tidak perlu berhaji.

6. Pernikahan
Poligami hanya dibolehkan memiliki 2 istri. Nikah hukumnya wajib.
Secara teori, boleh 2 istri. Secara praktik sulit dilakukan karena banyak persyaratan.

Abdul Baha mengatakan tidak mengapa menikah dengan kerabat walau mahram selama pengikutnya masih sedikit, kecuali menikahi istri Bapak.

Zina dilarang ketika tidak ada saling ridho, namun diperbolehkan kalau diridhoi oleh kedua orang tua. Hukum zina hanya berlaku kepada orang yang belum menikah secara sah. Adapun bagi yang sudah menikah, maka tidak ada hukum.

Jika orang berzina maka tidak dihukum, melainkan hanya mengeluarkan 9 mitsqal. Kalau diulangi maka hukumannya dilipatgandakan.

Telah disebutkan dalam kitab Al Bayyan, jika telah saling ridho antara laki-laki dan perempuan saling ridho dan kedua orang tua setuju.

No comments:

Post a Comment