Kajian Rabu
Tema: Masa Kritis
Oleh: Ustadz Muhammad Halid Syar'ie, Lc
Rabu, 14 Juli 2021
Online via Clubhouse
Jika ada orang yang memiliki power berbicara kepada kita di saat kesulitan saat pandemi sekarang
"Sudah bro, lo gue jamin. Kalau ada apa-apa telepon gue aja."
Pasti perasaan kita lebih tenang, lebih nyaman. Karena yang jamin kita adalah orang yang punya power, yang bisa menjamin kita.
Beda ketika ada yang orang isi ceritanya hanya kesusahan, lalu dia berkata "Lo gue jamin". Dengan dia berbicara seperti itu, jelas kitab nggak akan percaya.
Seharusnya kita merasa lebih beruntung lagi, lebih tenang, dan lebih nyaman ketika Allah yang menjamin hidup kita.
Allah memiliki 2 nama yaitu Al Wakil dan Al Kafil, yaitu penjaga atau pelindung.
Di mana saja Allah mengatakan 2 nama tersebut dalam Alquran, maka kita bisa yakini dan amalkan.
QS. Hud : 6
QS. Hud : 60
QS. Al Isra' : 31
Ketika kita mendengar ayat-ayat ini, seharusnya kita bisa lebih tenang lagi karena Allah telah menjamin setiap makhlukNya.
Pada saat kita lapar, Allah yang kasih rezeki. Pada saat wabah seperti sekarang pun, Allah masih kasih rezeki. Maka jangan sampai kita memiliki rasa takut atau rasa khawatir yang berlebihan, karena itu semua bisa merenggut kebahagiaan.
Ketika seorang hamba memiliki rasa tawakkal kepada Allah, maka Allah akan menjamin kebahagiaannya. Allah menurunkan Alquran untuk menjadikan kita bahagia. Islam pun datang untuk menjadikan kita bahagia, bukan ingin membuat kita sedih.
Ketika kita merasa kesusahan, maka kembalilah kepada Alquran, kepada Sunnah, kepada Islam. Maka tidak akan ada lagi kekhawatiran dan ketakutan di dalam diri. Dengan itu, ketenangan akan kita dapatkan.
Kadang kita lupa bahwa Allah telah menjamin. Kita lupa bahwa Allah telah memberikan solusi di dalam Alquran. Apapun yang terjadi, maka tenangkan diri kita lalu bacalah Alquran, dengan itu hati kita akan kembali tenang.
Kita pasti punya rasa khawatir dan rasa takut z itu manusiawi; tapi kesalahannya adalah nggak sedikit juga yang merasa insecure berlebihan.
Hasbunallah / Hasbiyallah wa ni'mal wakiil.
Ini perkataan yang membuat api yang panas menjadi dingin ketika Nabi Ibrahim dimasukkan ke dalam tungku dan ingin membakarnya, dengan mengucapkan itu maka Allah yang menjadi pelindung. Karena memang Allah sebaik-baik pelindung.
Kalau kita tidak mengenal siapa penjamin kita, maka kita akan sulit mengatakan kalimat mulia tersebut.
Rasa takut dan rasa khawatir yang berlebihan akan menjadi kendaraan syaithan dan mendorong hati orang-orang beriman menjadi sedih.
QS. Al Mujadillah : 10
Bisikkan syaithan tidak ada pengaruh sedikit pun bagi orang beriman selama mereka bertawakkal kepada Allah.
Kita jalani apa adanya segala yang terjadi. Ketika pandemi sekarang, maka kita ikuti arahan para ahlinya yaitu pemerintah dan para dokter.
Allah telah berjanji sebanyak 90x di dalam Alquran bahwa Allah akan menjamin hidup kita, sedangkan syaithan hanya berjanji 1x untuk menjadikan manusia miskin. Tapi kenapa kita percaya kepada 1x janji pendusta, yaitu syaithan itu? Naudzubillah.
Ada orang putus asa karena isu yang berkembang di media, padahal isu itu adalah hoax.
Di dalam neraka, ada orang-orang yang disiksa Allah dengan disobek pipi kanan dan kirinya hingga tengkuk, lalu dikembalikan lagi seperti semula, dan disiksa lagi, begitu seterusnya.
Para sahabat bertanya, "Siapakah mereka ya Rasulullah?"
Rasulullah ﷺ bersabda, "Mereka adalah orang-orang yang semasa hidupnya menyebarkan berita bohong"
Allah Ta'ala berfirman:
"Kalau datang kabar, periksa. Apakah benar atau tidak. Apakah memiliki maslahat ketika disebarkan atau tidak"
Rasulullah ﷺ bersabda
"Cukuplah seseorang dikatakan sebagai pembohong ketika dia menyebarkan semua berita yang didengar"
Semua berita yang kita sebar, akan ditanya dan diminta pertanggungjawaban oleh Allah di hari kiamat. Adapun kesalahan yang dilakukan setiap orang, maka kita katakan itu kesalahan. Namun ketika pemerintah yang melakukan, maka ahlussunnah memiliki adab dalam menasihati. Jangan sampai kita menurunkan wibawa seorang pemimpin apalagi sampai memberontak. Jika kita menginginkan pemerintah yang baik, maka jadilah masyarakat yang baik.
Penyakit yang banyak tersebar di masyarakat adalah orang bodoh yang sok tahu ikut berbicara apa yang dia tidak ketahui.
Ketika seseorang berbicara sesuatu yang dia bukan ahlinya, maka akan terdengar aneh dan justru bisa memperkeruh suasana. Seharusnya jika tidak mengerti, lebih baik diam dan terus belajar. Namun faktanya, semakin aneh justru semakin banyak pengikutnya.
Pertolongan Allah pasti datang dan pandemi pasti berlalu. Nggak ada yang abadi di dunia, maka jangan kehidupan dunia ini menjadikan kita sedih lalu menyerah dengan keadaan.
Jangan lupa bahagia meski di tengah cobaan. Selama kita muslim, kita masih pantas bahagia. Selama hati kita terpaut dengan Allah dan RasulNya, maka kita akan bahagia. Selama Alquran masih ada di hati kita, maka kita akan bahagia. Alquran turun untuk membahagiakan, bukan untuk bersedih.
Allah Ta'ala berfirman
"Janganlah kalian lemah, jangan pula kalian bersedih. Kalian akan tetap tinggi selama kalian beriman"
QS. At Taubah : 40
Ayat ini adalah hiburan untuk Abu Bakr ketika beliau menemani Rasulullah di tengah ancaman kaum kafir. Di waktu sesempit dan sesulit itu, Allah tetap menolong orang beriman.
Islam dan kebahagiaan tidak pernah bisa dipisahkan.
Rasulullah ﷺ bersabda:
"Kalau kamu sedang bertiga, maka yang berdua jangan berbisik, agar yang satu ini tidak sedih"
Islam mengajarkan tentang kebahagiaan, bahkan adab dalam memberi kebahagiaan hanya kepada satu orang.
QS. An Nahl : 97
No comments:
Post a Comment