Kajian Sabtu
Tema: Kewajiban yang Pertama
Oleh: Ustadz Badru Salam hafizhahullah
Sabtu, 24 Juni 2021
via Clubhouse
Kewajiban bagi seorang hamba:
Mengetahui tujuan Allah menciptakan manusia, yaitu mentauhidkan Allah
Allah Ta'ala berfirman:
"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepadaKu" (QS. Adz-Dzariyat : 56)
Allah mengambil perjanjian dari manusia untuk mentauhidkan Allah. Allah mengutus para rasul untuk manusia agar bertauhid. Karena tauhid diciptakanlah dunia dan akhirat, diciptakan pula surga dan neraka. Adanya catatan amal atas dasar tauhid. Bahkan kesengsaraan hamba atau kesenangan hamba adalah karena tauhid. Allah akan berikan cahaya di hari kiamat kepada hamba-hambaNya bagi mereka yang bertauhid.
Kalau kamu berbuat syirik, maka amalanmu batal meski amal shalihmu sangat banyak. Allah akan jadikan amalanmu hancur lebur, tidak ada manfaatnya. Maka sadarilah apa kewajiban seorang hamba, yaitu tauhid.
Allah Ta'ala berfirman:
"Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu, "Jika kamu berbuat syirik, niscaya akan terhapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi" (QS. Az-Zumar : 65)
Rasulullah ﷺ bersabda:
"Barangsiapa yang akhir perkataannya laa ilaaha illallah, maka dia akan masuk surga" (HR. Abu Daud)
Ketika kita tidak belajar tauhid, akibatnya fatal. Kita bisa terjatuh pada kesyirikan, bahkan mati di atas kesyirikan.
Allah Ta'ala berfirman:
"Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan baginya surga, dan tempatnya adalah neraka, tidaklah ada bagi-bagi orang zalim itu seorang penolong pun" (QS. Al Maidah : 72)
Para Nabi dan Rasul semuanya mendakwahkan tauhid, agar manusia hanya menyembah Allah dan menjauhkan kesyirikan. Ketika kita memahami tauhid, maka penting juga untuk kita mempelajari syirik.
Kita manusia, semuanya diciptakan. Maka kita harus sadar bahwa ada pencipta, yaitu Allah. Setelah kita yakin bahwa Allah yang menciptakan, mengatur alam semesta, dan memberi rezeki kepada makhluk, serta membutuhkan rahmat dan karunia Allah, maka kita harus tahu hak pencipta kita. Bahwasanya hak pencipta kita adalah harus diibadahi dan tidak disekutukan.
Allah Ta'ala berfirman:
"Dan sembahlah Rabbmu sampai datang al-yaqin (yakni ajal)" (QS. Al Hijr : 99)
Ketika kita mengenal ilmu dunia, maka sudahkah kita mengenal Allah lebih mendalam dari ilmu dunia?
Kebutuhan kita dalam mengenal Allah lebih penting daripada sekadar kita membutuhkan makan dan minum. Kebahagiaan paling hakiki adalah dengan mengenal Allah.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan:
"Di dunia itu terdapat surga. Siapa yang tidak masuk ke dalam surga dunia ini, maka dia tidak akan masuk ke surga akhirat"
Ibnul Qayyim menjelaskan bahwa surga dunia yang dimaksud adalah mengenal Allah, mencintai Allah, senantiasa mengingatNya, merasa tenang dan thuma'ninah ketika bermunajat kepadanya, menjadikan kecintaan hakiki hanya untukNya, memiliki rasa takut yang dibarengi dengan pengharapan kepadaNya, senantiasa bertawakkal kepada Allah dan menyerahkan segala urusan hanya kepada Allah.
Syaikh Shalih Utsaimin mengatakan bahwa mengenal Allah ada 2 cara:
1. Mengenal Allah melalui Alquran dan hadits
2. Melihat makhluk Allah yang luar biasa
Kenali Allah hingga kita bisa mencintai Allah. Betapa keringnya hati seorang hamba ketika dia tidak mau mengenal Allah. Kebahagiaan bukan terletak pada harta, jabatan, atau kesenangan dunia, tapi hakikat kebahagiaan adalah mengenal Allah.
Seorang hamba yang mengenal Allah pasti tahu bahwa ilmu Allah sangat luas dan selalu ada hikmah dari segala yang terjadi. Seorang hamba akan senang untuk berduaan dan bermunajat dengan Allah.
No comments:
Post a Comment