Friday, 17 September 2021

Kajian Jumat: Ketika Penghuni Kubur Berbicara

Kajian Jumat
Kitab Syarhus Sunnah karya Imam Al Barbahariy
Ketika Penghuni Kubur Berbicara
Oleh: Ustadz Mohamad Nursamsul Qamar, Lc
Masjid Nurul Iman
Blok M Square lt. 7, Jakarta Selatan
Jumat, 17 September 2021

Bahwasanya Allah tatkala memberikan mukjizat, Allah menyesuaikan mukjizat berdasarkan kondisi masa itu

Rasulullah ﷺ diberikan banyak mukjizat
1. Mengajak berbicara orang-orang kafir Quraisy setelah perang Badr
Ketika itu ada orang-orang yang menyakiti beliau sebelum hijrah seperti Abu Jahal, Ubaid bin Khalaf, dan ada petinggi Quraisy lainnya. Bahkan ada dari mereka yang menaruh kotoran unta di punggung beliau ketika sedang sujud.

Ketika perang Badr selesai, mereka terbunuh dan jenazahnya dikumpulkan dalam lubang dan Rasulullah ﷺ memanggil mereka satu persatu (ada 7 nama)
"Apakah kalian sudah mendapatkan seperti apa yang dijanjikan oleh Allah (dahulu Rasulullah ﷺ pernah mendoakan mereka dengan keburukan karena begitu kejamnya mereka kepada Rasulullah ﷺ)? Umar bin Khattab bertanya "Engkau bertanya kepada orang yang sudah di kuburan?" Beliau menjawab "kalian tidak lebih bisa mendengar daripada mereka"

Para ulama menyebutkan bahwa apa yang dialami Rasulullah ﷺ ini adalah mukjizat, karena tidak dalam setiap keadaan. 

Dari Ibnu Abbas, ia berkata:
"Nabi ﷺ pernah keluar dari sebagian pekuburan di Madinah atau Makkah. Lalu beliau mendengar suara dua orang manusia yang sedang diadzab di kuburnya. Beliau bersabda, "Keduanya sedang diadzab. Tidaklah keduanya diadzab karena dosa besar (menurut mereka berdua). Padahal itu merupakan dosa besar. Salah satu di antara keduanya diadzab karena tidak membersihkan bekas kencingnya secara sempurna dan yang lainnya karena sering melakukan namimah (mengadu domba)" (HR. Bukhari No. 6055 dan Muslim No. 703)

Rasulullah ﷺ mengetahui perkara ghaib hanya pada saat Allah memberikan petunjuk, bukan secara mutlak.

"Wahai Muhammad, katakan kepada mereka "bahwa aku tidak mengetahui kebaikan"
QS. Al A'raf

"Yang mengetahui perkara ghaib secara mutlak adalah Allah"
QS. Al Jin

Kita mengetahui perkara ghaib seperti ketika mengimani bahwa matahari akan terbit dari barat pada hari kiamat, dan kita mengimani bahwa akan turun dari bani Adam yang sangat besar fitnahnya yaitu Dajjal.

1. Keluarnya Dajjal
2. Terbitnya matahari dari barat

Kita mengetahui perkara ghaib setelah Allah memberi tahu melalui Alquran melalui RasulNya dalam Hadits.

Dukun mengetahui 1 perkara ghaib karena jin yang mencuri dari langit
"Jin yang saling berkumpul untuk mencuri berita dari langit untuk disampaikan kepada penyihir atau dukun dengan 1 kebenaran dan 100 kedustaan."

Rasulullah ﷺ tidak mengetahui secara mutlak, tapi beliau mengetahui sesuai yang Allah telah wahyukan.

Ketika jenazah diantar ke kuburan dan para pengantar sudah pulang
"Jenazah ini mendengarkan langkah kaki orang-orang yang mengantarkan dan didatangi 2 malaikat, Munkar dan Nakir"

Kita memahami hadits-hadits pada kasusnya dan tidak menyeluruh.

Tidak ada dalil yang jelas mengenai membaca Alquran kepada jenazah. Dalam perkara ghaib, ahlussunah tidak boleh menggunakan Qiyas/analogi di dalam perkara ghaib.

Banyak ayat di mana Allah menyebutkan
"Wahai Muhammad, engkau tidak akan bisa memperdengarkan ucapanmu kepada orang yang sudah meninggal, sebagaimana engkau tidak bisa memperdengarkan suaramu kepada orang yang tuli" (QS. Ar Ruum)

Ahlussunnah menetapkan sesuatu sebagaimana yang telah Allah dan RasulNya tetapkan, dan menafikan sebagaimana yang telah Allah tetapkan.

Hikmah dari ucapan Rasulullah ﷺ adalah hiburan bagi Nabi.

Ketika seseorang mengangkat sampai melewati batasan beliau, ini adalah ghuluw. Padahal beliau melarang umat ini untuk mengkultuskan beliau
"Jangan kalian berlebihan di dalam memujiku, sebagaimana orang Nashoro berlebihan dalam memuji Isa bin Maryam"

Apakah ada di sini yang berlebihan terhadap Rasulullah ﷺ?
Ada.
Qasidah yang dibawakan beberapa ulama yang menyatakan beliau mengetahui perkara ghaib 
"Wahai orang yang paling mulia. Orang yang tidak ada lagi tempat untuk aku mengadu dan meminta ketika terjadi musibah besar. Sesungguhnya di antara kebaikanmu adalah bumi dan langit dan ilmu pengetahuanmu adalah yang ditulis dengan pena dan termaktub di Lauhul Mahfudz"

Ini adalah syair yang menyesatkan.

Rasulullah ﷺ bersabda:
"Bagaimana mungkin suatu kaum bisa selamat"

Ketika kita mengetahui hakikat bahwasanya Rasulullah ﷺ tidak mengetahui perkara ghaib secara mutlak, maka kita tidak akan berlebihan menyanjung beliau.

Kita juga tidak akan meminta kepada Nabi ﷺ seperti minta kesembuhan di kuburan Nabi. Ini dilarang.

Semasa hidup, Rasulullah ﷺ pernah menyembuhkan mata Ali bin Abi Thalib.
Lalu Nabi ﷺ membersitkan sedikit air liurnya ke mata Ali dan sembuh seperti tidak pernah sakit sebelumnya.

Nabi ﷺ tidak menyembuhkan sendiri, melainkan atas izin Allah dan berdoa.

Pada perang Khaibar
'"Besok aku akan memberikan bendera ini kepada orang yang mencintai Allah dan RasulNya dan Allah dan RasulNya juga mencintainya."

Kekeliruan dalam aqidah tentang Nabi ﷺ berdampak pada sesuatu yang mengantar pada kesyirikan
1. Ghuluw
2. Meminta kepada Nabi ﷺ

Alam Barzakh di mana dunia tidak bisa menembusnya. Barzakh adalah penghalang.

Penghuni kubur tidak mendengarkan secara mutlak, melainkan hanya beberapa kasus sesuai ketetapan Allah dan RasulNya.

"Wahai Muhammad, sesungguhnya engkau tidak bisa memperdengarkan suaramu kepada penghuni kubur. Engkau hanyalah seorang pemberi peringatan bagi orang yang mau mendengarkan dari kalangan orang yang masih hidup" (QS. Fathir)

Ketika kita memahami makna ayat itu, maka seharusnya kita tidak meminta kepada Rasulullah ﷺ atau bertawassul.

Pentingnya kita menjelaskan bahwa penghuni kubur tidak bisa mendengarkan permintaan orang-orang yang masih hidup. Apakah yang meninggal itu Nabi, apakah itu yang meninggal wali, apakah yang meninggal itu orang shalih, mereka tidak akan bisa mendengar.

Ada yang berkeyakinan bahwa ia datang ke kuburan wali untuk meminta kesembuhan, sedangkan wali itu meninggal juga karena sakit.

Seorang muslim yang berjalan di atas pemahaman para salaf, maka akan selamat.

No comments:

Post a Comment