Wednesday, 27 July 2022

Kajian Rabu: Agar Bersatu // Ustadz Masykur Abu Mawaddah hafizhahullah

Kajian Rabu with The Rabbaanians
Agar Bersatu
Oleh: Ustadz Masykur Abu Mawaddah hafizhahullahu ta'ala
Masjid Agung Al Azhar, Jakarta Selatan
Rabu, 27 Juli 2022
 
Berbagai macam nikmat telah Allah berikan kepada kita. Baik itu nikmat kesehatan, nikmat rezeki, nikmat bisa bekerja, bahkan nikmat sebagai pengangguran. Semua itu wajib kita syukuri. Namun ada satu nikmat yang wajib juga kita syukuri, yaitu nikmat beribadah kepada Allah. Tidak semua orang mendapatkan nikmat ini, bahkan orang yang duduk di samping dan sangat mengenal Nabi pun tidak mendapat nikmat ini. Dia adalah Abu Thalib.

Di usia 12 tahun, ketika Rasulullah dibawa pamannya ke Syam, di sana ada pendeta yang memberitahukan bahwa anak ini akan menjadi pemimpin, yaitu sebagai Nabi dan Rasul.

Kita tidak pernah bertemu apalagi sampai duduk di samping Nabi, tapi kita bisa merasakan betapa nikmatnya agama beliau, agama Islam, dan tidak ada yang seindah agama ini.

Syaikh Muhammad At-Tamimi berkata:
Di antara perkara yang sangat menakjubkan dan perkara yang sangat besar yang menggambarkan akan Maha Kuasanya Sang Raja, Allah adalah 6 ushul yang Allah jelaskan dengan jelas untuk orang-orang yang awam. Penjelasan ini sangat menakjubkan dan indah di luar dari apa yang diperkirakan oleh manusia. Namun setelah dijelaskan dengan detil, mereka yang mengaku dirinya pintar dan memiliki akal yang waras, mereka salah memahaminya, kecuali hanya sedikit.
1. Berkaitan dengan ikhlas dan syirik;
2. Berkaitan dengan perintah untuk bersatu di atas agama yang lurus;
3. Berkaitan dengan perintah untuk mentaati penguasa;
4. Membedakan mana ulama dengan orang-orang yang berpura-pura menjadi ulama;
5. Penjelasan mengenai sifat wali-wali Allah dan orang-orang yang berpura-pura menjadi wali Allah;
6. Bantahan terhadap syubhat setan yang disebarkan oleh iblis bahwa Alquran tidak bisa dipahami oleh semua orang, kecuali orang tertentu sehingga banyak yang meninggalkannya.
---
Ushul 1
Ibnul Qayyim berkata:
"Semua isi Alquran menjelaskan tentang ikhlas dan tauhid dengan berbagai cara Allah menjelaskan, dengan sangat mudah dipahami."

Muhammad At-Tamimi berkata:
"Ketika kebodohan merajalela di tengah umat, hadirlah syaitan untuk menampakkan keikhlasan itu dalam bentuk melecehkan atau merendahkan para orang shalih."
Maksudnya adalah, jika kita tidak meminta ke kuburan orang shalih, maka kita dianggapi melecehkan hak-hak mereka. Ketika kita melarang orang meminta kepada kuburan, kita dianggap melecehkan mereka. Padahal ini adalah permainan syaitan, dan kita yang melarang hanya menginginkan umat untuk memurnikan ibadah hanya kepada Allah.
---
Ushul 2
Allah memerintahkan untuk bersatu di dalam agama yang lurus dan melarang berpecah belah. Allah telah menjelaskannya yang bahkan orang awam pun bisa memahaminya.

Kita dilarang untuk meniru cara beribadah orang-orang yang binasa. Allah pun menjelaskan bahwa Dia memerintahkan para rasul untuk bersatu di atas tauhid. Lebih nikmat lagi penjelasan ini jika ditambah dengan sunnah (hadits Nabi).

Sebagian orang menganggap bahwa berselisih dalam masalah aqidah, manhaj atau cara beribadah dianggap sebagai ilmu dalam fiqih. Sebaliknya, siapa yang mengajak kepada persatuan di atas agama yang lurus justru dianggap sebagai orang yang kurang kerjaan. Padahal kita mengajak kepada kelompok yang selamat, yaitu yang berada di barisan Rasulullah.
---
Ushul 3
Sesungguhnya di antara yang menyempurnakan persatuan di atas agama adalah kita mendengar dan taat kepada penguasa. Walaupun dia hamba sahaya. Dalam Islam, tidak sah mengangkat pemimpin dari budak, namun andai pun dia seorang budak maka kita wajib taat.

Allah menjelaskan hal ini dengan sangat mudah dipahami.

Kenyataannya adalah mereka yang memberontak kepada penguasa justru menjadikan semua berantakan dan kacau. Apapun alasannya. Namun hal ini tidak disadari oleh mereka yang mengaku sebagai orang berilmu.
---
Ushul 4
Kita harus mengetahui siapa yang benar-benar seorang ulama dan siapa yang palsu. Hal ini sudah dijelaskan di dalam surah Al Baqarah. Lebih jelas lagi disebutkan dalam sabda Rasulullah.
Namun yang terjadi adalah mereka mengamalkan hal baik, tapi hal mendasar dalam agama juga mereka rusak. Itulah cara mereka dalam mencampurkan yang haq dan bathil, dan akhirnya adalah kesesatan. Padahal Allah telah melarang untuk mencampurkan yang haq dan yang bathil.
 
Ada orang yang kebal dengan menggunakan ayat kursi. Dia merasa bahwa ini tidak mungkin perbuatan syaitan, karena syaitan akan lari ketika dibacakan ayat kursi. Bagaimana membantah syubhat ini?
Perbuatan yang diada-adakan lebih dicintai iblis daripada perbuatan maksiat. Jadi, perkara yang haq (ayat kursi) kemudian digunakan untuk bid'ah jelas dibantu oleh iblis, dan itulah kesesatan.
 
Sama dengan orang bisa kebal dengan hanya berdzikir menggunakan lafadz tauhid ratusan atau bahkan ribuan kali. Inilah mencampur yang haq dengan yang bathil. Maka jika itu benar datang dari Allah, gigi Nabi tidak mungkin patah ketika perang uhud, karena Nabi bisa saja menggunakan ayat-ayat itu.
---
Ushul 5
Sekarang orang tidak malu mengaku sebagai wali Allah. Bagaimana kita membedakan mana wali Allah dan wali syaitan? Gampang sekali jadi wali di Indonesia.
 
Cukup untuk mengetahui siapa wali Allah adalah ketika kita membaca Alquran
Surah Ali 'Imran ayat 31
"Katakanlah (Muhammad), "Jika engkau mencintai Allah, maka ikutilah aku"
Surah Al Maidah ayat 54
Surah Yunus ayat 62

Apakah orang gila mengikuti Rasulullah? Tidak.
Bagaimana mereka mau mengikuti Rasulullah sedangkan mengatur jiwanya saja dia tidak mampu.
Ada juga seorang ulama yang berakal tapi isi kajiannya melaknat, mencaci, bahkan mengajarkan memberontak.
---
Ushul 6
Ada orang yang menganggap seseorang bisa memahami Alquran dan Sunnah adalah mereka yang bisa bertemu Rasulullah dalam keadaan sadar, atau ketika mereka melihat Nabi Khidir. Ini adalah kesesatan. Tidak pernah ada riwayat yang menyebutkan bahwa Abu Bakar atau Umar bin Khattab bisa melihat Rasulullah dalam keadaan sadar. Ini adalah karangan mereka yang tersesat yang biasanya dilakukan oleh kaum yang mempelajari tasawuf.
---
Ada beberapa hal yang bisa menyatukan kita adalah:
1. Tauhid
Jangan pernah berharap kita bisa bersatu namun berbeda aqidah, karena suatu saat kita akan berpecah belah. Maka bersatulah dalam aqidah, yaitu kesamaan keyakinan bahwasanya hanya Allah yang berhak disembah dan diibadahi dengan benar. Kita harus berada dalam kesatuan Tauhid.

2. Bersandar kepada Alquran dan Sunnah Rasulullah
Sebagian orang tidak mau bersatu di atas Alquran dan Sunnah, karena masih ada pendapat dari tokoh-tokoh mereka. Ini adalah persatuan semu. Mereka mungkin bersatu di dunia, tapi mereka akan berpecah belah di akhirat nanti.
QS. Saba' : 31-32
QS. Al Ahzab : 66-67
QS. Ali 'Imran : 103
Tidak akan ada persatuan selain di atas ilmu Allah yang dibawa oleh Rasulullah.

Suami istri yang sehari-hari menampakkan kemesraan di depan umum tapi istri tidak menutup aurat, ini bukanlah hubungan di atas ketaatan Allah. Ada suami istri yang tidak pernah terlihat mesra, tapi ketika waktu Subuh saling membangunkan, saling mengajak shalat malam, atau suami marah ketika istri tidak menutup aurat, inilah hubungan di atas ketaatan kepada Allah. Mereka yang berhubungan tidak berada di atas ketaatan kepada Allah, maka mereka akan bertengkar di hari kiamat kelak.

Persatuan adalah salah satu nikmat Allah dan kita tidak akan pernah bisa bersatu ketika kita tidak bersatu dalam tauhid dan melaksanakan sunnah Rasulullah sesuai dengan pemahaman para sahabat. Jangan pula kita melupakan jalan hidup orang-orang shalih terdahulu dalam melaksanakan ketaatan mereka kepada Allah.

Segala hal yang menegaskan tentang Allah, maka putuskan dan tinggalkan logika kita. Gunakanlah keimanan kita dengan sepenuhnya. Akal dan logika tidak boleh menentang ketetapan Allah.

No comments:

Post a Comment