Kitab Tadzkiratus-Saami' Wal Mutakallim Fii Adabil 'Alim Wal Muta'alim
Hati-Hati Fanatik
Oleh: Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri hafizhahullah
Masjid Nurul Iman Blok M Square Jakarta Selatan
Sabtu, 7 Oktober 2023
Rasulullah ﷺ bersabda:
"Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan padanya, maka Allah akan pahamkan dia tentang ilmu agama"
Target kita adalah bagaimana ilmu itu menjadi karakter, dan itu target yang tidak mudah kecuali Allah mudahkan.
Kajian bukan hanya sekadar datang atau mengisi waktu. Niat dan tujuan akan menentukan semuanya. Kita harus sering melihat apa tujuan kita datang ke kajian.
Ilmu akan terlihat ketika seseorang mendapatkan atau melakukan sesuatu kepada orang lain. Bagaimana semua kejadian itu bisa kita tanggapi dengan ilmu yang benar. Ilmunya bergerak ke manapun dia bergerak, dan ini suatu hal yang sulit.
Ilmu itu di dada, bukan sekadar di atas kertas.
Kita harus evaluasi bagaimana kualitas kita bisa lebih baik lagi dalam menjalani syariat, bagaimana kita bisa lebih baik dalam menjalani Sunnah Rasulullah ﷺ, bagaimana kita semakin kuat berpegang kepada Tauhid dan menolak juga memerangi kesyirikan.
Sebelum kita bisa memberikan hak kepada ilmu, maka ilmu yang kita punya tidak akan bermanfaat. Untuk bisa menunaikan hak ilmu tersebut, kita harus memulainya dengan membersihkan hati dan membuang virus keburukan yang ada di dalam diri.
Di antara hak ilmu, ketika kita mempelajarinya adalah kita harus meluruskan niat dan membersihkan hati. Kita tidak boleh mempelajarinya dalam kondisi sombong, ujub, berbangga dengan dunia, hasad, dzalim, sum'ah , dan keburukan yang lain. Ketika kita bisa menghilangkan semua keburukan itu di dalam menuntut ilmu, maka Allah akan memberikan keberkahan.
Penuntut ilmu tidak boleh curang, pelit, dzalim, kufur nikmat, tamak terhadap dunia, hasad, penuh kebencian, sombong, tidak boleh juga sibuk dengan aib orang lain, perbanyak muhasabah, tidak boleh Fanatik terhadap siapapun kecuali Fanatik hanya kepada Allah, serta tidak boleh melakukan hal tercela lainnya.
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasulnya dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui" (QS. Al Hujuurat : 1)
Tidak boleh Fanatik kepada golongan ataupun ulama, guru, atau syaikh tertentu. Kita menuntut ilmu agama untuk bisa menuju atau kembali kepada Allah.
"... mereka yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal sehat." (QS. Az Zumar : 18)
Dari semua hal yang ada untuk diikuti, yang terbaik adalah Alquran dan Sunnah, dan hanya itu yang harus kita ikuti. Siapapun, ketika tidak sesuai dengan Alquran dan Sunnah, maka jangan diikuti.
Kita tidak boleh Fanatik dengan siapapun, tetapi kita diajarkan untuk saling menghormati orang lain.
Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia.
Sedangkan lawan dari sombong adalah tawadhu, yaitu sifat yang dicintai oleh Allah.
Tidaklah seseorang tawadhu karena Allah, maka Allah akan angkat derajatnya, karena tawadhu adalah menerima kebenaran dan menghormati manusia. Inilah yang harus dimiliki oleh seorang penuntut ilmu.
No comments:
Post a Comment