Saturday, 4 November 2023

Kajian Sabtu: Hidup Berkeluarga Semakin Berat. Benarkah?

Kajian Sabtu
Hidup Berkeluarga Semakin Berat. Benarkah?
Oleh: Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal hafizhahullah
Masjid Baiturrahman, Pondok Pinang, Jakarta Selatan
Sabtu, 4 November 2023

Kita bisa mengatasi masalah rumah tangga jika kita punya bekal ilmu. Sebagaimana berkahnya ilmu, Allah akan memberikan kita kebaikan.

Tips rumah tangga bahagia harus memiliki beberapa modal, di antaranya adalah:
1. Memiliki bekal ilmu agama
Allah Ta'ala berfirman:
"Wahai orang-orang beriman, jagalah diri dan keluarga kalian dari api neraka." (QS. At Tahrim : 6)

Ali bin Abi Thalib berkata dalam kitab tafsir Ibnu Katsir:
"Maksud dari surah At Tahrim ayat 6 adalah ajarkan adab dan ilmu agama kepada keluarga."

Ilmu agama adalah modal paling penting dalam menjaga keharmonisan rumah tangga.

Kita memang tidak pernah diajarkan tentang ilmu rumah tangga secara formal berdasarkan syariat. Kebanyakan kita diberikan pemahaman ketika berkeluarga hanya dalam aktivitas dunia.

Sebelum menikah, kita harus saling memahami dulu ilmu tentang pernikahan. Bagaimana masing-masing harus tahu kewajiban sebagai suami atau istri.

2. Tidak semua masalah dengan cerai
Permasalahan cerai ada 2 yaitu:
1. Talaq, yaitu dari pihak suami
2. Khulu', yaitu dari pihak istri

Setiap masalah tidak harus ditempuh dengan salah satu dari 2 hal di atas, karena pernikahan harus diatur dengan baik.

Nabi ﷺ bersabda:
"Wanita mana saja yang meminta cerai kepada suaminya tanpa ada alasan yang dibenarkan syariat, maka haram baginya mencium bau surga."

Seorang istri jangan pernah menantang suami untuk minta cerai,

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata:
"Meneruskan pernikahan lebih baik daripada mulai dari awal."

Jika memang diharuskan gugat cerai, maka harus ada alasan yang kuat, namun damai lebih baik.

"Dan jika seorang wanita khawatir akan nusyuz atau sikap tidak acuh dari suaminya, maka tidak mengapa bagi keduanya mengadakan perdamaian yang sebenar-benarnya, dan perdamaian itu lebih baik (bagi mereka) walaupun manusia itu menurut tabiatnya kikir. Dan jika kamu bergaul dengan isterimu secara baik dan memelihara dirimu (dari nusyuz dan sikap tak acuh), maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS. An Nisaa : 128)

3. Siap menerima kekurangan pasangan
Harus diperhatikan bahwa pasangan kita memiliki kesalahan. Namun, jangan fokus pada kesalahan pasangan. Lihatlah kebaikannya.

Nabi ﷺ bersabda:
"Janganlah seorang mukmin membenci mukminah. Jika suami tidak menyukai istrinya, maka hendaknya ia melihat yang disukai."

4. Ada yang mau mengalah atau mulai meminta maaf
Tujuan ini adalah supaya pertengkaran tidak berlanjut dan kembali damai.

Nabi ﷺ bersabda:
"Maukah aku beritahukan tentang istri kalian yang berada di surga?"

Mereka adalah wanita yang penyayang, memiliki banyak anak, dan berkata kepada suaminya "ini tanganku berada di tanganmu, aku tidak bisa tidur hingga engkau ridho."

"Janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan (rezeki) di antara kamu bersumpah (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kerabat(-nya), orang-orang miskin, dan orang-orang yang berhijrah di jalan Allah. Hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada." (QS. An Nuur : 22)

Memaafkan orang lain khususnya pasangan, maka Allah akan memaafkan kita.

Jika salah satu mau bertobat atau memperbaiki diri, maka maafkan dia dan jangan mencari kesalahannya.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata:
"Orang-orang muhsin memiliki keutamaan daripada mereka yang berada dalam keadaan yang lain seperti:
1. Keadaan paling baik (muhsin), yaitu membalas keburukan dengan kebaikan

2. Keadaan pertengahan (muqtasid), yaitu keburukan dibalas dengan keburukan yang semisal.

Dijelaskan oleh Syaikhul Islam bahwa kondisi ini cukup sulit, karena keadaannya harus sama.

3. Keadaan yang harus (dzalim), yaitu keburukan dibalas dengan keburukan yang lebih parah.

Muhsin memiliki 2 sifat yaitu:
1. Dimaafkan;
2. Diabaikan, menganggap seperti tidak ada apa-apa.

No comments:

Post a Comment