Sunday 28 January 2024

Kajian Ahad: Kitab Tauhid - Faidah Dzikir Pagi dan Petang (Bagian 1)

Kajian Ahad
Faidah Dzikir Pagi dan Petang
Oleh: Ustadz Arman Amri hafizhahullah
Masjid Nurul Iman, Blok M Square, Jakarta Selatan
Ahad, 28 Jan 2024 / 16 Rajab 1445

Dzikir pagi dimulai setelah shalat Subuh hingga terbit matahari
Dzikir petang dimulai setelah shalat Ashar hingga terbenam matahari

"Wahai orang-orang yang beriman, sebut-sebutlah asma Allah dengan hati dan lisan di setiap waktu dengan sepenuh hati. Sucikanlah nama-Nya dari segala sesuatu yang tidak sesuai dengan-Nya baik awal siang maupun akhirnya." (QS. Al Ahzab : 41-42)

"Maka bersabarlah kamu, karena sesungguhnya janji Allah itu benar, dan mohonlah ampunan untuk dosamu dan bertasbihlah seraya memuji Tuhanmu pada waktu petang dan pagi." (QS. Al Mu'min/Ghafir : 55)

"Maka bersabarlah engkau (Muhammad) terhadap apa yang mereka katakan dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu sebelum matahari terbit dan sebelum terbenam." (QS. Qaaf : 39)

Urutan-urutan di dalam dzikir:
1. Ayat kursi
Ayat ini banyak mengandung materi Tauhid di dalamnya, baik Rububiyyah, Uluhiyyah, maupun Asma was-Shifat.

ٱللَّهُ لَآ إِلَـٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلْحَىُّ ٱلْقَيُّومُ ۚ لَا تَأْخُذُهُۥ سِنَةٌۭ وَلَا نَوْمٌۭ ۚ لَّهُۥ مَا فِى ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَمَا فِى ٱلْأَرْضِ ۗ مَن ذَا ٱلَّذِى يَشْفَعُ عِندَهُۥٓ إِلَّا بِإِذْنِهِۦ ۚ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ ۖ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَىْءٍۢ مِّنْ عِلْمِهِۦٓ إِلَّا بِمَا شَآءَ ۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ ۖ وَلَا يَـُٔودُهُۥ حِفْظُهُمَا ۚ وَهُوَ ٱلْعَلِىُّ ٱلْعَظِيمُ

"Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhlukNya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar."

Allah menyebutkan namanya sebagai awal ayat yang menegaskan bahwasanya tidak ada yang berhak disembah dan diibadahi dengan benar selainNya.

Allah mensucikan diriNya dari kekurangan.
Allah tidak dihinggapi rasa kantuk dan tidak pernah tidur. Ini salah satu sifat kesempurnaan bagi Allah.
Allah juga menjelaskan tentang kebesaran diriNya.
Allah menjelaskan bahwasanya syafaat hanya milikNya. Tidak akan ada yang mendapatkan syafaat kecuali atas seizin Allah seperti kepada para Nabi, para Rasul, dan hamba-hamba Allah yang beriman untuk memuliakan mereka. Mereka pun akan memberikan syafaat dari Allah untuk kerabatnya yang membutuhkan juga atas izin Allah.

Kaum Muslimin akan berada di shaf terdepan di depan pintu surga.
Nabi Muhammad ﷺ akan bersujud kepada Allah untuk meminta izin agar beliau dan umatnya segera masuk ke dalam surga.

Wahai Muhammad, angkat kepalamu. Mintalah maka akan diberi syafaat. Segeralah berikan syafaat maka akan diizinkan.

Rasulullah ﷺ bersabda:
"Aku mendatangi pintu surga pada hari kiamat. Lalu aku minta dibukakan. Maka penjaga pintu Surga berkata, "Siapakah engkau?" Lalu aku jawab, "Aku Muhammad". Lantas malaikat tersebut berkata, "Aku diperintahkan dengan sebab engkau. Aku tidak membukanya untuk seorangpun sebelum engkau.” (HR. Muslim)

“Kami adalah umat terakhir, namun pertama pada hari kiamat. Kamilah yang pertama kali masuk surga. Walaupun mereka mendapatkan kitab suci sebelum kami dan kami mendapatkan kitab suci setelah mereka. Lalu mereka berselisih dan kami ditunjukkan Allah kepada kebenaran dalam hal yang mereka perselisihkan. Inilah hari mereka, yang mereka berselisih padanya, dan Allah tunjukkan kepada kita”. Nabi ﷺ bersabda lagi: “Hari Jumat, adalah hari kita, dan esoknya hari Yahudi, dan setelah esok adalah hari Nasrani." (HR. Muslim)

Makna Kursi dalam bahasa Arab adalah tempat meletakkan kedua kaki.

'Arsy adalah atap bagi seluruh makhluk. Artinya di atas 'Arsy tidak ada makhluk lain, yang ada hanya Allah.

2. Membaca Surah Al Ikhlash
Surah ini pun mengandung makna Tauhid, yaitu Tauhid Uluhiyyah.

"Katakanlah (Nabi Muhammad), “Dialah Allah Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan serta tidak ada sesuatu pun yang setara denganNya.”

Surah ini menjadi bantahan bagi siapapun yang meyakini bahwa Allah memiliki anak. Orang-orang musyrikin meyakini bahwa malaikat adalah anak-anak perempuan Allah. Naudzubillah.

Akhir surah ini menegaskan bahwasanya tidak ada yang serupa dengan Allah.

3. Membaca Surah Al Falaq
Disebutkan waktu Shubuh adalah karena permulaan siang, ketika dimulai saat Fajr yang kedua (Fajr Shodiq), berwarna kemarahan hingga terus membuat dan terbit matahari.

Allah menyebutkan waktu Shubuh karena umumnya makhluk yang berbuat kejahatan di malam hari akan menghentikan aktivitas.

Di antara kejahatan terjadi di waktu malam. Bahkan di antara makhluk yang melakukan kejahatan umumnya dilakukan di waktu malam.

4. Membaca Surah An-Naas
Surah ini mengandung kemuliaan bagi manusia karena menggabungkan kalimat Rabb dengan manusia.

Allah menyatakan bahwa Dia adalah Rajanya manusia.

"(Lalu Allah berfirman): "Kepunyaan siapakah kerajaan pada hari ini?" Kepunyaan Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan." (QS. Al Mu'min/Ghafir : 16)

Allah menyebutkan Dada adalah rumah bagi hati manusia. Jika rumah sudah dapat dikuasai oleh setan, maka bagaimana dengan isinya? Maka akan lebih mudah dikuasai oleh setan.

Surat Al-Falaq adalah memohon perlindungan dari keburukan yang berada di luar manusia. Seperti malam ketika gelap dan bulan ketika menghilang. Kedua waktu ini adalah waktu yang dianggap banyak kejahatan dan penyihir. Karena biasanya mereka melakukan kejahatan sihir dan hasud itu di waktu malam.

Sementara Surat An-Nas adalah permohonan perlindungan dari keburukan yang ada di dalam diri manusia. Seperti bisikan setan dan Nafs Al-Ammaroh Bissu’, jiwa yang selalu memerintahkan keburukan.

5. Bacaan ketika Dzikir Petang setelah membaca surah An-Naas.

أَمْسَيْنَا وَأَمْسَى الْمُلْكُ للهِ، وَالْحَمْدُ للهِ، لَا إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، رَبِّ أَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا فِي هَذِهِ اللَّيْلَةِ وَخَيْرَ مَا بَعْدَهَا، وَأَعُوذُبِكَ مِنْ شَرِّ مَا فِي هَذِهِ اللَّيْلَةِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهَا، رَبِّ أَعُوذُبِكَ مِنَ الْكَسَلِ وَسُوءِ الْكِبَرِ، رَبِّ أَعُوذُبِكَ مِنْ عَذَابٍ فِي النَّارِ وَعَذَابٍ فِي الْقَبْرِ

“Kami telah memasuki waktu petang dan kerajaan hanya milik Allah, segala puji bagi Allah. Tidak ada ilah (yang berhak disembah) kecuali Allah semata, tiada sekutu bagiNya. Milik Allah kerajaan dan bagiNya pujian. Dialah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu. Wahai Rabbku, aku mohon kepadaMu kebaikan di malam ini dan kebaikan sesudahnya. Aku berlindung kepadaMu dari kejahatan malam ini dan kejahatan sesudahnya. Wahai Rabbku, aku berlindung kepadaMu dari kemalasan dan kejelekan di hari tua. Wahai Rabbku, aku berlindung kepadaMu dari siksaan di neraka dan siksaan di kubur.” (HR. Muslim No. 2723)

6. Dzikir Pagi
اَللَّهُمَّ بِكَ أَصْبَحْنَا، وَبِكَ أَمْسَيْنَا، وَبِكَ نَحْيَا، وَبِكَ نَمُوْتُ وَإِلَيْكَ النُّشُوْرُ

“Ya Allah, dengan rahmat dan pertolongan-Mu kami memasuki waktu pagi, dan dengan rahmat dan pertolongan-Mu kami memasuki waktu petang. Dengan rahmat dan pertolongan-Mu kami hidup dan dengan kehendak-Mu kami mati. Dan kepada-Mu kebangkitan (bagi semua makhluk).” (HR. Tirmidzi No. 3391)

Dzikir Petang
اللَّهُمَّ بِكَ أَمْسَيْنَا، وَبِكَ أَصْبَحْنَا،وَبِكَ نَحْيَا، وَبِكَ نَمُوتُ، وَإِلَيْكَ الْمَصِيْرُ

“Ya Allah, dengan rahmat dan pertolongan-Mu kami memasuki waktu petang, dan dengan rahmat dan pertolongan-Mu kami memasuki waktu pagi. Dengan rahmat dan pertolonganMu kami hidup dan dengan kehendakMu kami mati. Dan kepada-Mu tempat kembali (bagi semua makhluk).”

7. Sayyidul Istighfar

اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ

“Ya Allah, Engkau adalah Rabbku, tidak ada ilah yang berhak disembah kecuali Engkau, Engkaulah yang menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu. Aku akan setia pada perjanjianku pada-Mu (yaitu aku akan mentauhidkanMu) semampuku dan aku yakin akan janjiMu (berupa surga untukku). Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan yang kuperbuat. Aku mengakui nikmatMu kepadaku dan aku mengakui dosaku. Oleh karena itu, ampunilah aku. Sesungguhnya tiada yang mengampuni dosa kecuali Engkau.”

Maksud dari perjanjian di atas adalah sebuah janji yang dilakukan oleh Allah dan hamba-hambaNya sebelum mereka dilahirkan ke dunia.

"Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)", atau agar kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya orang-orang tua kami telah mempersekutukan Tuhan sejak dahulu, sedang kami ini adalah anak-anak keturunan yang (datang) sesudah mereka. Maka apakah Engkau akan membinasakan kami karena perbuatan orang-orang yang sesat dahulu?" (QS. Al A'raf : 172-173)

Dzikir ini juga sarat dengan Tauhid.

8. Membaca (Dibaca Pagi dan Sore 3x)

اَللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ بَدَنِيْ، اَللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ سَمْعِيْ، اَللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ بَصَرِيْ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ. اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْكُفْرِ وَالْفَقْرِ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ

“Ya Allah, selamatkanlah tubuhku (dari penyakit dan dari apa yang tidak aku inginkan). Ya Allah, selamatkanlah pendengaranku (dari penyakit dan maksiat atau dari apa yang tidak aku inginkan). Ya Allah, selamatkanlah penglihatanku, tidak ada Ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Engkau. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari kekufuran dan kefakiran. Aku berlindung kepadaMu dari siksa kubur, tidak ada Ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Engkau."

9. Dzikir memohon keselamatan dunia dan akhirat

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ، اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي دِيْنِيْ وَدُنْيَايَ وَأَهْلِيْ وَمَالِيْ اللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِى وَآمِنْ رَوْعَاتِى. اَللَّهُمَّ احْفَظْنِيْ مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ، وَمِنْ خَلْفِيْ، وَعَنْ يَمِيْنِيْ وَعَنْ شِمَالِيْ، وَمِنْ فَوْقِيْ، وَأَعُوْذُ بِعَظَمَتِكَ أَنْ أُغْتَالَ مِنْ تَحْتِيْ

“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kebajikan dan keselamatan di dunia dan akhirat. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kebajikan dan keselamatan dalam agama, dunia, keluarga dan hartaku. Ya Allah, tutupilah auratku (aib dan sesuatu yang tidak layak dilihat orang) dan tenteramkanlah aku dari rasa takut. Ya Allah, peliharalah aku dari muka, belakang, kanan, kiri dan atasku. Aku berlindung dengan kebesaran-Mu, agar aku tidak disambar dari bawahku (oleh ular atau tenggelam dalam bumi dan lain-lain yang membuat aku jatuh).”

No comments:

Post a Comment