Friday 5 April 2024

Kajian Jumat: Malam 26 Ramadhan 1445 // Ustadz Yovin Abu Hammam hafizhahullah

Kajian Jumat
Malam 26 Ramadhan 1445
Oleh: Ustadz Yovin Abu Hammam hafizhahullah 
Jumat, 5 April 2024
Masjid Nurul Iman, Blok M Square, Jakarta Selatan

Ibadah-ibadah kaum Salaf

Kaum Salaf adalah generasi terbaik dari umat ini. Tidak ada yang lebih afdhol beribadah kecuali mereka. Tidak ada satu generasi di mana Allah memberikan rekomendasi atas ibadah yang mereka lakukan, kecuali generasi para Allah. Mereka adalah orang-orang terbaik. Orang-orang yang menentang jalan mereka maka akan disesatkan.

Barangsiapa yang menentang jalan Rasulullah ﷺ setelah jelas kebenaran di hadapan matanya dan mereka mengikuti selain jalannya orang-orang mukmin, akan Kami jauhkan mereka dari kebenaran dan akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka jahannam. Itulah seburuk-buruk tempat kembali.

Ketika ayat ini turun, tidak ada yang beriman kepada Rasulullah ﷺ kecuali para Sahabat.

Rambu-rambu di dalam ibadah:
1. Ibadah hanya murni milik Allah.

"Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku." (QS. Adz-Dzariyyat : 56)

Dakwahnya para Nabi dan Rasul yaitu mengajak kepada Tauhid. Apapun babnya, harus ada yang dikaitkan dengan Tauhid, termasuk dalam Fiqh.

Dan sungguh, Kami telah mengutus seorang rasul untuk setiap umat (untuk menyerukan), “Sembahlah Allah, dan jauhilah tagut”, kemudian di antara mereka ada yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula yang tetap dalam kesesatan." (QS. An Nahl : 36)

Di antara tipuan iblis adalah membuat seseorang keluar dari inti dari ibadah.

Manusia telah banyak yang keluar dari tujuan diturunkannya Alquran. Termasuk melagukan Alquran. Setiap irama Alquran seperti Nahawand, Rost, Jiharkah, tidak ada asal dari Sunnah.

Apapun ibadahnya, inti dari segala ibadah adalah mentauhidkan Allah.

2. Ibadah tidak akan diterima Allah kecuali memenuhi 2 syarat

Islam adalah agama yang terang.

Tidaklah diterima semua ibadah kecuali memenuhi 2 syariat yaitu Ikhlash karena Allah dan harus mengikuti tuntunan Rasulullah ﷺ.

Di masa sekarang, banyak yang tertipu dengan Fiqh Madzhab. Sebagian tidak lagi mencari kebenaran ketika mempelajari Fiqh Madzhab melainkan mencari pendapat yang sesuai hawa nafsu.

Ketika ada perbedaan pendapat para ulama, maka tugas kita bukanlah memilih mana pendapat yang cocok atau yang kita suka, tapi timbang seluruh pendapat dengan Alquran dan Sunnah.

Dalam agama Islam, seseorang yang mengikuti Rasulullah ﷺ, maka dia akan selamat.

Allah memuji para Sahabat, karena ketika mengalami kesulitan, mereka kembali pada dalil, kembali pada Rasulullah ﷺ.

Tidak sah sebuah ucapan kecuali dengan amal. Tidak sah sebuah amalan kecuali dengan niat. Tidak sah sebuah niat kecuali sesuai dengan Sunnah.

3. Ibadah harus berdasarkan dalil
Dalam ibadah, yang kita tunggu adalah contoh atau dalilnya, bukan menunggu larangannya. Jangan mengamalkan sebuah ibadah tanpa dalil. Namun dalam urusan dunia, maka yang kita tunggu adalah larangannya.

"Apakah mereka mempunyai sesembahan selain Allah yang menetapkan aturan agama bagi mereka yang tidak diizinkan (diridhoi) Allah? Dan sekiranya tidak ada ketetapan yang menunda (hukuman dari Allah) tentulah hukuman di antara mereka telah dilaksanakan." (QS. Asy-Syura : 21)

Para Sahabat, ketika melihat Rasulullah ﷺ beribadah, mereka tidak mengetahui hikmahnya, tidak tahu alasan beliau beribadah, tapi mereka hanya langsung mengikutinya dengan ittiba'.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata:
Dulu Imam Ahmad dan para ahli hadits berkata bahwa ibadah adalah menunggu datang dalil. Ibadah tidak disyariatkan kecuali dengan apa yang sudah ditetapkan Allah.

4. Ittiba' (mengikuti Rasulullah ﷺ) tidak akan terwujud kecuali ibadah seseorang berada dalam 6 perkara
1. Sebab kita beramal
Jika seorang beribadah kepada Allah dengan satu ibadah yang disertai dengan sebab tidak syar'i, maka ibadah ini ditolak.

2. Jenis ibadah
Seorang ketika menyembelih hewan kurban

3. Ukuran dalam ibadah
Jika ada orang shalat lalu dia tambah jumlahnya, maka amalannya tertolak.

4. Tata cara dalam ibadah
Banyak orang yang beribadah namun tata caranya keliru, maka amalan tersebut tertolak.

5. Waktu dalam ibadah
Ada orang yang berangkat Haji tapi di bulan Ramadhan, maka amalan ini tertolak.

6. Tempat dalam ibadah
Ada orang I'tikaf tapi di rumah, maka amalan ini tertolak.

Ada 3 pendapat ulama tentang I'tikaf.
1. I'tikaf tidak sah kecuali 3 masjid yaitu Masjidil Haram, Masjid Nabawi, dan Masjidil Aqsa 
2. I'tikaf tidak boleh di rumah, tetapi harus di Masjid.
3. I'tikaf boleh dilakukan di rumah.

5. Menjauhkan dari hal yang mengganggu saat beribadah
Seseorang harus bisa menjauhkan diri dari sesuatu yang mengganggu ketika beribadah.

6. Tujuan seorang hamba dalam beribadah adalah masuk surga dan selamat dari api neraka
Ada sebagian orang yang beribadah tapi tidak memiliki tujuan di atas, padahal kita diperintahkan untuk itu.

7. Ketika kita sudah berada di atas Sunnah, kita jangan terlalu yakin, karena belum ada yang bisa memastikan amal-amal kita diterima.

Seseorang yang belajar Manhaj Salaf, maka hatinya lembut.

No comments:

Post a Comment