Kajian Rabu with The Rabbaanians
Sempurna Di Mata Allah
Oleh: Ustadz Ali Hasan Bawazier hafizhahullah
Rabu, 15 Mei 2024
Masjid Agung Al Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan
Manusia adalah makhluk kesayangan Allah. Cukuplah menjadi bukti ketika Allah menciptakan Adam 'alayhissalam, lalu Allah memerintahkan para malaikat untuk sujud kepadanya. Ketika ada yang mengikuti perintah Allah, maka Allah mengutuk dan melaknatnya, yaitu Iblis.
Manusia bisa melakukan salah, tapi Allah memberikan pilihan kepada manusia untuk memperbaiki dirinya dengan bertaubat. Setelah Adam 'alayhissalam bertaubat kepada Allah setelah melakukan kesalahan, maka Allah meninggikan derajatnya.
Manusia diberikan 2 potensi oleh Allah:
1. Potensi untuk taat
2. Potensi untuk maksiat
Manusia menjadi hamba pilihan bagi Allah, bahkan ketika berbuat salah, Allah tidak langsung memberikan adzab melainkan masih diberi kesempatan untuk memperbaiki diri.
Mustahil manusia menjadi sempurna.
Allah memberikan manusia akal agar bisa mengetahui apa yang seharusnya diikuti atau ditinggalkan. Jika manusia tidak menggunakan akalnya, maka dia seperti binatang yang berperilaku semaunya.
Orang yang maksimal dalam menggunakan potensi tapi salah jalan akan menjadikannya rugi.
QS. Al Ashr : 1-3
Imam Syafi'i rahimahullah berkata
"Kalau Allah hanya menurunkan Surah Al Ashr saja di dalam Alquran, maka surah ini sudah cukup untuk menegakkan hujjah betapa kuasanya Allah."
Allah bersumpah demi waktu, menegaskan semua manusia merugi kecuali mereka yang memanfaatkan potensi ilmunya dengan beriman dan beramal shalih. Yang membuat kita semua menjadi barisan orang-orang yang beruntung adalah karena iman dan amal shalih tersebut.
Iman dalam agama bukan dilihat dari seberapa banyak hapalan Alquran, tapi iman itu adalah penyatuan ilmu dan amalan di dalam kehidupan.
Orang yang nggak shalat bukan hanya mendatangkan bahaya untuk dirinya sendiri, tapi juga bisa membahayakan orang lain. Karena orang yang nggak shalat pasti jauh dari kebaikan.
Sungguh kasihan orang-orang yang Allah beri potensi kebaikan dan nikmat, tapi mereka gunakan untuk maksiat. Seseorang yang benar-benar mencintai dan peduli adalah dia yang serius mengajak saudara dan kerabatnya untuk meninggalkan maksiat dan melakukan ketaatan kepada Allah.
Butuh kesabaran di dalam menyampaikan nasihat. Butuh juga kesabaran ketika menunggu orang yang dinasihati untuk menerima nasihat.
Di antara makna menasihati di dalam kesabaran adalah untuk menjadi orang baik tidak bisa sendirian, yaitu harus saling dukung, berjalan bersama untuk saling mengingatkan.
Kita tidak mungkin bisa istiqomah di dalam Iman dan beramal kecuali dengan sabar. Sabar adalah kepalanya iman. Kalau hanya sabar terhadap ujian dunia, itu sama seperti sabarnya binatang. Maka kita harus sabar dalam menjauhkan diri dari dosa dan maksiat. Sabar tertinggi adalah sabar di dalam ketaatan kepada Allah. Seorang yang sabar berarti menjadikan diri kita sempurna di mata Allah.
Jika kita mengukur kebahagiaan hanya dari materi atau harta, maka hanya sedikit Nabi yang akan merasakan kebahagiaan. Tapi Allah memberikan kebahagiaan dan kenikmatan untuk manusia yang taat kepadaNya. Nikmat dan bahagia yang sempurna adalah ketika manusia mengenal Allah.

No comments:
Post a Comment