Bingkisan Bagi Perindu Surga
Oleh: Ustadz Abdullah Taslim hafizhahullah
Ahad, 4 Agustus 2024 / 29 Muharram 1446
Masjid Nurul Amal, Pasar Minggu, Jakarta Selatan
Ayat-ayat Alquran merinci tentang keluasan rahmat Allah, pengampunan bagi hamba Allah yang bertaubat dari dosanya.
Rasulullah ﷺ bersabda:
"Seandainya orang mukmin mengetahui siksaan yang disediakan Allah, niscaya tidak ada seorang pun yang merasa bisa masuk surga-Nya. Andaikan orang kafir mengetahui rahmat yang dikaruniakan Allah, pasti tidak akan ada seorang pun yang berputus asa dari surga-Nya." (HR. Muslim)
Islam mengajarkan kepada kita sebab hidup kita terbimbing kepada jalan keselamatan, tidak berputus asa dari rahmat Allah.
Perindu Surga adalah mereka yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir. Allah memang mengajak hamba-hambaNya.
"Dan Allah menyeru (manusia) ke Darus-salam (surga), dan memberikan petunjuk kepada orang yang Dia kehendaki ke jalan yang lurus (Islam)." (QS. Yunus : 25)
Allah menurunkan ayat-ayat Alquran untuk mengutus Nabi ﷺ agar mencontohkan bagaimana agar seorang hamba bisa mendapatkan surga Allah. Seluruh Nabi dan Rasul mendakwahkan kepada Tauhid, serta menjelaskan untuk menjauhi sesembahan selain Allah. Para Nabi dan Rasul juga mengajarkan tentang bagaimana kita mendapatkan ridho Allah.
Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata:
"Inti pokok para Nabi dan Rasul sekitar 3 pokok Utama:
1. Mengajak manusia untuk mengenal Allah
2. Mengenalkan manusia tentang balasan yang akan mereka dapatkan ketika mereka beribadah kepada Allah
3. Mengenalkan manusia jalan agar sampai kepada ridho Allah.
Islam diturunkan dengan lengkap bagi manusia agar bahagia di dunia dan di akhirat.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan,
“Di dunia itu terdapat surga. Barangsiapa yang tidak memasukinya, maka dia tidak akan memperoleh surga akhirat.”
Ibnul Qayyim menjelaskan bahwa surga dunia adalah mencintai Allah, mengenal Allah, senantiasa mengingatNya, merasa tenang dan thuma’ninah ketika bermunajat padaNya, menjadikan kecintaan hakiki hanya untukNya, memiliki rasa takut dan dibarengi rasa harap kepadaNya, senantiasa bertawakkal padaNya dan menyerahkan segala urusan hanya padaNya.
Inilah surga dunia yang dirindukan oleh para pecinta surga akhirat.
"Kami tidak menurunkan Alquran ini kepadamu agar kamu menjadi susah." (QS. Thaha : 2)
Orang beriman itu beruntung, karena dengan imannya dia mendapatkan janji Allah di dunia bahkan di akhirat.
"Perumpamaan taman surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertaqwa; di sana ada sungai-sungai yang airnya tidak payau, dan sungai-sungai air susu yang tidak berubah rasanya, dan sungai-sungai khamar (anggur yang tidak memabukkan) yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai madu yang murni." (QS. Muhammad : 15)
Tidak semua orang yang ingin masuk surga melakukan sesuatu yang mengantarkan masuk ke dalamnya. Bahkan banyak yang tersesat jalan. Bukti bahwa Hidayah Allah itu sangat mahal.
"Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan di antara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar." (QS. Fathir : 32)
Rasulullah ﷺ bersabda:
حُفَّتِ الْجَنَّةُ بِالْمَكَارِهِ وَحُفَّتِ النَّارُ بِالشَّهَوَاتِ
"Surga itu diliputi perkara-perkara yang dibenci (oleh jiwa) dan neraka itu diliputi perkara-perkara yang disukai syahwat.” (HR. Muslim)
Rasulullah ﷺ bersabda:
حُجِبَتِ النَّارُ بِالشَّهَوَاتِ، وَحُجِبَتِ الْجَنَّةُ بَالْمَكَارِهِ
“Neraka itu tertutup (dikelilingi) dengan berbagai kesenangan dan surga itu tertutup dengan berbagai hal yang dibenci.” (HR. Al-Bukhari No. 6487 & Muslim No. 2822)
Rasulullah ﷺ bersabda:
«لَمَّا خَلَقَ اللَّهُ الْجَنَّةَ وَالنَّارَ أَرْسَلَ جِبْرِيلَ عَلَيْهِ السَّلَامُ إِلَى الْجَنَّةِ، فَقَالَ: انْظُرْ إِلَيْهَا وَإِلَى مَا أَعْدَدْتُ لِأَهْلِهَا فِيهَا. فَنَظَرَ إِلَيْهَا فَرَجَعَ، فَقَالَ: وَعِزَّتِكَ لَا يَسْمَعُ بِهَا أَحَدٌ إِلَّا دَخَلَهَا. فَأَمَرَ بِهَا فَحُفَّتْ بِالْمَكَارِهِ، فَقَالَ: اذْهَبْ إِلَيْهَا فَانْظُرْ إِلَيْهَا وَإِلَى مَا أَعْدَدْتُ لِأَهْلِهَا فِيهَا. فَنَظَرَ إِلَيْهَا، فَإِذَا هِيَ قَدْ حُفَّتْ بِالْمَكَارِهِ، فَقَالَ: وَعِزَّتِكَ لَقَدْ خَشِيتُ أَنْ لَا يَدْخُلَهَا أَحَدٌ. قَالَ: اذْهَبْ فَانْظُرْ إِلَى النَّارِ وَإِلَى مَا أَعْدَدْتُ لِأَهْلِهَا فِيهَا. فَنَظَرَ إِلَيْهَا فَإِذَا هِيَ يَرْكَبُ بَعْضُهَا بَعْضًا، فَرَجَعَ فَقَالَ: وَعِزَّتِكَ لَا يَدْخُلُهَا أَحَدٌ. فَأَمَرَ بِهَا فَحُفَّتْ بِالشَّهَوَاتِ، فَقَالَ: ارْجِعْ فَانْظُرْ إِلَيْهَا. فَنَظَرَ إِلَيْهَا فَإِذَا هِيَ قَدْ حُفَّتْ بِالشَّهَوَاتِ، فَرَجَعَ وَقَالَ: وَعِزَّتِكَ لَقَدْ خَشِيتُ أَنْ لَا يَنْجُوَ مِنْهَا أَحَدٌ إِلَّا دَخَلَهَا».
[حسن] - [رواه أبو داود والترمذي والنسائي] - [سنن أبي داود: 4744]
"Setelah Allah menciptakan surga dan neraka, Dia mengutus Jibril 'alayhissalam ke surga seraya berkata, 'Lihatlah surga dan semua yang Aku siapkan bagi penghuninya di sana.' Jibril pun melihatnya lalu kembali. Dia berkata, 'Demi keagunganMu, tidak ada seorang pun yang mendengarnya kecuali akan memasukinya.' Kemudian Allah memerintahkan sehingga surga diliputi oleh perkara-perkara yang tidak disukai, lalu berfirman, 'Pergilah ke sana lalu lihatlah, dan lihatlah semua yang Aku siapkan bagi penghuninya di sana.' Maka Jibril melihatnya, ternyata ia telah diliputi oleh perkara-perkara yang tidak disukai, sehingga dia berkata, 'Demi keagunganMu, sungguh aku khawatir tidak akan ada seorang pun yang memasukinya.' Allah berfirman, 'Pergilah dan lihatlah neraka serta semua yang Aku siapkan bagi penghuninya di sana. Maka Jibril melihatnya. Ternyata ia saling susun satu sama lain, sehingga ia kembali dan berkata, 'Demi keagunganMu, ia tidak akan dimasuki oleh siapa pun.' Kemudian Allah memerintahkan sehingga ia diliputi dengan berbagai syahwat. Lalu berfirman, 'Kembalilah lalu lihat lagi.' Maka Jibril melihatnya, ternyata ia telah diliputi oleh berbagai syahwat, sehingga dia kembali dan berkata, 'Demi keagunganMu, sungguh aku khawatir tidak akan ada seorang pun yang selamat darinya, melainkan akan masuk ke dalamnya'." (HR. Abu Daud)
Hal ini yang menjadikan kita takut sekaligus berharap. Inilah tujuan dari Alquran diturunkan, yaitu untuk bisa mengusahakan sebab yang menjadikan keinginan kita untuk masuk surga bisa tercapai dan terhindar dari api neraka.
Bingkisan bagi para perindu surga sesungguhnya adalah Islam. Siapa yang ingin memahami agama ini tergantung siapa yang ingin memiliki hati yang bersih dan tenang.
Allah menurunkan Alquran untuk memudahkan.
"Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Alquran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?" (QS. Al Qamar : 17)
Siapa yang mau menuntut ilmu agama, mempelajari Alquran dan Sunnah Nabi ﷺ pasti akan Allah mudahkan untuk memahami agama ini.
"Barangsiapa yang menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu agama, maka Allah memudahkan untuknya jalan menuju Surga." (HR. Muslim)
Dahulu para ulama Salaf, setelah selesai majelis ilmu, mereka tidak langsung beristirahat, melainkan mereka muroja'ah. Mereka menghabiskan waktunya untuk belajar. Mereka memahami bagaimana pentingnya ilmu. Ilmu tidak didapatkan dengan bersantai-santai. Mereka tahu bahwa surga memiliki harga yang tinggi maka mereka juga melakukannya dengan usaha yang tinggi pula.
Rasulullah ﷺ bersabda:
"Ketahuilah bahwa barang perniagaan Allah itu mahal. Dan ketahuilah bahwa barang perniagaan Allah itu adalah surga." (HR. Tirmidzi)
Dunia karena selalu melalaikan, diambil dari kata-kata yang rendah. Makanya orang-orangnya yang mengejar dunia adalah orang-orang yang rendah. Berbeda dengan para perindu surga, maka mereka adalah orang-orang yang tinggi, bahkan kita diperintahkan untuk meminta surga paling tinggi, yaitu surga Firdaus.
Hanya Islam yang bisa menjadi jalan untuk kita menuju surga. Tidak ada agama lain yang memberikan jalan tersebut.
"Adapun orang yang melampaui batas, dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggal(nya). Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal(nya)." (QS. An-Nazi'at : 37-41)
"Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia; sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai." (QS. Ar-Ruum : 7)
Islam mengajarkan kita dengan ilmu agar kita memahami bahwa untuk mendapatkan sesuatu, kita perlu bergerak. Terutama ketika kita menginginkan surga, maka kita akan lebih bersemangat untuk meraihnya.
Semakin kuat keyakinan kita, semakin semangat kita mengejar sesuatu.
Tahapan keyakinan terbagi menjadi 3, yaitu:
1. 'Ilmul Yaqin, yakin berdasarkan ilmu
2. 'Ainul Yaqin, yakin sudah melihatnya
3. Haqqul Yaqin, yakin karena sudah melakukannya
Seandainya hati kita bersih, maka kita tidak akan pernah bosan membaca Alquran. Tapi faktanya, kebanyakan dari kita sudah mengantuk ketika membaca Alquran, padahal belum sampai selembar dibaca.
"Berkatalah Rasul: "Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Alquran itu sesuatu yang tidak diacuhkan"." (QS. Al Furqon : 30)
Agama tidak dijadikan menjadi sesuatu yang memberatkan.
Majelis Ilmu disebut sebagai taman dari taman-taman surga. Hakikatnya adalah taman-taman surga itu indah. Namun ketika ada orang yang malas untuk duduk di majelis ilmu, malas mendengarkan Alquran dan Hadits dibacakan, maka ada yang salah dengan hatinya.
Di antara manfaat kita bersabar dalam menuntut ilmu yaitu ilmu akan membawa kita, tanpa kita sadari, menuju kepada kenikmatan dalam mempelajari agama ini.
Mengapa banyak orang yang tidak hadir ke majelis ilmu, itu karena Allah yang memilih hamba-hamba yang dikehendakiNya untuk mendapatkan hidayah.
No comments:
Post a Comment