Wednesday, 28 August 2024

Kajian Rabu: Syarh Kitab Doa-Doa Shahih // Ustadz Firanda Andirja hafizhahullah

Kajian Rabu
Syarh Kitab Doa-Doa Shahih
Oleh: Ustadz Firanda Andirja hafizhahullah
Rabu, 28 Agustus 2024
Function Room SiSeSa, Prapanca, Jakarta Selatan

Tema: DOA ISTIKHARAH

Istikharah adalah menyerahkan pilihan terbaik kepada Allah.

Sebelum datang Islam, orang-orang Jahiliyyah menggunakan Al Azlam (panah-panah kecil) bertuliskan Iya, Tidak, dan Abstain untuk mengundi nasib.

Allah Ta'ala berfirman:
"Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamr, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan anak panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan, maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan." (QS. Al-Maidah : 90)

Allah melarang perbuatan ini karena ini termasuk Kesyirikan. Ini adalah suatu kebodohan di mana seseorang menyerahkan keputusan kepada benda mati. Namun begitulah setan menghiasi manusia untuk melakukan hal tersebut, termasuk menghiasi kepada berhala, meminta kepada mayat, dan sebagainya.

Islam datang membawa syariat yang indah. Jika seseorang memiliki keinginan, maka dia melakukan ibadah yaitu shalat istikharah.

Doa istikharah ini menunjukkan lemahnya seorang hamba. Ketika kita melakukan doa istikharah, maka kita mengakui betapa lemahnya kita dan mengharapkan sesuatu hanya kepada Allah. Ini juga berhubungan dengan ibadah lain yang agung yaitu tawakkal.

Dari Jabir radhiyallahu 'anhu, ia berkata 
"Nabi Muhammad ﷺ mengajarkan kami agar beristikharah pada setiap perkara, sebagaimana beliau mengajarkan kepada kami satu surat dari Alquran, dan beliau bersabda, “Apabila seseorang di antara kamu mempunyai rencana untuk mengerjakan sesuatu, hendaknya melakukan shalat sunnah (Istikharah) dua rakaat, kemudian bacalah doa ini:

(اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْتَخِيْرُكَ بِعِلْمِكَ، وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ، وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيْمِ، فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلاَ أَقْدِرُ، وَتَعْلَمُ وَلاَ أَعْلَمُ، وَأَنْتَ عَلاَّمُ الْغُيُوْبِ. اَللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا اْلأَمْرَ -وَيُسَمَّى حَاجَتَهُ- خَيْرٌ لِيْ فِيْ دِيْنِيْ وَمَعَاشِيْ وَعَاقِبَةِ أَمْرِيْ -أَوْ قَالَ: عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ- فَاقْدُرْهُ لِيْ وَيَسِّرْهُ لِيْ ثُمَّ بَارِكْ لِيْ فِيْهِ، وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا اْلأَمْرَ شَرٌّ لِيْ فِيْ دِيْنِيْ وَمَعَاشِيْ وَعَاقِبَةِ أَمْرِيْ -أَوْ قَالَ: عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ- فَاصْرِفْهُ عَنِّيْ وَاصْرِفْنِيْ عَنْهُ وَاقْدُرْ لِيَ الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ثُمَّ أَرْضِنِيْ بِهِ)

 “Ya Allah, sesungguhnya aku meminta pilihan yang tepat kepadaMu dengan ilmu pengetahuanMu dan aku mohon kekuasaanMu (untuk mengatasi persoalanku) dengan kemahakuasaanMu. Aku mohon kepada -Mu sesuatu dari anugerahMu Yang Maha Agung, sesungguhnya Engkau Maha kuasa, sedang aku tidak kuasa, Engkau mengetahui, sedang aku tidak mengetahuinya dan Engkau adalah Maha Mengetahui hal yang ghaib. Ya Allah, apabila Engkau mengetahui bahwa urusan ini (orang yang mempunyai hajat hendaknya menyebut persoalannya) lebih baik dalam agamaku, dan akibatnya terhadap diriku atau Nabi ﷺ bersabda: …di dunia atau akhirat sukseskanlah untukku, mudahkan jalannya, kemudian berilah berkah. Akan tetapi apabila Engkau mengetahui bahwa persoalan ini lebih berbahaya bagiku dalam agama, harta dan akibatnya kepada diriku, maka singkirkan persoalan tersebut, dan jauhkan aku daripadanya, takdirkan kebaikan untukku di mana saja kebaikan itu berada, kemudian berilah kerelaanMu kepadaku.” (HR. Bukhari)

Para ulama berbeda pendapat mengenai kapan doa ini boleh dibaca. Ada pendapat bahwasanya doa ini boleh dibaca shalat, dan ada pendapat bahwa doa ini dibaca setelah shalat.

Para Ulama mengatakan bahwasanya shalat Istikharah adalah sunnah yang ditinggalkan.

Tidak ada istikharah pada perkara yang wajib, seperti tidak ada shalat istikharah sebelum melaksanakan shalat Zhuhur, atau puasa Ramadhan.

Imam Bukhari rahimahullah menaruh 7000 Hadits di dalam kitabnya, dalil tanpa pengulangan sekitar 4000 Hadits. Tidaklah beliau ketika ingin menaruh suatu hadits beliau melakukan istikharah terlebih dahulu.

Allah Ta'ala berfirman:
“Dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu, kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkal kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepadaNya” (QS. Ali Imron : 159)

Lelaki terbagi menjadi 3 dalam hal musyawarah, yaitu:
1. Lelaki sempurna, yaitu punya pendapat dan mau mendengar pendapat lain
2. Setengah Lelaki, yaitu hanya menggunakan pendapatnya sendiri dan tidak mau mendengar pendapat lain.
3. Lelaki yang bukan lelaki, yaitu tidak punya pendapat melainkan asal maju.

Seseorang bermusyawarah untuk mendapatkan yang terbaik. Seperti hal istikharah. Seseorang yang melakukan musyawarah dan istikharah, maka tidak perlu menyesal dan yakinlah itu yang terbaik.

Rasulullah ﷺ bersabda:
“Jika salah seorang di antara kalian berkeinginan keras untuk melakukan sesuatu, maka hendaklah dia mengerjakan shalat dua rakaat di luar shalat wajib" (HR. Bukhari)

Makna doa istikharah tersebut:
1. Meminta pilihan yang terbaik kepada Allah. Serahkan semuanya kepada Allah. Kalau menurut Allah baik, maka itu akan menjadi yang terbaik untuk kita.

2. Memohon karunia yang besar.

3. Allah mengetahui yang terbaik bagi kita. Allah adalah Maha Penyayang di antara semua penyayang. Allah lebih menyayangi kita daripada keluarga kita, istri atau suami kita, atau bahkan anak-anak kita.

4. Allah mengetahui hal ghaib terkait masa depan yang kita tidak pernah tahu. Kita mengingatkan diri bahwasanya kita tidak mengetahui apa-apa dan Allah yang tahu segalanya.

5. Berdoa dengan menyebutkan hajat atau keinginan kita. Allah Maha Mendengar dan Allah Maha Mengetahui.

Kita diminta untuk meminta dunia dan akhirat. Jika bisa meminta keduanya, maka mintalah keduanya. Kebaikan di dunia dan di akhirat.

Rasulullah ﷺ bersabda:

وَإِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالْخَوَاتِيمِ

"Amalan tergantung akhirnya." (HR. Bukhari No. 6607)

Tidak mengapa melakukan shalat istikharah secara berulang-ulang. Jika memang baik, pasti akan Allah mudahkan. Jika itu buruk, maka Allah akan gagalkan sehingga hajat yang kita inginkan tersebut tidak terjadi.

No comments:

Post a Comment