Tuesday, 3 September 2024

Silsilah Ilmiah 1 - Bag. 17: At-Tathayyur (Merasa Sial dengan Sesuatu) // Ustadz Abdullah Roy hafizhahullah

Silsilah Ilmiah 1 - Belajar Tauhid
Halaqah 17: At-Tathayyur (Merasa Sial dengan Sesuatu)
Oleh: Ustadz Abdullah Roy hafizhahullah
Selasa, 3 September 2024

At-Tathayyur adalah merasa bernasib sial karena melihat atau mendengar kejadian tertentu seperti melihat tabrakan atau orang berkelahi atau yang semisalnya, kemudian hal tersebut menyebabkan seseorang tidak jadi melaksanakan hajatnya seperti bepergian, berdagang dan lain-lain.

At-Tathayyur termasuk syirik kecil apabila perasaan tersebut diikuti.

Rasulullah ﷺ bersabda:
"Barangsiapa yang at-thiyarah, menyebabkan dia tidak jadi melakukan sesuatu, maka dia telah berbuat syirik." (HR. Ahmad)

Perasaan ini sebenarnya tidak akan memengaruhi takdir, sebagaimana hal ini dinafikan dan diingkari oleh Rasulullah ﷺ.

Rasulullah ﷺ bersabda:
"Dan tidak ada thiyarah" (HR. Bukhari dan Muslim)

Thiyarah hanya perasaan saja, yang tidak akan memengaruhi takdir Allah. Oleh karena itu, seorang Muslim tidak boleh mengikuti was-was syaithan ini, dan hendaknya dia memiliki keyakinan yang kuat bahwa semua yang terjadi di permukaan bumi berupa kebaikan dan keburukan adalah dengan takdir Allah semata.

Seorang Mukmin hendaknya yakin bahwa tidak ada yang mendatangkan kebaikan kecuali Allah, dan tidak melindungi dari keburukan kecuali Allah. Hanya bertawakkal kepada Allah semata dan berbaik sangka hanya kepada Allah. Jika datang perasaan was-was tersebut, maka hendaknya segera dihilangkan dengan tawakkal, dan tetaplah dia melaksanakan hajatnya. Apa yang terjadi setelah itu adalah takdir Allah.

Adapun At-Tafa'ul, itu diperbolehkan di dalam agama kita. Tafa'ul adalah berbaik sangka kepada Allah karena melihat atau mendengar sesuatu.

Dahulu Nabi ﷺ sering bertafa'ul seperti ketika terjadi Perjanjian Hudaibiyyah. Utusan Quraish saat itu bernama Suhail. Suhail adalah bentuk pengecilan dari nama Sahl yang artinya adalah mudah. Maka beliau pun berbaik sangka kepada Allah bahwa perjanjian ini akan membawa kemudahan dan kebaikan bagi umat Muslim. Maka benarlah persangkaan beliau. Setelah itu Allah membuka pintu-pintu kemudahan bagi umat Islam.

No comments:

Post a Comment