Kajian Ahad
Urgensi Belajar Pengasuhan
Pengantar 48 Kaidah Mendidik Anak karya Syaikh Shalih Al Munajid
Oleh: Ustadz Abu Salma Muhammad hafizhahullah
Masjid Baitussalam, Cilandak, Jakarta Selatan
Ahad, 6 Oktober 2024
Sebagian orang menganggap bahwasanya kewajiban parenting adalah urusan Ibu, sehingga seringkali kita dapati seorang suami acuh tak acuh dengan pendidikan di rumahnya.
Nasihat yang dihadirkan Allah di dalam Alquran yang disampaikan orang tua kepada anaknya, hampir semuanya adalah nasihat dari Ayah kepada anaknya.
Seorang laki-laki yang Allah jadikan sebagai pemimpin, maka Allah berikan amanat sebagai pelindung adalah sosok laki-laki. Parenting wajib untuk diketahui oleh seorang Muslim, bahkan lebih wajib untuk diketahui oleh seorang Ayah.
Parenting adalah istilah dari bahasa Inggris. Namun semua istilah hukum asalnya mubah. Kita tidak menghukumi sebuah istilah tanpa mengetahui hakikatnya.
Parenting seringkali didefinisikan sebagai aktivitas Mendidik anak, tapi seringkali kita lupa bahwa istilah parenting diambil dari kata parent yang berarti orang tua, sehingga parenting bermakna tentang bagaimana kewajiban orang tua kepada anak.
Parenting adalah aktivitas yang dilakukan oleh seseorang dalam menjalankan tugasnya sebagai orang tua. Konsep mendasar dari parenting adalah kita harus memahami bahwa Allah menciptakan kita untuk beribadah kepada Allah. Allah jadikan kita sebagai khalifah, yaitu yang memakmurkan bumi Allah. Untuk bisa menjalankan tugas sebagai hamba Allah, Allah sudah bekali kita dengan kemampuan seperti akal. Allah juga bekali kita dengan instrumen belajar, yang dengannya kita mengetahui sesuatu.
وَٱللَّهُ أَخْرَجَكُم مِّنۢ بُطُونِ أُمَّهَٰتِكُمْ لَا تَعْلَمُونَ شَيْـًٔا وَجَعَلَ لَكُمُ ٱلسَّمْعَ وَٱلْأَبْصَٰرَ وَٱلْأَفْـِٔدَةَ ۙ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
"Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur." (QS. An Nahl : 78)
Allah juga memberikan kita bakat dan skill.
Bakat itu unik. Orang dikatakan berbakat ketika dia melakukan sesuatu tanpa usaha keras namun dia mampu melakukannya. Skill dilakukan dengan cara berlatih sehingga dia mampu melakukan sesuatu. Untuk itu manusia sebagai khalifah memiliki peran yang berbeda-beda.
Zaid bin Tsabit radhiyallahu 'anhu diberikan bakat pengetahuan bahasa yang luar biasa oleh Allah. Kemampuan ini tidak diberikan kepada orang, dan ini adalah bakat yang tentu saja tidak dimiliki oleh setiap orang.
Usaamah bin Zayd radhiyallahu 'anhu yang usianya belum berusia 20 tahun, ketika itu diberikan mandat oleh Nabi ﷺ memimpin perang melawan imperium Romawi, di mana ketika itu Romawi sedang menguasai dunia. Namun Nabi ﷺ tidak memerintahkan Sahabat yang lain, karena Usamah berbakat.
Anak-anak sudah punya jalannya masing-masing. Tidak semua anak bisa diarahkan sesuai dengan keinginan orang tuanya. Allah tidak menjadikan semua makhlukNya sama. Namun tetap berikan pengajaran kepada anak dengan pondasi agama.
Syaikh Albani, Syaikh Bin Baz dan Syaikh Utsaimin memiliki anak laki-laki namun tidak ada satupun anak mereka yang menjadi ulama, namun mereka dibekali dengan ilmu agama, Aqidah, dan Manhaj yang kokoh. Untuk itulah anak-anak kita harus dibekali dengan Aqidah yang benar, agar mereka bisa selamat dari dunia. Namun mereka tidak bisa dipaksakan untuk mengikuti jejak orang tuanya.
Banyak di antara kaum Muslimin yang enggan kembali kepada agamanya, meninggalkan Alquran dan Sunnah. Itulah di antara penyebab kemunduran kita dalam segala aspek. Maka kita harus mengubah mindset kita di dalam berpikir dan di dalam pendidikan.
Kita bekerja untuk bisa menafkahi diri kita dan orang-orang yang berada di bawah kepemimpinan kita. Profesi utama laki-laki adalah sebagai suami dan juga sebagai seorang Ayah, karena tugasnya bukan hanya memenuhi kebutuhan fisik, tapi tugas utama seorang suami sekaligus ayah adalah untuk menyelamatkan diri kita, istri, dan anak-anak kita kita dari api neraka.
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ قُوٓا۟ أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا ٱلنَّاسُ وَٱلْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَٰٓئِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُونَ ٱللَّهَ مَآ أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkanNya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan." (QS. At Tahrim : 6)
Allah berikan tanggung jawab kepada seorang laki-laki sebagai pemimpin. Dia harus adil dan tegak. Allah jadikan laki-laki dan wanita tidak sama di dalam Islam. Ketidaksamaan itu justru yang menjadi istimewa.
"Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain(wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebahagian dari harta mereka. Sebab itu, maka wanita yang shalih, ialah yang ta’at kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka)." (QS. An Nisaa : 34)
وَٱلَّيْلِ إِذَا يَغْشَىٰ وَٱلنَّهَارِ إِذَا تَجَلَّىٰ وَمَا خَلَقَ ٱلذَّكَرَ وَٱلْأُنثَىٰٓ إِنَّ سَعْيَكُمْ لَشَتَّىٰ
"Demi malam apabila menutupi (cahaya siang), dan siang apabila terang benderang, dan penciptaan laki-laki dan perempuan. Sesungguhnya usaha kamu memang berbeda-beda." (QS. Al Lail : 1-4)
Allah bersumpah di dalam ayat di atas adalah siang dan malam, apabila itu berkombinasi, maka sempurnalah hari. Maka, sebuah keluarga ada bukan untuk saling bersaing, tapi saling melengkapi. Di dalam Islam, peran orang tua adalah peran yang jelas.
Setelah Allah menyebutkan sumpahNya dengan penyebutan siang dan malam, lalu laki-laki dan perempuan, Allah menyebutkan usaha kita yang berbeda-beda. Laki-laki diciptakan untuk melindungi perempuan, sedangkan perempuan adalah seorang makhluk yang halus dan harus dilindungi.
Konsep parenting di dalam Islam tidak akan bisa ditegakkan selama suami dan istri tidak saling memahami. Di dalam parenting Islam, yang menjadi acuan kita adalah Alquran dan As-Sunnah.
Pendidikan di dalam parenting ada 2 aspek, yaitu:
1. Aspek yang bersifat prinsip
Ini sudah lengkap di dalam Islam, sehingga tidak perlu melihat konsep yang lain di luar Islam.
2. Aspek yang bersifat aplikatif
Ini dikembalikan kepada urf atau kebiasaan, hasil riset, observasi, dan penelitian.
Dalam parenting Islam ada kaidah. Selama tidak keluar dari kaidah dan tidak melanggar syariat, maka itu boleh dilakukan.
Kaidah untuk berbuat baik kepada anak-anak sudah ada kaidahnya. Di antara bentuk hikmah adalah berbicara dengan anak haruslah sesuai dengan tingkat pemahamannya.
Manusia bisa diklasifikasikan. Di antara yang paling detail menjelaskan tentang klarifikasi adalah Imam Ibnu Hajar Al Asqolani dalam Fathul Bari.
Langkah pertama dalam parenting Islam adalah sejak kita masih belum menikah, di antaranya kita harus memantaskan diri untuk menjadi suami dan ayah yang baik. Ini tidak bisa dilakukan jika kita tidak belajar.
No comments:
Post a Comment