Wednesday, 16 October 2024

Kajian Rabu: Muslim Superhero Part. 1 (Khalid bin Walid) // Ustadz Muhammad Halid Syar'ie hafizhahullah

Kajian Rabu w/ The Rabbaanians
Muslim Superhero Part. 1
Oleh: Ustadz Muhammad Halid Syar'ie hafizhahullah
Masjid Agung Al Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan
Rabu, 16 Oktober 2024

Kita memiliki superhero yang asli, manusia, tidak fiktif, sejarahnya jelas. Kita tidak sedang dibohongi dengan cerita yang aneh, dan berasal dari cerita orang-orang kuffar.

Superhero Muslim berjuang dengan iman, ketulusan, keikhlasan dan merekalah yang bisa kita contoh, dan merekalah yang paling berhak disebut sebagai Pahlawan. Pahlawan di dunia dan akhirat. Mereka adalah para Sahabat Nabi ﷺ.

Allah cinta kepada mereka. Allah Ta'ala berfirman:
"Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar." (QS. At Taubah : 100)

Agar Allah ridho dan mencintai kita, maka kita mengikuti jalannya para Sahabat Nabi ﷺ dari kalangan Muhajirin dan Anshar. Siapa yang mengikuti jalan mereka, maka mereka akan selamat.

Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu pernah memberikan Nasihat kepada murid-muridnya 
"Siapa yang ingin menjadikan seseorang panutannya, ambillah contoh dari yang sudah meninggal. Mereka adalah Sahabat Nabi ﷺ. Merekalah umat terbaik, hati mereka paling baik, ilmu mereka paling dalam, tidak ekstrim, kaum yang sengaja dipilih Allah untuk menemani nabinya. Kenali oleh kalian keistimewaan mereka. Mereka berada di atas jalan yang lurus."

Orang yang masih hidup, jangan dijadikan panutan 100%.

Kita lebih membutuhkan superhero yang bisa kita contoh luar dalam. Allah sengaja mengutus Rasulullah dari golongan manusia, agar kita mengikuti apa yang beliau lakukan. Allah jadikan Sahabat Nabi ﷺ adalah contoh untuk kita. Maka kita harus lebih eksplor tentang mereka.

Di antara superhero Muslim adalah seseorang yang terkenal tangguh, tidak pernah kalah, seorang yang mengucapkan "Aku tidak banyak membaca Alquran karena berjihad", seorang yang mendapat julukan pedang Allah yang terhunus, dipuji oleh Rasulullah. Dia adalah Khalid bin Walid.

Khalid bin Walid adalah anak dari Walid bin Mughiroh. Ayahnya adalah seseorang yang dikekalkan oleh Allah adzabnya. Dia adalah seorang yang kaya raya, terkenal bijaksana dan terhormat. Dia mengenal berbagai syair di masa Jahiliyyah. Hingga dia mendengarkan Nabi ﷺ membaca Alquran, kemudian ia ditanya oleh Abu Jahal tentang lantunan Alquran tersebut.

Itu bukan syair sama sekali. Aku mengenal semua syair, tapi apa yang dilantunkan oleh Muhammad bukanlah syair.

Allah menceritakan kisah Walid bin Mughiroh di dalam Alquran:
"Aku akan membebaninya mendaki pendakian yang memayahkan. Sesungguhnya dia telah memikirkan dan menetapkan (apa yang ditetapkannya), maka celakalah dia! Bagaimana dia menetapkan?, Kemudian celakalah dia! Bagaimanakah dia menetapkan?, Kemudian dia memikirkan, sesudah itu dia bermasam muka dan merengut, kemudian dia berpaling (dari kebenaran) dan menyombongkan diri, lalu dia berkata: "(Alquran) ini tidak lain hanyalah sihir yang dipelajari (dari orang-orang dahulu), Ini tidak lain hanyalah perkataan manusia". (QS. Al Muddatsir : 17-25)

Dari Walid bin Mughiroh, lahirnya seorang Khalid bin Walid radhiyallahu 'anhu. Dalam Islam pasti ada yang keluar dari prinsip tersebut.

Khalid bin Walid adalah seseorang yang sejak kecil sudah latihan berkuda sambil memegang 2 pedang di tangannya.

Di antara kehebatan Khalid bin Walid adalah dia bisa menggunakan seluruh senjata untuk berperang. Dia juga memiliki taktik perang yang luar biasa.

Ketika dia masih berada di sisi kaum Musyrikin dan berperang dengan kaum Muslimin pada tahun 3 Hijriyyah, di mana Rasulullah ﷺ harus menghadapi kaum Musyrikin berjumlah 3000 orang. Khalid bin Walid memimpin sayap kanan dari kaum Musyrikin. Ketika Khalid mau maju, namun dia selalu ditembaki panah hingga mundur. Namun Khalid bin Walid menunggu kapan pemanah kaum Muslimin turun dari gunung. Melihat sepertinya kaum Muslimin sudah menang, maka mereka turun hingga gunung tersebut tersisa 10 orang kaum Muslimin, lalu Khalid bin Walid masuk dan menyerang dari belakang hingga banyak korban dari kaum Muslimin dan Khalid bin Walid berhasil mengalahkan mereka.

Tahun 7 Hijriyyah, ada peristiwa besar di dalam yaitu Perjanjian Damai Hudaibiyyah. Dengan Perjanjian itu Rasulullah ﷺ bisa masuk ke Kota Mekkah dan dihampiri oleh Walid bin Walid bin Mughiroh, lalu Nabi ﷺ bertanya, "Di mana Khalid? Aku memiliki seseorang yang memiliki akal yang cerdas namun dia tidak tertarik masuk Islam, maka itu hal yang aneh. Kalau saja Khalid mau menggunakan kecerdasannya untuk membantu kaum Muslimin, maka itu adalah kebaikan baginya. Jika Khalid mau masuk Islam, maka dia akan dijadikan sebagai orang yang terdepan dari yang lain."

Khalid datang dan memeluk Islam di hadapan Rasulullah ﷺ dan beliau berkata "Segala puji bagi Allah yang telah membuatmu masuk Islam."

Khalid bin Walid berkata kepada Rasulullah ﷺ:
"Aku datang ke sini dengan sejarah yang telah engkau ketahui. Tidaklah aku datang kepadamu melainkan aku menjadi musuhmu. Namun aku ke sini untuk meminta maaf kepadamu."

Khalid bin Walid hijrah dan memeluk Islam dengan tulus.

3 bulan dari awal Shafar tahun 8H, terjadilah perang Mu'tah. Inilah perang pertama yang diikuti Khalid bin Walid sebagai seorang Muslim. 1100km ke Syam, 3000 kaum Muslimin melawan 200.000 pasukan Romawi. Rasulullah ﷺ menjadikan Zaid bin Haritsah seorang Jenderal perang. Kalau Zaid wafat, maka berikan posisinya kepada Ja'far, kalau Ja'far wafat, maka berikan posisinya kepada Abdullah bin Rowahah.

Maka benarlah, Zaid bin Haritsah wafat. Ja'far pun wafat, lalu Abdullah bin Rowahah pun wafat. Kemudian bendera dipegang oleh Tsabit dan menyerahkan bendera kepada Khalid bin Walid.

Kemudian Khalid bin Walid menunggang kudanya dengan berputar agar pasukan kaum Muslimin terkesan banyak. Khalid bin Walid memerintahkan pasukannya untuk meneriakkan Allahu Akbar seiring debu yang ikut berputar mengikuti putaran kudanya, hingga mereka menyelamatkan diri dengan mundur dari musuh.

Setelah wafatnya Nabi ﷺ, Khalid bin Walid ikut seluruh perang kaum Muslimin bersama Abu Bakar. Lalu pada masa Umar bin Khattab, Khalid bin Walid tidak menjadi Jenderal perang, melainkan Abdurrahman bin Auf yang ditunjuk oleh Umar bin Khattab.

Rasulullah ﷺ bersabda:
"Sungguh berbahagialah seseorang yang mengambil tali kekang kudanya. Kalau diminta, ia melakukannya."

Di akhir kehidupannya, dia wafat di Syam pada 21 Hijriyyah. Beliau wafat di tempat tidur, sebuah tempat wafat yang tidak diinginkan olehnya. Dia hidup dalam keadaan terpuji, dan juga wafat dalam keadaan bahagia.

No comments:

Post a Comment