Kajian Senin
Bekal Sebelum Kematian #2 (Lanjutan)
Oleh: Ustadz Nizar Sa'ad Jabal hafizhahullah
Senin, 14 Oktober 2024
Masjid Al Ibadah, Kemang Selatan, Jakarta Selatan
"(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran." (QS. Az-Zumar : 9)
Inilah gambaran orang yang beriman dan takut dengan adzab Allah, sehingga mereka akan berlomba-lomba dengan kebaikan dan ketaatan. Dia juga tidak pernah merasa dirinya baik dan hebat di hadapan orang. Justru dia selalu bertanya apakah dia sudah berbuat baik. Cirinya adalah dia akan senang dan bahagia kalau ada yang menasihati dan mengingatkannya.
Jangan pernah merasa hebat dengan diri kita yang sekarang, karena yang dinilai adalah akhirannya.
Di Alquran disebutkan 2 jenis manusia yaitu:
1) manusia jauh dari kebaikan, dan
2) manusia yang mulia.
Letak perbandingannya adalah bagaimana ketika dia mengakhiri hidupnya.
"Demi (malaikat-malaikat) yang mencabut (nyawa) dengan keras, dan (malaikat-malaikat) yang mencabut (nyawa) dengan lemah-lembut" (QS. An-Nazi'at : 1-2)
Imam Al Qurthubi dalam kitabnya menjelaskan bahwasanya Abdullah bin Mas'ud berkata tentang 2 jenis manusia tersebut.
1) Manusia yang jauh dari kebaikan
"Yang dimaksud adalah ruhnya orang-orang kafir yang berbuat syirik, dosa besar seperti tidak shalat, tidak membayar zakat, dan dosa besar yang lain. Malaikat akan mencabut nyawa mereka dengan sangat keras dari setiap helai rambutnya. Mereka pun mencabut nyawa seorang hamba dari setiap ujung kukunya, bahkan mereka akan mencabut nyawa dari ujung jari-jari kaki dengan cara yang sangat keras seperti bulu domba yang basah dicabut satu persatu. Caranya adalah dengan dicabut, dikembalikan dan dimasukkan ke dalam, kemudian dicabut lagi. "Orang kafir pelaku Kesyirikan ketika dia dicabut nyawanya, dia melihat rohnya seakan-akan sedang tenggelam menuju ke dalam lautan.""
2) Kondisi yang dicabut dengan penuh kelembutan
Malaikat mencabut ruh orang beriman seperti tali pelana kuda yang lepas dengan sendirinya.
Kalau kita sedang bepergian dan kita tidak bisa melakukan shalat berjamaah, sehingga walau kita shalat sendirian, kita akan tetap mendapatkan pahala shalat berjamaah jika kita terbiasa melakukan shalat berjamaah.
Jika seorang selalu mengingat kematian, maka Allah akan memberikan keutamaan, di antaranya:
1. Menjadi seorang hamba yang selalu bertaubat
2. Hatinya selalu merasa cukup (qana'ah)
3. Ibadahnya menjadi lebih semangat
Jika seorang tidak pernah mengingat kematian, maka Allah akan memberikan adzab, di antaranya:
1. Tidak pernah bertaubat kepada Allah, karena tidak pernah merasa bersalah atau memiliki dosa
2. Tidak pernah merasa cukup, selalu merasa kurang
3. Malas untuk beribadah
Setelah ruh dicabut, maka seseorang akan meninggal dunia. Ketika seseorang meninggal dunia, maka ada 3 yang mengiringinya, yaitu:
1. Keluarga,
2. Harta,
3. Amalnya
Keluarga dan harta pulang meninggalkannya. Mereka tidak ingat lagi kepada kita setelah kita meninggal. Orang yang selama ini kita bantu, akan melupakan kita setelah meninggal. Harta yang kita kumpulkan dan banggakan tidak lagi bisa kita miliki. Harta kita akan direbutkan oleh orang-orang yang dulu berada dengan kita.
Sedangkan amal akan tinggal bersama kita. Siapa yang dibebaskan dari api neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka dia adalah orang yang berada di atas kemenangan. Sesungguhnya dunia adalah tipuan.
"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan" (QS. Ali Imran : 185)
Harta-harta itu akan menjadi miliki kita jika kita sedekahkan. Tapi jika hanya disimpan, tidak pernah bantu orang, tidak pernah bersedekah, maka itu bukan harta kita.
Setiap orang yang wafat, pertama kali masuk ke dalam kubur, yang terjadi adalah jasadnya akan ditekan dan dihimpit oleh Allah.
Dari Aisyah radhiyallahu 'anha, ia berkata bahwasanya Rasulullah ﷺ:
"Sesungguhnya di alam kubur akan terjadi penghimpitan. Andaikan ada orang yang selamat darinya, maka sungguh Sa’ad bin Mu’adz akan selamat darinya” (HR. Ahmad, 6/55)
Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu 'anhu, bahwa Nabi ﷺ bersabda ketika Sa’ad bin Mu’adz radhiyallahu ‘anhu meninggal,
"Lelaki ini membuat Arsy berguncang, dan akan dibukakan baginya pintu-pintu langit, dan ia akan dipersaksikan oleh 70 malaikat sebagai orang yang baik. Namun, ia mengalami penghimpitan di alam kubur kemudian terlepas darinya” (HR. An Nasa’i No. 2055)
Dari Abu Ayyub Al Anshari radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi ﷺ bersabda ketika ada seorang anak kecil yang meninggal,
"Andaikan ada orang yang selamat dari penghimpitan di alam kubur, sungguh anak ini akan selamat” (HR. Ath Thabarani dalam Mu’jam Al Kabir, 4/121)
Imam Adz-Dzahabi rahimahullah berkata,
"Himpitan kubur bukanlah adzab. Itu seperti orang tua yang sudah lama tidak bertemu anaknya". (Siyar An-Nubala).
Itu akan dialami oleh orang beriman.
Abdullah bin Umar radhiyallahu 'anhu berkata
"Kalau kita sedang kebingungan, maka kita memanggil para Sahabat untuk saling mengingatkan kematian agar bertambah keimanan kita."
No comments:
Post a Comment