Kajian Senin
Pembatal Keislaman Bag. 1: Kesyirikan
Oleh: Ustadz Luthfi Abdul Jabbar hafizhahullah
Masjid Al Ibadah, Kemang Selatan, Jakarta Selatan
Senin, 28 Oktober 2024
Waktu kita, jika kita gunakan untuk mempelajari ilmu agama, insyaa Allah akan menjadi Amal Shalih yang mendekatkan diri kita kepada Allah.
Orang yang masuk Islam adalah ibadah, maka ibadah ini pun bisa batal sebagaimana shalat, wudhu, puasa, yang bisa batal. Seseorang bisa batal islamnya secara sadar atau tidak sadar.
Ilmu tentang Pembatal Keislaman adalah wajib dipelajari bagi setiap Muslim. Allah memerintahkan kita untuk belajar. Mempelajari tentang Islam dan Pembatal Keislaman adalah wajib hukumnya.
Rasulullah ﷺ bersabda:
"Menuntut ilmu agama itu wajib atas setiap Muslim." (HR. Muslim)
Ilmu yang wajib adalah yang paling afdhol untuk dikerjakan. Amalan sunnah yang lebih banyak dikerjakan, tidak lebih afdhol dibandingkan amalan wajib. Ilmu yang paling wajib dipelajari oleh setiap Muslim adalah tentang Tauhid dan Aqidah.
An-Nawaqid berarti Pembatal.
Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpah(mu) itu, sesudah meneguhkannya, sedang kamu telah menjadikan Allah sebagai saksimu (terhadap sumpah-sumpahmu itu)." (QS. An Nahl : 91)
Adapun Islam artinya adalah berserah diri, dan Islam tersebut dibagi 2 yaitu:
1. Islam Qauni
Semua makhluk berserah diri kepada Allah secara hukum alam. Siapapun makhluknya, mereka pasti tunduk, tidak bisa memilih. Ketika seseorang dilahirkan secara laki-laki, maka itulah di antara contoh dari Islam Qauni.
2. Islam Syar'i
Tunduk kepada Allah sesuai syariat Allah.
Ketika Allah perintahkan shalat, lalu dia shalat. Itu salah satu contoh Islam syar'i.
Islam Syar'i adalah yang paling dipuji, karena itu bisa mendekatkan diri kepada Allah.
Islam secara bahasa adalah tunduk dan patuh
Islam secara istilah adalah tunduk kepada Allah dengan mengesakan dan bertauhid, dan berserah diri dengan ketaatan,
Seseorang yang mengaku Islam namun ketika ia melanggar perintah Allah, maka Islamnya belum sempurna.
Orang Islam bertingkat-tingkat sesuai kadar ketaatannya di sisi Allah. Seorang Muslim yang sempurna Islamnya adalah dia mendahulukan ketetapan Allah dibandingkan kepentingan pribadinya.
Ada sekitar 10 Pembatal Keislaman yang sering dilakukan oleh kaum Muslimin.
1. Kesyirikan
Secara bahasa, Syirik adalah menyekutukan Allah. Asal dari kata syirik artinya adalah bersekutu. Seseorang yang melakukan kesyirikan meyakini ada tandingan selain Allah.
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukanNya (syirik), dan Dia mengampuni apa (dosa) yang selain (syirik) itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Barangsiapa mempersekutukan Allah, maka sungguh, dia telah berbuat dosa yang besar."
(QS. An Nisaa : 48)
Di antara bentuk Kesyirikan adalah menyembelih kepada selain Allah seperti menyembelih untuk jin.
Secara istilah, syirik adalah menyamakan selain Allah dengan Allah di dalam perkara kekhususan-kekhususan Allah dalam hal Rububiyyah (yang menciptakan), Uluhiyyah (yang disembah), dan Asma was-Shifat (nama dan sifat Allah).
"Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia”. (QS. Al Ikhlas : 4)
"Demi Allah: sungguh kita dahulu (di dunia) dalam kesesatan yang nyata, karena kita mempersamakan kamu dengan Rabb semesta alam". (QS. Asy-Syu'ara : 97-98)
Hakikat syirik adalah memberikan hak kekhususan-kekhususan Allah kepada makhluk. Di antara bentuk kekhususan Allah yang tidak boleh diberikan kepada makhluk adalah ibadah.
Di antara bahaya Kesyirikan adalah:
1) Syirik adalah dosa yang paling besar.
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukanNya (syirik), dan Dia mengampuni apa (dosa) yang selain (syirik) itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Barangsiapa mempersekutukan Allah, maka sungguh, dia telah berbuat dosa yang besar."
(QS. An Nisaa : 48)
Itu sebabnya Luqman memerintahkan anaknya untuk tidak melakukan kesyirikan.
"Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar". (QS. Luqman : 13)
Berkata Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu anhu,
“Aku bertanya kepada Nabi ﷺ: Apa dosa yang paling besar di sisi Allah? Beliau ﷺ menjawab: Engkau membuat tandingan (sekutu) bagi Allah, padahal Dia telah menciptakanmu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari Abu Bakrah Nufai’ bin al-Hârits radhiyallahu 'anhu , ia berkata : Rasulullah ﷺ bersabda, “Maukah aku beritahukan kepadamu dosa besar yang paling besar?” Beliau ﷺ bertanya tiga kali. Kami (para Shahabat) menjawab, “Tentu, wahai Rasulullah.” Nabi ﷺ bersabda, “Menyekutukan Allah dan durhaka kepada kedua orang tua.” Awalnya Beliau bersandar kemudian duduk dan bersabda, “Serta camkanlah, juga perkataan bohong dan saksi palsu.” Nabi selalu mengulanginya sehingga kami berkata (dalam hati kami), “Semoga Beliau diam.” (HR. Bukhari No. 2654 dan Muslim No. 87)
Tidak ada dosa yang lebih besar daripada syirik walaupun itu membunuh seribu jiwa atau berzina.
2) Syirik membatalkan seluruh amalan.
Seseorang yang pernah melakukan berbagai ibadah, bahkan jika ia sudah melaksanakan haji, maka batal semua amalannya.
Bahkan Allah mengancam Nabi Muhammad ﷺ di dalam Alquran jika beliau berbuat Kesyirikan.
Allah Ta'ala berfirman:
"Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu. "Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi." (QS. Az-Zumar : 65)
Kalau amalan Nabi Muhammad ﷺ saja dihapus jika berbuat Kesyirikan, apalagi kita.
"Itulah petunjuk Allah, yang dengannya Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendakiNya di antara hamba-hambaNya. Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan." (QS. Al An'am : 88)
Syirik adalah perbuatan yang membuat Allah murka.
3) Orang yang berbuat syirik tidak akan diampuni dosanya
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukanNya (syirik), dan Dia mengampuni apa (dosa) yang selain (syirik) itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Barangsiapa mempersekutukan Allah, maka sungguh, dia telah berbuat dosa yang besar."
(QS. An Nisaa : 48)
Konteks ayat di atas adalah orang yang meninggal dalam keadaan syirik dan belum bertaubat. Itu dosa yang tidak akan diampuni. Jika ia bertaubat dari kesyirikan sebelum meninggal dunia, insyaa Allah akan diampuni.
4) Tidak akan mendapatkan syafaat Rasulullah ﷺ
Tidak akan ada yang bisa membela orang yang berbuat syirik di Hari Kiamat walaupun yang membela adalah seorang Nabi.
"Berilah mereka peringatan dengan hari yang dekat (hari kiamat yaitu) ketika hati (menyesak) sampai di kerongkongan dengan menahan kesedihan. Orang-orang yang dzalim tidak mempunyai teman setia seorangpun dan tidak (pula) mempunyai seorang pemberi syafa'at yang diterima syafa'atnya." (QS. Ghafir : 18)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, iia bertanya, "Wahai Rasulullah. Siapakah orang yang paling bahagia dengan syafaatmu pada hari Kiamat?” Rasulullah ﷺ menjawab, "Orang yang paling bahagia dengan syafaatku adalah, orang yang mengucapkan Laa ilaahaa illallaah dengan ikhlas dari hatinya“. (HR Bukhari No. 99)
"Maka tidak berguna lagi bagi mereka syafaat dari orang-orang yang memberikan syafaat" (QS. Al Muddatsir : 48)
Bahkan Nabi ﷺ pun tidak bisa mengeluarkan pamannya dari neraka. Nabi Ibrahim 'alayhissalam juga tidak bisa menolong Ayahnya dari neraka. Karena Paman Nabi ﷺ dan Ayahnya Nabi Ibrahim 'alayhissalam telah melakukan kesyirikan hingga mereka meninggal dunia.
5) Tidak akan masuk surga
Ada orang yang masuk neraka, tapi akhirnya ia dimasukkan ke dalam surga. Dia adalah yang melakukan dosa tapi bukan kesyirikan. Namun jika seseorang melakukan kesyirikan sampai ia meninggal, maka Allah mengharamkan surga baginya.
"Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah ialah Al Masih putera Maryam", padahal Al Masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu". Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang dzalim itu seorang penolongpun". (QS. Al Maidah : 72)
Syirik terbagi menjadi 2 yaitu:
1) Syirik kecil
Syirik ini tidak kekal di neraka. Ini hanya menggugurkan amalan yang terkontaminasi dengan Kesyirikan yang dilakukan.
Syirik kecil belum mengeluarkan seseorang keluar dari Islam.
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Sesungguhnya sesuatu yang paling aku takutkan atas kalian adalah syirik kecil. Mereka (para Sahabat) bertanya: "Apakah syirik kecil itu wahai Rasulullah?." Beliau menjawab: "Riya`” (HR. Ahmad)
Segala sesuatu yang bisa mengantarkan seseorang kepada syirik besar, atau disebut sebagai syirik kecil.
2) Syirik besar
Syirik besar kekal di neraka. Seorang yang melakukan syirik besar maka dia keluar dari Islam.
Jika seseorang meniadakan Allah di dalam hatinya, walaupun dia melaksanakan kewajiban-kewajiban di dalam Islam, maka itu termasuk ke dalam syirik besar. Inilah yang dilakukan oleh orang-orang munafik terdahulu.
"Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali." (QS. An Nisaa : 142)
Menyembelih kepada selain Allah adalah ibadah.
"Maka laksanakanlah shalat dan berqurbanlah" (QS. Al Kautsar : 2)
Kalau ada orang melaksanakan shalat kepada selain Allah, maka ini kesyirikan. Begitupun jika orang menyembelih bukan karena Allah, tapi misalnya ditujukan untuk jin, maka ini adalah kesyirikan, syirik yang besar.
Allah berilmu sedangkan ilmu makhluk sedikit. Ilmu Allah meliputi semua hal. Sedangkan kita hanya tahu yang sudah terjadi. Allah mengetahui yang ghaib, sedangkan kita tidak mengetahuinya.
“Katakanlah : “Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib kecuali Allah”, dan mereka tidak mengetahui bila mereka akan dibangkitkan” (QS. An-Naml : 65)
Jika ada seseorang yang mengetahui hal ghaib, maka dia telah menandingi atau menyekutukan Allah, khususnya di dalam ilmu. Itu sebabnya mendatangi dukun hukumnya adalah syirik besar.
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Barangsiapa yang mendatangi tukang ramal dan bertanya kepadanya tentang suatu perkara, maka shalatnya tidak akan diterima selama empat puluh hari” (HR. Muslim)
"Barangsiapa yang mendatangi dukun atau tukang ramal dan dia membenarkan ucapannya, maka dia berarti telah kufur pada Alquran yang telah diturunkan pada Muhammad.” (HR. Ahmad)
No comments:
Post a Comment