Tuesday, 21 January 2025

Kajian Selasa: Loyalitas dan Toleransi bagian 2 // Ustadz Subhan Bawazier hafizhahullah

Kajian Selasa
Kitab Prioritas dalam Ilmu, Amal, dan Dakwah
Loyalitas & Toleransi bagian 2
Oleh: Ustadz Subhan Bawazier hafizhahullah
Masjid Al Ibadah, Kemang Selatan, Jakarta Selatan
Selasa, 21 Rajab 1446 / 21 Jan 2025

Taqwa membuat kita memiliki Loyalitas dalam agama, dan kita berlepas diri dari hal-hal yang bisa membuat Allah murka.

Perintah Allah kepada kita untuk mengembalikan contoh seperti apa yang dicontohkan oleh para Rasul.

Syariat sudah jelas dan memerintahkan kita untuk menjadikan Nabi Muhammad ﷺ sebagai Suri tauladan yang paling baik. Agar kita mengetahui bagaimana muamalah di dunia.

Allah Ta'ala berfirman:
"Katakanlah (hai Muhammad) : Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diberikan wahyu kepadaku: “Bahwa sesungguhnya Sesembahan kamu adalah Sesembahan yang Esa”. Maka barangsiapa yang mengharap berjumpa dengan Rabb-nya, maka hendaklah ia mengerjakan amal shaleh dan janganlah ia mempersekutukan dengan seorangpun dalam beribadah kepada Rabb-nya." (QS. Al-Kahfi :110)

"Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad): "Ikutilah agama Ibrahim seorang yang hanif (lurus)" dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan." (QS. An Nahl : 123)

Nabi Ibrahim 'alayhissalam tidak pernah berbuat syirik, bahkan beliau berdoa agar dirinya dan keluarganya jauh dari menyembah berhala.

Agama ini dibangun di atas 2 pondasi, yaitu:
1. Harus ikhlas hanya untuk Allah
Jangan riya', sum'ah, atau ujub. Lidah kita senantiasa basah dengan kalimat bahwasanya shalatku, sembelihan, hidup dan matiku hanya untuk Allah.

"Katakanlah: "Sesungguhnya aku telah ditunjuki oleh Tuhanku kepada jalan yang lurus, (yaitu) agama yang benar, agama Ibrahim yang lurus, dan Ibrahim itu bukanlah termasuk orang-orang musyrik". Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam. Tiada sekutu bagiNya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)". (QS. Al An'am : 161-163)

Kita selalu meminta kepada Allah jalan yang lurus, Rabb semesta alam. Sedangkan kita adalah bagian dari alam tersebut.

Tidaklah satu makhluk yang berjalan di atas bumi melainkan rezekinya ada di sisi Allah.

2. Beragama seperti yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad ﷺ

Ada beberapa konsekuensi ketika kita mengaku mengikuti Nabi ﷺ yaitu:
1. Mentaati Nabi ﷺ 
2. Menjauhkan larangan Nabi ﷺ 
3. Percaya kepada yang Nabi ﷺ kabarkan
4. Tidak beribadah kepada Allah melainkan sesuai dengan cara yang telah disyariatkan.

"Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan RasulNya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan RasulNya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata." (QS. Al Ahzab : 36)

Kalau agama pakai perasaan, maka agama ini akan rusak. Agama adalah contoh.

"Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Aku cukupkan kepadamu nikmatKu, dan telah Kuridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Al Maidah : 3)

"Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka: "Sesungguhnya kami berlepas diri daripada kamu dari daripada apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja. Kecuali perkataan Ibrahim kepada bapaknya: "Sesungguhnya aku akan memohonkan ampunan bagi kamu dan aku tiada dapat menolak sesuatupun dari kamu (siksaan) Allah". (Ibrahim berkata): "Wahai Rabb kami hanya kepada Engkaulah kami bertawakkal dan hanya kepada Engkaulah kami bertaubat dan hanya kepada Engkaulah kami kembali". (QS. Al Mumtahanah : 4)

Semua ritual yang kembali kepada apa yang Allah tetapkan, maka tidak kata tidak enak. Kita harus mengikuti syariat. Jangan mudah ikut-ikutan, apalagi mengikuti orang-orang kafir.

Agama ini dalil dan hujjah. Jika ada Firman Allah, sabda Nabi ﷺ, dan para Sahabat melakukannya, maka kita sami'na wa atho'na.

Kita diharamkan untuk mengikuti ritual agama lain. Baik adalah ketika kita mendatangkan manfaat bagi orang lain. Sedangkan dalam perkara Aqidah, maka tidak ada toleransi.

Di antara pembatal keislaman adalah ketika kita tidak mengharamkan apa yang Allah haramkan, ketika kita tidak mengkafirkan orang-orang kafir.

Loyalitas dalam Islam memiliki beberapa sikap, yaitu:
1. Sikap loyal secara umum
2. Ada kecintaan dan kasih sayang secara khusus
3. Jangan ada kecondongan kepada orang kafir

"Dan kalau Kami tidak memperkuat (hati)mu, niscaya kamu hampir-hampir condong sedikit kepada mereka" (QS. Al Isra' : 74)

4. Bersikap lunak untuk mengambil hati mereka (orang-orang kafir). Jangan menjadi orang yang kaku, tetapi rangkul mereka.

Setelah bukti iman, yang diperintahkan kepada kita adalah bisakah kita membuat Muslim lainnya selamat dari kejahatan lisan dan tanganmu.

“Ada seorang laki-laki yang bertanya kepada Rasulullah ﷺ, “Siapakah orang muslim yang paling baik?" Beliau menjawab, “Seseorang yang orang-orang muslim yang lain selamat dari gangguan lisan dan tangannya”. (HR. Muslim)

"Maka mereka menginginkan supaya kamu bersikap lunak lalu mereka bersikap lunak (pula kepadamu)." (QS. Al Qalam : 9)

Di antara yang bisa menggugurkan dosa adalah berwudhu pada waktu yang tidak kita sukai, seperti tengah malam saat ingin shalat malam.

Dari al-Mughirah radhiyallahu anhu, dia berkata, “Aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda, “Sesungguhnya berdusta atasku tidak seperti berdusta atas orang yang lain. Barangsiapa berdusta atasku dengan sengaja, maka hendaklah dia mengambil tempat tinggalnya di neraka”. (HR. Bukhari No. 1229)

"Barangsiapa membuat suatu perkara baru dalam urusan kami ini (urusan agama) yang tidak ada asalnya, maka perkara tersebut tertolak” (HR. Bukhari No. 2697 dan Muslim No. 1718)

5. Jangan mentaati apa yang mereka (orang kafir) ucapkan

"dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas." (QS. Al Kahfi : 28)

6. Meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat bagi agama

“Di antara kebaikan islam seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat” (HR. Tirmidzi No. 2317, Ibnu Majah No. 3976)

7. Banyak bermusyawarah dalam segala perkara dunia

Segala sikap dalam loyalitas harus kita miliki agar kita tidak berlebihan atau kebablasan. Wallahu a'lam.

No comments:

Post a Comment