Wednesday, 22 January 2025

Kajian Rabu: Dahsyatnya Pertolongan Allah // Ustadz Ahmad Rasyid Bazher hafizhahullah

Kajian Rabu with The Rabbaanians
Dahsyatnya Pertolongan Allah
Oleh: Ustadz Ahmad Rasyid Bazher hafizhahullah
Masjid Agung Al Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan
23 Rajab 1446 / 22 Jan 2025

Orang tidak takut akan masa depan karena adanya pertolongan Allah kepada dirinya. Banyak orang memikirkan masa depan, tapi dia lupa bergantung kepada Rabbul 'Alamiin. Dia bergantung kepada sebabnya, kepada usahanya, tapi tidak bergantung kepada Allah. Kalau kita hanya bergantung kepada usaha kita, maka kita tidak bisa apa-apa.

“Dan manusia diciptakan dalam keadaan lemah" (QS. An Nisaa : 28)

Ketika Nabi Ibrahim dilemparkan ke dalam api, beliau meminta pertolongan Allah sehingga Allah menurunkan firmanNya:
"Kami berfirman: "Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim". Mereka hendak berbuat makar terhadap Ibrahim, maka Kami menjadikan mereka itu orang-orang yang paling merugi." (QS. Anbiya : 69)

Dalam kehidupan, kita sering ditempatkan pada sesuatu yang kita tidak merasa buntu, itu agar kita kembali minta pertolongan kepada Allah.

Satu-satunya perang yang diikuti oleh para malaikat, bahkan setan dan Iblis pun ikut perang adalah perang Badar.

Ketika kita ingin mendapatkan pertolongan Allah, maka cara dan jalannya harus benar, kemudian kita tempuh jalan tersebut.

Yakin bahwasanya kita adalah orang yang membutuhkan Allah.

"Hai manusia, kamulah yang butuh kepada Allah; dan Allah Dialah Yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji." (QS. Fathir : 15)

Jika kita merasa faqir dan butuh kepada Allah, maka kepada siapa lagi kita menggantungkan diri? Sayangnya, kita lebih yakin kepada makhluk daripada kepada Allah.

Semakin kita menghinakan diri dan tunduk di hadapan Allah, maka Allah akan semakin cinta kepada kita. Gelar terbaik bagi manusia adalah Abdullah, yaitu hamba Allah.

Dari Tsauban, ia berkata bahwa Rasulullah ﷺ bersabda,
“Hampir saja para umat (yang kafir dan sesat) mengerumuni kalian dari berbagai penjuru, sebagaimana mereka berkumpul menghadapi makanan dalam piring”. Kemudian seseorang bertanya,”Katakanlah wahai Rasulullah ﷺ, apakah kami pada saat itu sedikit?” Rasulullah ﷺ berkata, ”Bahkan kalian pada saat itu banyak. Akan tetapi kalian bagai sampah yang dibawa oleh air hujan. Allah akan menghilangkan rasa takut pada hati musuh kalian dan akan menimpakan dalam hati kalian ’Wahn’. Kemudian seseorang bertanya, "Apa itu ’wahn’?” Rasulullah ﷺ berkata, "Cinta dunia dan takut mati.” (HR. Abu Daud No. 4297 dan Ahmad 5: 278)

Tidak ada dalam sejarah, ketika kaum Muslimin memenangkan peperangan pada zaman Nabi ﷺ berada dalam jumlah yang lebih banyak dari jumlah musuh.

Sangat penting bagi kaum Muslimin untuk mengetahui agamanya dengan benar.

Apa penyebab musuh-musuh Islam berkumpul hingga menggerogoti umat?

Allah Ta'ala berfirman:
"Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)." (QS. Asy-Syura : 30)

Dari ayat ini kita bisa ambil kesimpulan, semua musibah yang kita alami adalah karena ulah kita sendiri.

Ketika Perang Uhud, di mana kaum Muslimin berjumlah 700 orang melawan kaum kafir Quraisy yang berjumlah 3000 orang dan dimenangkan oleh kaum Muslimin. Secara logika, kaum Muslimin seharusnya kalah, namun Tauhid kaum Muslimin yang menyebabkan ditolong oleh Allah.

Kewajiban bagi setiap Muslim dan Muslimah adalah menempuh jalan yang benar agar ditolong oleh Allah. Kita pantas untuk takut berjalan di dunia jika tidak ditolong Allah.

Sebab-sebab yang bisa mendatangkan pertolongan Allah.
1. Iman dan Amal Shalih 
Allah Ta'ala berfirman:
"Dan Kami selalu berkewajiban menolong orang-orang yang beriman." (QS. Ar-Rum : 47)

Jangan gunakan akal untuk menentang agama Allah.

"Sesungguhnya Allah membela orang-orang yang telah beriman. Sesungguhnya Allah tidak menyukai tiap-tiap orang yang berkhianat lagi mengingkari nikmat." (QS. Al Hajj : 38)

"Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang shalih bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhaiNya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembahKu dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik." (QS. An Nuur : 55)

Iman seseorang tidak akan pernah benar tanpa ilmu. Banyak orang yang menjadikan ilmu agama sebagai kebutuhan kesekian, sehingga dia menjadi orang yang bingung.

2. Mentauhidkan Allah dan menjauhkan kesyirikan.
Allah Ta'ala berfirman:
"Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang shalih bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhaiNya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembahKu dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik." (QS. An Nuur : 55)

Mentauhidkan Allah dan menjauhkan diri dari kesyirikan adalah amalan paling tinggi. Barangsiapa yang melakukannya, maka Allah akan mencintainya.

Jangan pernah bosan belajar tentang tauhid dan Aqidah yang benar. Inti dari Tauhid adalah menghilangkan ketergantungan hati kita kepada makhluk.

Rasulullah ﷺ bersabda:
”Allah melaknat orang-orang Yahudi dan Nasrani karena mereka menjadikan kubur Nabi mereka sebagai masjid, (Aisyah berkata), ‘Kalau bukan karena hal itu, niscaya kubur beliau akan dinampakkan, hanya saja beliau takut atau ditakutkan kuburnya akan dijadikan masjid’.” (HR. Bukhari No. 1390, 4441 dan Muslim No. 529)

”Dan ketahuilah, bahwa sesungguhnya umat-umat sebelum kamu telah menjadikan kubur nabi-nabi dan orang-orang shalih di antara mereka sebagai masjid (tempat ibadah). Tetapi janganlah kamu sekalian menjadikan kubur sebagai tempat ibadah, karena aku benar-benar melarang kamu dari perbuatan itu.” (HR. Ibnu Abi Syaibah)

3. Bersatu di atas Tali agama Allah dan saling bantu satu sama lain
Allah Ta'ala berfirman:
"Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayatNya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk." (QS. Ali Imran : 103)

"Perbaikilah hubungan di antara sesamamu; dan taatlah kepada Allah dan RasulNya jika kamu adalah orang-orang yang beriman". (QS. Al Anfal : 1)

"Dan taatlah kepada Allah dan RasulNya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar."
(QS. Al Anfal : 46)

Mendahulukan keperluan orang lain dari kebutuhan kita dalam perkara dunia, itu sangat dianjurkan. Namun mendahulukan orang lain dalam perkara ukhrowi, maka itu Makruh.

Rasulullah ﷺ bersabda:
“Allah senantiasa menolong seorang hamba selama hamba itu menolong saudaranya”. (HR Muslim No. 2699, Tirmidzi No. 1930, 1425, 2945, Abu Dawud No. 4946, Ibnu Majah)

"Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshor) 'mencintai' orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). Dan mereka (Anshor) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang orang yang beruntung" (QS. Al Hasyr : 9)

Ketika Nabi ﷺ pertama kali datang ke kota Madinah, beliau bersabda:
"Wahai manusia, tebarkanlah salam, bagikanlah makanan, dan shalatlah pada waktu malam ketika orang-orang sedang tidur, niscaya kalian pasti masuk surga dengan selamat.” (HR. Tirmidzi)

Dari Mush’ab bin Sa’d radhiyallahu 'anhu ia berkata, ‘Bahwasanya Sa’d radhiyallahu 'anhu merasa dirinya memiliki kelebihan daripada orang lain. Maka Rasulullah ﷺ bersabda.
“Bukankah kalian ditolong dan diberi rizki karena sebab orang-orang lemah di antara kalian?” (HR. Bukhari)

4.  Bersabar dan menunaikan kewajiban shalat (bertaqwa)
Allah Ta'ala berfirman:
"Jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan." (QS. Ali Imran : 120)

"Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar." (QS. Al Baqarah : 153)

“Jadikanlah sabar dan salat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu" (QS. Al Baqarah : 45)

"Bahwa Rasulullah ﷺ apabila mengalami sesuatu masalah serius, beliau segera melakukan shalat” (HR. Abu Daud)

“Sesungguhnya pertolongan itu datang dari sisi Allah kepada seorang hamba sesuai dengan level (tingkat) kesulitan atau kebutuhan. Dan sesungguhnya kesabaran itu datang dari sisi Allah sesuai dengan level musibah.” (HR. Al-Bazzar dalam Al-Musnad, 15: 327)

“Sesungguhnya Allah turunkan pertolongan sesuai dengan level kesulitan atau kebutuhan. Dan Allah turunkan kesabaran ketika sedang menghadapi musibah.” (HR. Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman, 12: 337)

"Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS. Az-Zumar: 10)

Rasulullah ﷺ bersabda:
“Dan ketahuilah, sesungguhnya kemenangan itu beriringan dengan kesabaran. Jalan keluar beriringan dengan kesukaran. Dan sesudah kesulitan itu akan datang kemudahan” (HR. Ahmad)

5. Senantiasa mencintai dan menyayangi kaum Mukminin dan berlepas diri dari orang-orang kafir dan dzalim
Allah Ta'ala berfirman:
"Dan barangsiapa menjadikan Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya pengikut (agama) Allah itulah yang pasti menang." (QS. Al Maidah : 56)

Sikap Al Wala Wal Bara' harus dimiliki oleh setiap kaum Muslimin, yaitu mencintai orang-orang Islam dan membenci orang-orang kafir dengan kekafiran mereka.

"Adapun orang-orang yang kafir, sebagian mereka menjadi pelindung bagi sebagian yang lain. Jika kamu (hai para muslimin) tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah itu, niscaya akan terjadi kekacauan di muka bumi dan kerusakan yang besar." (QS. Al Anfal : 73)

Berlepas diri dari orang-orang kafir bukan berarti memutus muamalah dengan mereka. Bahkan Rasulullah menggadaikan baju perangnya. Apalagi jika orang tua kafir, maka kita wajib berbakti dan menunjukkan akhlak mulia. Kita hanya membenci kekafirannya dan segala ritual ibadahnya, tapi kita tidak membenci orangnya.

Syaikh Utsaimin rahimahullah berkata:
"Tidak pantas Islam disandingkan dengan kaum Muslimin saat ini, karena tidaklah mereka mengamalkan nilai-nilai Islam melainkan hanya sedikit. Kalau kaum Muslimin saat ini mengamalkan Islam yang benar, maka orang-orang kafir akan berbondong-bondong masuk ke dalam Islam."

No comments:

Post a Comment