Monday, 13 January 2025

Kajian Senin: Perjalanan di Alam Akhirat // Ustadz Nizar Sa'ad Jabal hafizhahullah

Kajian Senin
Perjalanan di Alam Akhirat
Oleh: Ustadz Nizar Sa'ad Jabal hafizhahullah
Masjid Al Ibadah, Kemang Selatan, Jakarta Selatan
Senin, 13 Rajab 1446 / 13 Jan 2025

Inilah sebuah perjalanan yang sangat panjang dari kehidupan manusia.

1. Dunia, kehidupan umur manusia di dunia itu sangat pendek.

Rasulullah ﷺ bersabda:

أَعْمَارُ أُمَّتِـي مَا بَيْنَ السِّتِّيْنَ إِلَى السَّبْعِيْنَ وَأَقَلُّهُمْ مَنْ يَجُوزُ ذَلِكَ

Umur-umur umatku antara 60 hingga 70 tahun, dan sedikit orang yg bisa melampui umur tersebut” (HR. Ibnu Majah: 4236)

Kalau umur kita 40 atau 50, maka kita sudah memasuki hari yang semakin sempit. Bisa jadi 5-10 tahun lagi, kita sudah meninggalkan dunia ini. Begitulah kehidupan. Apa yang kita jalani hanyalah waktu yang sangat pendek.

Ad-dunya, sesuatu yang pendek dan dekat.
Memang itulah yang kita alami sekarang.

2. Alam kubur adalah alam yang sangat panjang. Kita tidak tahu kapan hari Kiamat akan tiba. Begitulah yang dirasakan para penghuni kubur.

Bagaimana kehidupan di alam kubur?
Tidak ada hawa nafsu, tidak membawa memiliki keinginan, tidak ada selera dan harapan. Alam kubur adalah balasan selama kita hidup di dunia. Jika yang kita lakukan kebaikan, maka alam kubur akan menjadi keindanhan, itulah teman-teman surga. Namun jika yang kita lakukan adalah maksiat dan pelanggaran hukum Allah, maka yang dirasakan adalah adzab.

3. Kehidupan setelah alam kubur
Ini pun kehidupan yang sangat panjang.
Ada Hari di mana manusia dibangkitkan dari kubur. Ada hari di mana manusia dikumpulkan di Padang Mahsyar dan berkumpul selama 50.000 tahun.

Kemudian ada Hisab, yaitu sidang pertimbangan Amal. Lalu seluruh manusia melewati shirath, yaitu kembatan yang ada di atas neraka jahannam. Kemudian mereka ada di surga atau mungkin masuk ke dalam neraka jahannam. Itulah yang disebut dengan Al Akhirah, yaitu sebuah perjalanan panjang.

Allah selalu mengingatkan kita dengan beriman kepada Allah dan beriman kepada Hari Akhir.

Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata tentang kekuatan orang beriman, yaitu:
1. Kekuatan untuk maju
Kekuatan untuk melakukan apapun yang diperintahkan oleh Allah 

2. Kekuatan untuk bertahan
Ibarat Bela diri, ada yang memiliki kekuatan di kaki, di badan, bahkan di semua tubuhnya. Ketika dia diserang dari manapun, dia sanggup menahan hawa nafsu dan bisikan setan. Dia bisa bertahan untuk tidak mengikutinya.

Allah Ta'ala berfirman:

وَٱعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّىٰ يَأْتِيَكَ ٱلْيَقِينُ

"Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal)." (QS. Al Hijr : 99)

Katakan, aku beriman kepada Allah dan aku akan istiqomah dengan 2 kekuatanku ini.

وَٱلْعَصْرِ إِنَّ ٱلْإِنسَٰنَ لَفِى خُسْرٍ إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ وَتَوَاصَوْا۟ بِٱلْحَقِّ وَتَوَاصَوْا۟ بِٱلصَّبْرِ

"Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran." (QS. Al Ashr : 1-3)

Manusia rugi karena mereka hanya bermain-main dengan hawa nafsu ya, sehingga dia tidak memiliki amalan di dalam dirinya.

Kita harus sering membahas kematian agar kita sadar bahwa hidup kita pendek. Perjalanan ke depan, itulah kehidupan yang nyata, yang sebenarnya.

Allah Ta'ala berfirman:

وَيَوْمَ يُنفَخُ فِى ٱلصُّورِ فَفَزِعَ مَن فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَن فِى ٱلْأَرْضِ إِلَّا مَن شَآءَ ٱللَّهُ ۚ وَكُلٌّ أَتَوْهُ دَٰخِرِينَ

"Dan (ingatlah) hari (ketika) ditiup sangkakala, maka terkejutlah segala yang di langit dan segala yang di bumi, kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Dan semua mereka datang menghadapNya dengan merendahkan diri." (QS. An Naml : 87)

Ketika malaikat sudah meniupkan sangkakala, maka habislah dunia.

3 surah yang bisa kita pelajari untuk mengetahui tentang peristiwa hari Kiamat.
1. At Takwir, ada 12 fenomena yang disebutkan ketika hari Kiamat
2. Al Infithar
3. Al Insyiqaq

Kapan Kiamat terjadi?
Yaitu ketika malaikat sudah meniupkan sangkakala pertama kali.

Tiupan sangkakala yang kedua adalah mematikan semua makhluk kecuali yang dikehendaki oleh Allah.

Tiupan sangkakala ketiga adalah membangkitkan manusia yang pertama kali meninggal dunia hingga yang terakhir kali.

Dari Abu Said Al Khudri radhiyallahu 'anhu, ia berkata bahwasanya Rasulullah ﷺ bersabda:
"Bagaimana akan bersantai-santai sedangkan malaikat peniup sangkakala (Israfil) telah meletakkan sangkakalanya ke mulutnya seraya menunggu perintah untuk meniupnya." (HR. Tirmidzi)

Hadits ini menimbulkan ketakutan bagi para Sahabat radhiyallahu 'anhuma. Padahal mereka bukanlah orang-orang yang lalai seperti kita. Mereka juga bukan orang-orang yang melakukan dosa. Rasa takut itu muncul justru dari mereka yang sudah dijamin surga.

Kita yang sering lalai dan bermaksiat justru yang paling merasa aman dari adzab Allah.

Allah Ta'ala berfirman:

أَفَأَمِنُواْ مَكْرَ اللَّهِ فَلاَ يَأْمَنُ مَكْرَ اللَّهِ إِلاَّ الْقَوْمُ الْخَاسِرُونَ‏

“Maka apakah mereka merasa aman dari makar Allah (adzab Allah yang tiada terduga)? Tidak ada (tiada) yang merasa aman dari makar Allah kecuali orang-orang yang merugi” (QS. Al-A’raaf: 99).

Rasulullah ﷺ bersabda:
"Hari Kiamat tidak akan terjadi sehingga kalian melihat sepuluh tanda: (1) penenggelaman permukaan bumi di timur, (2) penenggelaman permukaan bumi di barat, (3) pe-nenggelaman permukaan bumi di Jazirah Arab, (4) keluarnya asap, (5) keluarnya Dajjal, (6) keluarnya binatang besar, (7) keluarnya Ya’juj wa Ma’juj, (8) terbitnya matahari dari barat, dan (9) api yang keluar dari dasar bumi ‘Adn yang meng-giring manusia, serta (10) turunnya ‘Isa bin Maryam Alaihissallam.” (HR. Muslim No. 2901)

"Kemudian Allah mengirim angin, seperti semerbak minyak wangi, sangat lembut rasanya seperti menyentuh sutera. Tidak ada satupun jiwa yang di dalam hatinya terselip iman sebesar biji, kecuali angin itu akan mematikannya. Kemudian tinggal tersisa manusia-manusia paling jelek. Di tengah merekalah, kiamat terjadi." (HR. Muslim 1942).

Rasulullah ﷺ bersabda:
"Sebaik-baik hari yang matahari terbit padanya adalah hari Jumat; pada hari ini Adam Alaihissallam diciptakan, pada hari ini (Adam Alaihissalam) dimasukkan ke dalam surga, dan pada hari ini pula ia dikeluarkan dari surga. Dan tidaklah kiamat akan terjadi kecuali pada hari ini." (HR Muslim No. 854)

"Sesungguhnya seutama-utama hari kalian adalah hari Jumat, pada hari ini Adam Alaihissalam diciptakan, pada hari ini pula ia dimatikan, pada hari ini ditiupkan sangkakala (tanda kiamat), dan pada hari ini pula hari kebangkitan." (HR. Abu Daud No. 1047)

Berapa jarak antara tiupan sangkakala pertama dan yang kedua?

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata bahwasanya Rasulullah ﷺ bersabda:
“Jarak antara dua tiupan sangkakala itu empat puluh.” Ada yang bertanya: “Empat puluh hari?” Abu Hurairah menjawab: “Aku tidak peduli,” lalu mereka bertanya: “Empat puluh bulan?” Beliau menjawab: “Aku tidak peduli,” mereka bertanya lagi: “Empat puluh tahun?” Dia menjawab,”Aku tidak peduli.” Kemudian turunlah hujan dari langit, lalu mereka tumbuh seperti tumbuhnya sayuran. Semua bagian manusia akan hancur, kecuali satu tulang, yaitu tulang ekor. Darinya (tulang ekor) manusia diciptakan pada hari Kiamat." (HR. Bukhari dan Muslim)

Bumi dan langit akan diganti pada Hari Kiamat.

Allah Ta'ala berfirman:

يَوْمَ تُبَدَّلُ الْأَرْضُ غَيْرَ الْأَرْضِ وَالسَّمَوَاتُ وَبَرَزُوا لِلَّهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارِ

“(Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) langit, dan meraka semuanya (di padang Mahsyar) berkumpul menghadap ke hadirat Allah yang Maha Esa lagi Maha Perkasa.” (QS. Ibrahim: 48)

Orang-orang kafir tidak meyakini Hari Kiamat. Mereka menganggap bahwasanya setelah Kematian tidak ada lagi kehidupan.

Allah Ta'ala berfirman:
Dan tentu mereka akan mengatakan (pula): "Hidup hanyalah kehidupan kita di dunia ini saja, dan kita sekali-sekali tidak akan dibangkitkan". Dan seandainya kamu melihat ketika mereka dihadapkan kepada Tuhannya (tentulah kamu melihat peristiwa yang mengharukan). Berfirman Allah: "Bukankah (kebangkitan ini benar?" Mereka menjawab: "Sungguh benar, demi Tuhan kami". Berfirman Allah: "Karena itu rasakanlah azab ini, disebabkan kamu mengingkari(nya)". Sungguh telah rugilah orang-orang yang mendustakan pertemuan mereka dengan Tuhan; sehingga apabila kiamat datang kepada mereka dengan tiba-tiba, mereka berkata: "Alangkah besarnya penyesalan kami, terhadap kelalaian kami tentang kiamat itu!", sambil mereka memikul dosa-dosa di atas punggungnya. Ingatlah, amat buruklah apa yang mereka pikul itu." (QS. Al An'am : 29-31)

"Dan mereka berkata: "Apakah bila kami telah menjadi tulang belulang dan benda-benda yang hancur, apa benar-benarkah kami akan dibangkitkan kembali sebagai makhluk yang baru?" Katakanlah: "Jadilah kamu sekalian batu atau besi, Atau suatu makhluk dari makhluk yang tidak mungkin (hidup) menurut pikiranmu". Maka mereka akan bertanya: "Siapa yang akan menghidupkan kami kembali?" Katakanlah: "Yang telah menciptakan kamu pada kali yang pertama". Lalu mereka akan menggeleng-gelengkan kepala mereka kepadamu dan berkata: "Kapan itu (akan terjadi)?" Katakanlah: "Mudah-mudahan waktu berbangkit itu dekat", yaitu pada hari Dia memanggil kamu, lalu kamu mematuhiNya sambil memujiNya dan kamu mengira, bahwa kamu tidak berdiam (di dalam kubur) kecuali sebentar saja." (QS. Al Isra' : 49-52)

“Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang takut kepada azab akhirat. Hari kiamat itu adalah suatu hari yang semua manusia dikumpulkan untuk (menghadapi)nya, dan hari itu adalah suatu hari yang disaksikan (oleh segala makhluk)” Dan Kami tiadalah mengundurkannya, melainkan sampai waktu yang tertentu." (QS. Huud : 103-104]

Padang Mahsyar

Allah Ta'ala berfirman:
"Dan mereka akan dibawa ke hadapan Tuhanmu dengan berbaris. Sesungguhnya kamu datang kepada Kami, sebagaimana Kami menciptakan kamu pada kali yang pertama; bahkan kamu mengatakan bahwa Kami sekali-kali tidak akan menetapkan bagi kamu waktu (memenuhi) perjanjian." (QS. Al Kahfi : 48)

"Dan sesungguhnya kamu datang kepada Kami sendiri-sendiri sebagaimana kamu Kami ciptakan pada mulanya, dan kamu tinggalkan di belakangmu (di dunia) apa yang telah Kami karuniakan kepadamu; dan Kami tiada melihat besertamu pemberi syafa'at yang kamu anggap bahwa mereka itu sekutu-sekutu Tuhan di antara kamu. Sungguh telah terputuslah (pertalian) antara kamu dan telah lenyap daripada kamu apa yang dahulu kamu anggap (sebagai sekutu Allah)" (QS. Al An'am : 94)

Rasulullah ﷺ bersabda:
"Manusia kelak pada hari kiamat akan dihimpun dalam keadaan tidak beralas kaki, telanjang bulat dan tidak berkhitan’. Maka aku penasaran, lalu bertanya: ‘Wahai Rasulallah, laki dan perempuan semuanya akan dihimpun bersamaan, nanti mereka akan saling melihat satu sama lain? Namun beliau menjelaskan: “Wahai Aisyah! Perkaranya lebih besar dari hanya sekedar melihat pada aurat satu sama lainnya”. (HR Bukhari  No. 6527 dan Muslim No. 2859)

Saat itu sudah tidak ada lagi hawa nafsu. Ini bukan hukum dunia, melainkan sudah masuk ke dalam hukum akhirat.

Dalam perkara akhirat, maka jangan menggunakan logika dunia. Kita harus menjawab dengan iman, yaitu Allah Ta'ala berfirman, Rasulullah ﷺ bersabda, dan ketika mendengarnya maka kita sami'na wa atho'na, dengar dan taat.

Rasulullah ﷺ bersabda:
“Matahari akan didekatkan kelak pada hari kiamat kepada makhluk sampai ada diantara mereka yang seukuran satu mil”. Berkata Sulaim bin Amir -salah seorang rawi hadits ini-: “Demi Allah, aku tidak tahu satu mil yang dimaksud, apakah ukuran yang ada di dunia, atau mil sejauh mata memandang”. Dalam lanjutan hadits, Nabi ﷺ bersabda: “Dan manusia pada saat itu sesuai dengan kadar amalannya dalam berkeringat. Di antara mereka ada yang sampai (menutupi) mata kaki, ada yang keringatnya sampai ke betis, dan ada di antara mereka yang keringatnya sampai menutupi leher, dan ada yang tenggelam oleh keringatnya sendiri”. Kata salah seorang rawinya: ‘Dan beliau mengisyaratkan dengan tangannya ke arah mulut’. (HR Muslim No. 2863)

Allah Ta'ala berfirman:

وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا طَائِرٍ يَطِيرُ بِجَنَاحَيْهِ إِلَّا أُمَمٌ أَمْثَالُكُمْ مَا فَرَّطْنَا فِي الْكِتَابِ مِنْ شَيْءٍ ثُمَّ إِلَى رَبِّهِمْ يُحْشَرُونَ

"Tidaklah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat (juga) seperti kamu. Tidaklah Kami lewatkan sesuatupun dalam al-Kitab, kemudian kepada Rabblah mereka dikumpulkan". (QS. Al-An’am: 38).

Saat itu manusia dalam kondisi kegelapan

Rasulullah ﷺ bersabda:
"Mereka sedang di dalam kegelepan diatas jembatan”. (HR Muslim No. 315)

Rasulullah ﷺ bersabda:

إِنَّ أُمَّتِي يُدْعَوْنَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ غُرًّا مُحَجَّلِينَ مِنْ آثَارِ الْوُضُوءِ، فَمَنْ اسْتَطَاعَ مِنْكُمْ أَنْ يُطِيلَ غُرَّتَهُ فَلْيَفْعَلْ

"Sesungguhnya umatku akan datang pada hari kiamat dalam keadaan (wajah dan tangannya) bercahaya, karena air wudhu. Maka barang siapa di antara kalian dapat memperpanjang kilauan cahayanya, hendaklah ia mengerjakannya." (HR Bukhari dan Muslim)

Ada tujuh golongan yang dapat naungan.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah ﷺ bersabda:
“Tujuh golongan yang dinaungi Allah dalam naunganNya pada hari di mana tidak ada naungan kecuali naunganNya:
(1) Imam yang adil,
(2) seorang pemuda yang tumbuh dewasa dalam beribadah kepada Allah,
(3) seorang laki-laki yang hatinya bergantung ke masjid,
(4) dua orang yang saling mencintai di jalan Allah, keduanya berkumpul karenaNya dan berpisah karenaNya,
(5) seorang laki-laki yang diajak berzina oleh seorang wanita yang mempunyai kedudukan lagi cantik, lalu ia berkata, ‘Sesungguhnya aku takut kepada Allah.
(6) seseorang yang bershadaqah dengan satu shadaqah lalu ia menyembunyikannya sehingga tangan kirinya tidak tahu apa yang disedekahkan tangan kanannya, serta
(7) seseorang yang berdzikir kepada Allâh dalam keadaan sepi lalu ia meneteskan air matanya.” (HR Bukhari dan Muslim).

No comments:

Post a Comment