Kajian Kamis
Sifat Shalat Nabi ﷺ: Duduk Di Antara 2 Sujud
Oleh: Ustadz Taufiq Al Haddad hafizhahullah
Masjid Al Ibadah, Kemang Selatan, Jakarta Selatan
Kamis, 14 Sya'ban 1446 / 13 Februari 2025
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah ﷺ bersabda,
“Sesungguhnya amal yang pertama kali dihisab pada seorang hamba pada hari kiamat adalah shalatnya. Maka, jika shalatnya baik, sungguh ia telah beruntung dan berhasil. Dan jika shalatnya rusak, sungguh ia telah gagal dan rugi. Jika berkurang sedikit dari shalat wajibnya, maka Allah Ta’ala berfirman, ‘Lihatlah apakah hamba-Ku memiliki shalat sunnah.’ Maka disempurnakanlah apa yang kurang dari shalat wajibnya. Kemudian begitu pula dengan seluruh amalnya.” (HR. Tirmidzi, No. 413 dan An-Nasa’i No. 466)
Alangkah ruginya kalau kita tidak shalat mengikuti tata cara Nabi Muhammad ﷺ.
Nabi ﷺ mengangkat kepalanya sambil takbir. Ini WAJIB hukumnya. Terkadang beliau mengangkat kedua tangannya, sehingga seluruh tulang kembali ke posisinya masing-masing.
Seluruh takbir perpindahan (takbir intiqal) di antara 2 rukun, misalnya sujud dengan di antara 2 sujud, atau sujud dengan sujud. Jangan memulai takbir sebelum atau setelahnya, tetapi dilakukan ketika melakukan perpindahan dari satu rukun ke rukun lainnya.
Kemudian Nabi ﷺ membentangkan kaki kirinya dan membentangkan kaki kanannya dengan tegak. Beliau juga terkadang melakukan duduk iq'a, yaitu duduk di atas kedua tumit.
Saat duduk di antara dua sujud, kita wajib Tuma'ninah. Nabi ﷺ memperlama duduknya seperti ketika saat sujud. Bahkan beliau sujud sampai orang mengira bahwa beliau sedang lupa.
Di antara bacaan saat duduk di antara dua sujud:
Allahummaghfir lii warhamni, wa'aafinii, wahdinii, warzuqnii. (HR. Abu Daud No. 850)
Ada doa antara dua sujud yang singkat yang diajarkan dalam hadits Hudzaifah, di mana Nabi ﷺ membaca ketika duduk antara dua sujud:
رَبِّ اغْفِرْ لِي رَبِّ اغْفِرْ لِي
"Wahai Rabbku, ampunilah aku. Wahai Rabbku, ampunilah aku.”
(HR. Abu Daud No. 874; An-Nasai, 2:199-200; Ibnu Majah No. 897; Ahmad, 38: 392-393)
Saat duduk di antara dia sujud, kita juga dianjurkan untuk berdoa.
Syaikh Utsaimin mengatakan tentang keutamaan tersebut, yaitu:
1. Doa adalah ibadah. Semakin banyak doa dalam ibadah, itu semakin baik.
2. Doa adalah komunikasi kita kepada Allah.
3. Pada saat itu, kita bisa merenungi dosa-dosa.
Sujud kedua dan bangkit darinya
Rasulullah ﷺ melakukan sujud kedua dan beliau mengucapkan takbir, dan ini wajib hukumnya.
Ada 2 cara ketika melakukan sujud kedua yaitu:
1. Bertakbir dan bersamaan dengan emngangkat tangan
2. Bertakbir kemudian mengangkat kedua tangan
Duduk istirahat dilakukan pada rakaat yang tidak ada tasyahudnya. Ini adalah pendapat Imam Syafi'i dan beberapa ahli hadits.
Ketika bangkit ke rakaat berikutnya, Nabi ﷺ mengepal kedua tangannya atau merentangkan telapak tangannya seperti membuat adonan roti.
Pada rakaat kedua, Rasulullah ﷺ membaca surah Al Fatihah kembali dan tidak diam terdahulu, maksudnya adalah tidak lagi membaca doa iftitah. Beliau membaca Surah yang lebih pendek dari rakaat pertama.
Wajib membaca Surah Al Fatihah dalam setiap rakaat, apalagi ketika dalam shalat tsir seperti Zhuhur atau Ashar.
Tasyahud Awal
Ketika selesai melakukan sujud kedua di rakaat kedua, maka hendaklah melakukan tasyahud awal. Pada saat posisi ini, tidak boleh melakukan iq'a, tetapi hanya boleh melakukan iftirasy.
Rasulullah ﷺ berisyarat dengan jari telunjuk.
1. Mengepalkan jari tangan kanannya
2. Membuat lingkaran
3. Menegakkan jari telunjuk dan membentuk angka 53 dalam bahasa arab
Menggerakkan jari telunjuk. Namun ini ada khilaf antara bolehnya dengan tidak menggerakkan jari telunjuk.
Ketika sedang tasyahud, maka mata kita mengarah ke telunjuk.
Kita juga wajib membaca tasyahud awal.
Ketika lupa dalam tasyahud awal, maka kita bisa melakukan sujud sahwi.
Dari ‘Abdullah bin Buhainah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: "Nabi ﷺ shalat Zhuhur bersama mereka. Beliau berdiri pada dua rakaat pertama dan tidak sempat duduk tasyahud awal. Orang-orang pun ikut berdiri bersama beliau hingga beliau akan mengakhiri shalat dan orang-orang menunggu salamnya. Beliau takbir dengan duduk kemudian beliau sujud dua kali sebelum salam, lalu beliau salam". (HR. Bukhari No. 829 dan Muslim No. 570; Abu Daud No. 1034; Tirmidzi No. 391; An-Nasai, 19:3; Ibnu Majah, No. 1206; Ahmad, 7:38)
Allah bershalawat kepada Nabi ﷺ dengan memuji beliau di depan barisan para malaikat. Ketika malaikat bershalawat kepada Nabi ﷺ bermakna bahwasanya para malaikat mendoakan beliau.
Syariat agama ini sudah sempurna. Maka tidak ada lagi celah untuk kita melakukan inovasi di dalam agama.
Ketika kita bershalawat untuk Nabi Ibrahim, maka itu sudah mencakup seluruh keturunan para Nabi dan Rasul.
Shalawat harus dibaca secara sempurna, tidak boleh terputus. Ini adalah di antara pendapat Imam Syafi'i rahimahullah.
Berdiri di rakaat ke-3 dan rakaat ke-4
Ketika bergerak ke rakaat ketiga, maka takbir dilakukan ketika hendak berdiri. Ini termasuk rukun, sebagaimana rakaat sebelumnya.
Demikian juga ketika bangkit pada rakaat ke-4.
Semua dilakukan sama seperti bangkit pada rakaat sebelumnya.
Tasyahud Akhir
Duduk pada saat tasyahud akhir hukumnya WAJIB.
Posisi duduk ketika tasyahud akhir pada shalat 3 atau 4 rakaat adalah tawarruk. Adapun duduk ketika pada shalat 2 rakaat adalah iftirasy.
Posisi jari telunjuk sama seperti tasyahud kedua.
Ketika selesai tasyahud akhir, maka jangan buru-buru salam. Perbanyaklah berdoa saat itu.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah ﷺ bersabda, “Apabila salah seorang di antara kalian bertasyahud, hendaklah ia meminta perlindungan kepada Allah dari empat perkara dengan mengucapkan, ‘ALLAHUMMA INNI A’UDZU BIKA MIN ‘ADZAABI JAHANNAM, WA MIN ‘ADZABIL QOBRI, WA MIN FITNATIL MAHYAA WAL MAMAAT, WA MIN SYARRI FITNATIL MASIIHID DAJJAAL’ (Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari siksa neraka Jahannam, dari siksa kubur, dari fitnah kehidupan dan kematian, dan dari kejahatan fitnah Al-Masih Ad-Dajjal).” (HR. Muslim)
Mengucapkan salam
Nabi ﷺ mengucapkan salam setelah shalat hingga terlihat pipinya ke kanan dan ke kiri
Beliau mengucapkan Assalamu'alaykum wa rahmatullahi wa barakatuh saat menoleh ke kanan, dan mengucapkan assalamu'alaykum wa rahmatullah saat menoleh ke kiri.
Ada hal yang diharamkan dalam shalat yaitu:
1. Makan
2. Minum
3. Berbicara
4. dan sebagainya.
Salam pertama adalah Yang paling utama, namun salam kedua adalah sunnah. Bagi madhzab Hambali, salam kedua adalah wajib hukumnya.
Ketika shalat berjamaah, salam ditujukan kepada seluruh kaum Muslimin. Adapun jika shalat sendirian, salam tersebut ditujukan untuk para malaikat yang berada di kanan kirinya.
Dzikir setelah shalat wajib
Ini adalah amalan yang disyariatkan dan utama. Setelah selesai shalat, maka lakukan dzikir lebih dulu, jangan langsung bedidi
فَإِذَا قَضَيْتُمُ ٱلصَّلَوٰةَ فَٱذْكُرُوا۟ ٱللَّهَ قِيَٰمًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِكُمْ ۚ فَإِذَا ٱطْمَأْنَنتُمْ فَأَقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ ۚ إِنَّ ٱلصَّلَوٰةَ كَانَتْ عَلَى ٱلْمُؤْمِنِينَ كِتَٰبًا مَّوْقُوتًا
"Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman." (QS. An Nisaa : 103)
Tidak ada tuntunan dzikir bersama
Agama ini milik Allah. Kita bukan pembuat syariat. Ketika syariat sudah Allah tetapkan, maka kita hanya tinggal mencontoh. Tidak perlu menambah atau mengurangi apalagi sampai mengubah syariat.
No comments:
Post a Comment