Thursday, 20 March 2025

Kajian I'tikaf Malam 21: Keutamaan Istighfar // Oleh: Ustadz Azhar Khalid bin Seff hafizhahullah

Kajian I'tikaf Malam 21
Keutamaan Istighfar
Oleh: Ustadz Azhar Khalid bin Seff hafizhahullah
Masjid Nurul Iman, Blok M Square, Jakarta Selatan
Kamis, 21 Ramadhan 1446 / 20 Maret 2025

Salah satu amalan yang sangat luar biasa yang kita lakukan di 10 malam terakhir Ramadhan adalah memperbanyak istighfar, meminta ampun kepada Allah. Ini adalah bagian dari beribadah.

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata, “Aku pernah bertanya pada Rasulullah ﷺ, yaitu jika saja ada suatu hari yang aku tahu bahwa malam tersebut adalah lailatul qadar, lantas apa doa yang mesti kuucapkan?"
Rasulullah ﷺ bersabda,
“Berdoalah: Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu’anni (artinya: Ya Allah, Engkau Maha Memberikan Maaf dan Engkau suka memberikan maaf (menghapus kesalahan), karenanya maafkanlah aku (hapuslah dosa-dosaku).” (HR. Tirmidzi no. 3513 dan Ibnu Majah no. 3850)

Istighfar artinya meminta ampun kepada Allah. Banyak sekali keutamaan istighfar.

Alquran, makna dan lafadznya berasal dari Allah.
Hadits Qudsi, maknanya berasal dari Allah sedangkan lafadznya dari Nabi ﷺ.

Allah Ta'ala berfirman:
"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintahKu) dan hendaklah mereka beriman kepadaKu, agar mereka selalu berada dalam kebenaran." (QS. Al Baqarah : 186)

Ayat ini diletakkan di antara ayat-ayat tentang Ramadhan.

Para ulama Tafsir mengatakan bahwa ayat ini mengisyaratkan bahwasanya doa di bulan Ramadhan dikabulkan oleh Allah.

Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda, ‘Allah Azza wa Jalla berfirman, ‘Hai anak Adam! Sesungguhnya selama engkau berdo’a dan berharap hanya kepadaKu, niscaya Aku mengampuni dosa-dosa yang telah engkau lakukan dan Aku tidak peduli. Wahai anak Adam. Seandainya dosa-dosamu setinggi langit, kemudian engkau minta ampunan kepadaKu, niscaya Aku mengampunimu dan Aku tidak peduli. Wahai anak Adam. Jika engkau datang kepadaku dengan membawa dosa-dosa yang hampir memenuhi bumi kemudian engkau bertemu denganKu dalam keadaan tidak mempersekutukanKu dengan sesuatu pun, niscaya Aku datang kepadamu dengan memberikan ampunan sepenuh bumi.” (HR. Tirmidzi)

Rasulullah ﷺ bersabda:
“Tiga golongan yang doanya tidak tertolak: orang yang berpuasa sampai ia berbuka, pemimpin yang adil, dan doa orang yang terdzalimi.” (HR. Ahmad)

Rasulullah ﷺ bersabda:
"Rabb kita Tabaaraka wa Ta’ala turun ke langit dunia pada sepertiga malam terakhir. Kemudian Allah berfirman, “Siapa saja yang berdoa kepadaKu, maka akan Aku kabulkan. Siapa yang meminta kepadaKu, maka akan Aku penuhi. Siapa yang meminta ampunan kepada-Ku, maka akan Aku ampuni.” (HR. Bukhari dan Muslim)

"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendakiNya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar." (QS. An Nisaa : 48)

"Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan dia mengampuni dosa yang selain syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya." (QS. An Nisaa : 116)

"Katakanlah: "Hai hamba-hambaKu yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Az-Zumar : 53)

Jangan pernah putus asa dari ampunan Allah. Jangan putus asa dari rahmat Allah meskipun kita pernah melakukan dosa syirik.

Lafadz-lafadz Istighfar:
1. Astagfirullah
Dari Tsauban radhiallahu’anhu,
“Biasanya Rasulullah ﷺ jika selesai shalat, beliau beristighfar 3x, lalu membaca doa
Allahumma antas-salaam wa minkas-salaam tabaraakta yaa dzal jalaali wal ikraam." (HR. Muslim, Ibnu Majah, Tirmidzi, dan An-Nasa'i)

2. Astagfirullah wa atubu ilayh

أَسْتَغْفِرُ اللهَ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ

“Aku memohon ampun kepada Allah dan bertaubat kepadaNya.” (HR. Bukhari No. 6307 dan Muslim No. 2702)

3. Rabbighfirli watub ‘alaiyya innaka Anta tawwabur-Rahim / Ghofur

رب اغفرلي وتب علي إنك أنت التواب الرحيم

Dari Ibnu 'Umar radhiyallahu 'anhu, ia berkata:
Dalam satu majlis, kami pernah menghitung ucapan Rasulullah ﷺ berkata : “Rabbighfirli watub ‘alaiyya innaka Anta tawwabur-Rahim (Ya, Rabbku. Ampunilah aku dan terima taubatku. Sesungguhnya Engkau Maha Menerima Taubat dan Maha Penyayang)”, sebanyak seratus kali. (HR. Abu Daud, Ash-Shahihah, 556)

4. Astaghfirullahal azhim alladzi laa ilaaha illah huwal hayyul qoyyum wa atuubu ilayh  

أستغفر الله الذي لا إله إلا هو الحي القيوم وأتوب إليه

"Barangsiapa mengucapkan “Astaghfirullahal azhim alladzi la ilaha illah huwal hayyul qoyyum wa atubu ilaih” niscaya akan diampuni walaupun lari dari medan perang”. (HR. Abu Daud)

5. Allahummaghfirlii warhamnii wal hiqnii bir-rofiqil a'laa

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي وَارْحَمْنِي وَأَلْحِقْنِي بِالرَّفِيقِ الْأَعْلَى

"Ya, Allah. Ampunilah aku, kasihilah aku dan tempatkanlah aku ke tempat yang tinggi." (HR al Bukhari No. 4440)

6. Subhanallah wabihamdihi astaghfirullah wa atubu ilayh

سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ

Dari Aisyah radhiyallahu 'anha, ia berkata bahwasanya Rasulullah ﷺ sebelum wafatnya selalu membaca doa: Subhanallah wa bihamdihi, astaghfirullaha wa atubu ilayh (Allah Maha Suci dari segala cela, dan aku mengawalinya dengan memujiNya, aku memohon ampun kepada Allah, dan aku bertaubat kepadaNya)." (HR. Bukhari dan Muslim)

7. Sayyidul Istighfar

اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ

Allahumma anta rabbi laa Ilaaha illa anta, kholaqtani wa ana 'abduka wa ana 'ala 'ahdjka wa wa'dika mastatho'tu. A'uudzubika min syarri maa shona'tu, abuu-u laka bini'matika 'alayya, wa abuu-u bi dzambi, faghfirlii fainnahu laa yaghfirudz-dzunuuba illa anta.

(Ya Allah, Engkau adalah Rabbku, tidak ada Rabb yang berhak disembah kecuali Engkau. Engkaulah yang menciptakanku. Aku adalah hambaMu. Aku akan setia pada perjanjianku denganMu semampuku. Aku berlindung kepadaMu dari kejelekan yang kuperbuat. Aku mengakui nikmat-Mu kepadaku dan aku mengakui dosaku, oleh karena itu, ampunilah aku. Sesungguhnya tiada yang mengampuni dosa kecuali Engkau).” (HR. Bukhari No. 6306)

Dzikir pagi yang benar dimulai ketika masuknya waktu Subuh hingga sebelum waktu Zhuhur.

Dzikir petang dimulai ketika masuknya waktu Ashar hingga berakhirnya waktu Isya.

Keutamaan beristighfar adalah kita mendapatkan kebaikan dunia dan akhirat.

Di antara kebaikan akhirat yang kita dapatkan ketika kita rajin beristighfar adalah
1. Diampuni dosa-dosa kita, termasuk dosa besar.
2. Masuk surga
3. Mendapatkan rahmat dan kasih sayang Allah

"Hendaklah kamu meminta ampun kepada Allah, agar kamu mendapat rahmat". (QS. An. Naml : 46)

Di antara kebaikan dunia yang kita dapatkan ketika kita rajin beristighfar adalah:
1. Kebeningan hati
Dengan istighfar hati kita menjadi bersih, karena istighfar bisa menghapuskan dosa. Itu akan mendatangkan sifat yang lemah lembut dalam diri kita.

2. Terhindar dari adzab dan siksa
Jika kita ingin jauh dari musibah, rajinlah beristighfar.

"Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengadzab mereka, sedang mereka meminta ampun" (QS. Al Anfal : 33)

Imam Hasan Al Bashri rahimahullah sedang duduk-duduk di dalam masjid bersama para sahabatnya. Tiba-tiba ada seorang yang datang menghampirinya dan berkata dengan nada mengeluh, “Ya Taqiyuddin, hujan belum juga turun.”

Mendengar perkataan tersebut Hasan Al Bashri menasehati, “Perbanyaklah istighfar kepada Allah.”

Tak lama kemudian datang lagi seorang lainnya yang juga mengadukan keluh kesahnya, ”Ya Taqiyuddin, aku menderita kemiskinan yang parah.”

Maka Imam Hasan Al Bashri berkata, ”Perbanyaklah istighfar kepada Allah!”

Seorang yang lain juga datang mengeluhkan keadaan dirinya, “Ya Taqiyuddin, istriku mandul, tidak bisa melahirkan anak!” “Perbanyaklah istighfar kepada Allah Ta′ala,” kata Hasan Al Bashri rahimahullah masih dengan jawaban yang sama.

Tak lama kemudian ada seorang lagi yang datang, “Ya Taqiyuddin, bumi sudah tidak memberikan hasil bumi dengan baik”

Maka sekali lagi Hasan Al Bashri pun berkata, “Perbanyaklah istighfar kepada Allah Ta′ala.”

Beberapa teman yang sedang berkumpul bersamanya di tempat itu terheran-heran dengan jawabannya. Mereka bertanya, kenapa setiap ada orang yang mengeluhkan hal-ikhwalnya kepadamu, selalu selalu Anda perintahkan kepadanya untuk memperbanyak istighfar kepada Allah?

Maka Imam Hasan Al Bashri menjawab, “Apakah engkau tidak membaca Firman Allah Ta′ala yang bunyinya:
“Maka Aku berkata (kepada mereka), Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat dan membanyakkan harta dan anak-anakmu fan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” (QS: Nuh : 10-12).

Dari Abdullah bin Abbas radhiyallahu 'anhu, ia berkata bahwasanya Rasulullah ﷺ bersabda:
“Barangsiapa memperbanyak istighfar (mohon ampun kepada Allah), niscaya Allah menjadikan untuk setiap kesedihannya jalan keluar dan untuk setiap kesempitannya kelapangan dan Allah akan memberinya rizki (yang halal) dari arah yang tidak disangka-sangka“ (HR. Imam Ahmad, Abu Daud, An-Nasa’i, Ibnu Majah dan Al-Hakim)

No comments:

Post a Comment