Kitab Talbis Iblis karya Ibnul Jauzi rahimahullah
Talbis Iblis atas Pengingkar Kebangkitan dan Penganut Reinkarnasi
Oleh: Ustadz Syafiq Al Khatieb hafizhahullah
Masjid Nurul Iman, Blok M Square, Jakarta Selatan
Senin, 5 Muharram 1447 / 30 Juni 2025
Ibnul Jauzi rahimahullah berkata,
"Iblis membuat tipu daya terhadap mayoritas manusia sehingga mereka mengingkari adanya Hari Kebangkitan, dan menganggap bahwa dihidupkannya manusia kembali setelah jasadnya hancur lebur adalah suatu hal mustahil terjadi."
Iblis memberi dua syubhat kepada mereka.
Pertama, Iblis memperlihatkan kepada akal mereka ihwal lemahnya unsur yang akan digunakan untuk menghidupkan manusia kembali (yakni tanah, unsur inti penciptaannya).
Kedua, bercampurnya bagian-bagian pembentuk tubuh manusia yang telah tercerai berai di dalam rumah.
Mereka juga mengutarakan argumentasi
"Kadang hewan memangsa hewan yang lain, lalu bagaimana dia bisa dihidupkan kembali?"
Alquran mengabarkan syubhat Iblis dan yang terberat olehnya.
Mengenai syubhat pertama, Allah berfirman:
أَيَعِدُكُمْ أَنَّكُمْ إِذَا مِتُّمْ وَكُنتُمْ تُرَابًا وَعِظَٰمًا أَنَّكُم مُّخْرَجُونَ ۞ هَيْهَاتَ هَيْهَاتَ لِمَا تُوعَدُونَ
"Apakah ia menjanjikan kepada kamu sekalian, bahwa bila kamu telah mati dan telah menjadi tanah dan tulang belulang, kamu sesungguhnya akan dikeluarkan (dari kuburmu)? Jauh, jauh sekali (dari kebenaran) apa yang diancamkan kepada kamu itu" (QS. Al Mu'minuun : 35-36)
Dan mengenai syubhat kedua, Allah berfirman:
وَقَالُوٓا۟ أَءِذَا ضَلَلْنَا فِى ٱلْأَرْضِ أَءِنَّا لَفِى خَلْقٍ جَدِيدٍۭ ۚ بَلْ هُم بِلِقَآءِ رَبِّهِمْ كَٰفِرُونَ
"Dan mereka berkata: "Apakah bila kami telah lenyap (hancur) dalam tanah, kami benar-benar akan berada dalam ciptaan yang baru?" Bahkan mereka ingkar akan menemui Tuhannya." (QS. As-Sajdah : 10)
Ini adalah keyakinan mayoritas orang Arab Jahiliyah. Di antara mereka ada yang mengatakan:
Rasul mengabarkan kepada kita bahwa kita akan kembali hidup!
Bagaimana mungkin jasad yang usang dan hancur akan kembali hidup?
Yang lainnya, yakni Abul Ala al-Ma'arri berkata:
Hidup, kemudian mati, kemudian dibangkitkan kembali itu hanyalah dongeng belaka, wahai Ummu Amr.
Jawaban syubhat pertama,
Lemahnya unsur yang akan digunakan untuk menghidupkan manusia pada kali kedua, yaitu tanah. Syubhat tersebut dibantah dengan unsur yang digunakan untuk menciptakan manusia pertama kali, yaitu air mani yang kemudian menjadi segumpal darah hingga ia menjadi segumpal daging.
Di samping itu, nenek moyang manusia sendiri, yaitu Nabi Adam 'alayhissalam berasal dari tanah. Yang patut dijadikan catatan adalah tidaklah Allah menciptakan sesuatu yang bagus kecuali dari unsur yang rendah. Allah menciptakan manusia dari air mani, menciptakan burung merak dari telur yang rusak, menciptakan pohon yang hijau dari biji yang busuk.
Seharusnya, yang diperhatikan adalah kekuatan serta kemampuan Sang Pencipta, bukan lemahnya unsur yang digunakan untuk menciptakan sesuatu. Maka dengan melihat kepada kemahakuasaaan Pencipta, akan terjawablah syubhat kedua yang mengiringi syubhat pertama ini.
Jawaban syubhat kedua,
Kita sudah memperlihatkan contoh menyatunya kembali sesuatu yang tercerai berai. Butiran-butiran emas yang berserakan di catatan, apabila diberi sedikit air raksa, niscaya serpihan-serpihan emas itu akan menyatu meskipun telah berserakan. Lantas bagaimana dengan kuasa ilahi yang di antara kemampuanNya adalah diciptakan sesuatu bukan dari sesuatu yang lain?
Seandainya kita mampu mengubah Tanah menjadi bentuk manusia, niscaya dia tidak akan terwujud dengan sempurna. Karena manusia itu hidup menurut nyawanya, bukan menurut badannya yang berbentuk kurus, gemuk, dan dari kecil menjadi besar. Apapun bentuknya, dia tetap sebagai manusia asal punya nyawa.
Salah satu hujjah atau bukti paling menakjubkan yang menunjukkan adanya Hari Kebangkitan adalah Allah telah menampakkan melalui tangan para nabiNya sesuatu yang lebih besar daripada Kebangkitan, yaitu tongkat Nabi Musa 'alayhissalam yang dapat berubah menjadi ular hidup, keluarnya unta Nabi Shalih 'alayhissalam dari batu besar, serta Allah memperlihatkan hakikat kebangkitan melalui tangan Nabi Isa 'alayhissalam yang sanggup menghidupkan orang mati, menyembuhkan orang yang buta sejak lahir, dan orang yang berpenyakit kusta dengan izin Allah.
• Awal Mula Penyembahan Berhalangan
Iblis memperdaya orang-orang yang sejatinya telah menyaksikan kemahakuasaaan Sang Pencipta, Allah, dan memghalangi mereka dengan dia syubhat yang telah kami sebutkan di atas, sehingga mereka pun ragu terhadap Hari Kebangkitan.
Di antara mereka ada yang mengatakan:
وَلَئِن رُّدِدتُّ إِلَىٰ رَبِّى لَأَجِدَنَّ خَيْرًا مِّنْهَا مُنقَلَبًا
"... Dan jika sekiranya aku kembalikan kepada Rabbku, pasti aku akan mendapat tempat kembali yang lebih baik dari pada kebun-kebun itu". (QS. Al Kahfi : 36)
Al-Ash bin Wa-ik mengatakan:
لَأُوتَيَنَّ مَالًا وَوَلَدًا
"... Pasti aku akan diberi harta dan anak". (QS. Maryam : 77)
Mereka mengatakan demikian lantaran kebimbangan pribadi, dan terperdayanya hati mereka oleh Iblis dalam hal itu, sehingga mereka berkata,
"Jika benar ada hari Kebangkitan, niscaya kami akan baik-baik saja, karena Allah yang sudah memberikan kenikmatan harta kepada kami di dunia tentu tidak akan memghalangi kami darinya di akhirat."
Ibnul Jauzi rahimahullah mengatakan,
"Ini adalah kekeliruan. Karena bukan tidak mungkin kenikmatan yang diberikan kepada mereka justru merupakan istidraj atau hukuman. Karena, boleh jadi seorang manusia mengekang anaknya, namun membebaskan budaknya dalam gelimang syahwat."
• Talbis Iblis terhadap Penganut Reinkarnasi
Ibnul Jauzi rahimahullah berkata,
"Iblis telah menipu banyak orang sehingga mereka percaya Reinkarnasi, dan bahwa roh orang baik, usai keluar dari rasanya, akan masuk ke tubuh orang yang baik pula lalu akan merasa tenang di sana. Sedangkan roh orang jahat, sesudah keluar dari raganya akan masuk ke tubuh orang yang jahat pula sehingga akan memanggil beban kesulitan.
Keyakinan ini sebenarnya telah muncul pada zaman Firaun, musuh Nabi Musa 'alayhissalam.
Keyakinan tentang Reinkarnasi banyak diyakini oleh orang-orang India.
Abul Qasim al-Balkhi berkata bahwa para penganut keyakinan Reinkarnasi, ketika melihat penderitaan yang dialami anak-anak kecil, binatang buas, dan hewan ternak, mereka memandang mustahil kalau penderitaan itu akan ditimpakan terhadap orang lain sebagai ujian. Atau, orang lain itu dijadikan sebagai penggantinya. Atau maknanya, hal itu tidak lebih dari sekadar bahwa penderitaan tersebut adalah milik pribadi. Maka itulah mereka berkesimpulan bahwa konsekuensi demikian terjadi karena dosa yang telah lalu sebelum kondisi akhir tersebut.
Tidak ada satupun manusia yang ingat bahwasanya dia pernah berada di dalam jasad yang lain.
Aku berkata,
"Lihatlah tipu daya yang dilancarkan Iblis pada mereka, yang tidak bersandar kepada dalil (argumentasi ilmiah) sedikit pun."
Ar-Razy rahimahullah berkata:
"Orang-orang yang ekstrim sepakat dengan keyakinan reinkarnasi, dengan perbedaan pendapat sesuai dengan madzhabnya. Bahkan di dalam keyakinan kaum Muslimin sendiri."
Al Baghdadi menyebutkan
"Sebagian orang-orang Qadariyyah ada yang meyakini reinkarnasi, dan juga sebagian sekte Rafidhah mempercayai reinkarnasi."
Sebagai orang beriman, kita meyakini konsep pembalasan dengan bimbingan wahyu.
Berdasarkan dalil yang ada, ruh manusia dapat diklasifikan menjadi beberapa bagian, yaitu:
1. Ruh para Nabi dan Rasul, akan berada di sisi Allah
2. Ruh para Syuhada, akan berada di rongga burung di tengah surga
3. Ruh kaum Muslimin yang berbuat baik secara umum, akan Allah jadikan burung-burung yang berterbangan di surga
4. Ruh kaum Muslimin yang bermaksiat, sebagian ada yang tertahan di pintu surga yaitu mereka yang masih punya hutang, sebagian lagi berada di alam barzakh dalam siksaan.
5. Ruh orang kafir, yaitu berada di antara atau di sijjil, yaitu bagian terdalam dari inti bumi.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu ia berkata bahwasanya Rasulullah ﷺ bersabda:
"Tidak ada seorang pun yang mengucapkan salam kepadaku melainkan Allah akan mengembalikan rohku kepadaku agar aku membalas salamnya." (HR. Abu Daud dan Ahmad)
Dari Abul Hasan Ali bin Nazhim, salah seorang ahli kalam, dia menuturkan bahwa suatu ketika ada seorang Syaikh Syiah Imamiyah yang bernama Abul Bakar al-Fallas datang ke Baghdad. Sang Syaikh kemudian menceritakan bahwa dia pernah bertemu dengan penganut Syiah yang percaya dengan reinkarnasi.
Syaikh bercerita,
"Aku melihat ada seekor kucing di hadapan orang itu. Dia mengelus-elus kucing tersebut dan mengusap-usap di antara dia mata hewan ini. Kemudian, aku melihat kucing tadi mengeluarkan air mata, seperti kucing pada umumnya sewaktu diperlakukan demikian. Namun herannya, si Penganut Syiah tersebut menangis sekencang-kencangnya.
Maka aku bertanya kepadanya,
"Kenapa kamu menangis?" Dia menjawab, "Celaka kamu, tidaklah kamu melihat bahwa kucing ini menangis tiap aku melihat tubuhnya? Inilah reinkarnasi ibuku, sungguh aku sama sekali tidak ragu. Ia berlinang air mata karena melihatku bersedih."
No comments:
Post a Comment