Tuesday, 15 December 2020

15 Nasihat Mulia Ulama Salaf Kepada Para Pemuda

15 Nasihat Mulia Ulama Salaf kepada Para Pemuda
Dikutip dari buku 15 Nasihat Mulia Ulama Salaf kepada Para Pemuda karya Prof. Dr. Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin al-Badr.
 
Tidak samar lagi bahwa masa muda adalah masa yang sangat penting dalam kehidupan manusia, karena ia adalah masa kuat dan giat, mudah bergerak, anggota tubuh kuat, indera sehat, sedangkan pada saat tua, kekuatan dan inderanya melemah.
 
Oleh karena itu, Islam memberi perhatian khusus dan penjagaan penuh terhadap masa ini, nash-nash hadir menegaskan tentang penting dan besarnya kedudukan masa ini. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam mendorong kita agar bergegas memanfaatkannya dan memperingatkan agar tidak menyia-nyiakannya.

Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu 'Anuh, dia berkata, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda kepada seorang laki-laki dalam rangka menasihatinya:
"Gunakanlah lima perkara sebelum datang lima perkara; masa mudamu sebelum masa tuamu, sehatmu sebelum sakitmu, kayamu sebelum miskinmu, sempatmu sebelum sibukmu, dan hidupmu sebelum matimu." (HR. Al Hakim dalam al-Mustadrak No. 7846, dan beliau menshahihkannya, dan adz-Dzahabi menyetujuinya. Dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Shahih al-Jami' No. 1077)
 
Nasihat-nasihat as-Salaf dan perhatian mereka kepada anak-anak muda berjumlah banyak sekali, dan di sini telah dipilih beberapa di antaranya, disertai komentar ringkas pada setiap nasihat. Semoga bermanfaat.
 
Nasihat Pertama:
Dari Abu al-Ahwash, dia berkata, Abu Ishaq -dia adalah Amr as-Sabi'i- berkata,
"Wahai anak-anak muda, manfaatkanlah -yakni masa muda kalian-, jarang sekali melewatiku suatu malam kecuali aku membaca seribu ayat pada malam tersebut, dan sungguh aku membaca surat Al Baqarah dalam satu rakaat, sungguh aku berpuasa di bulan haram, puasa tiga hari dalam sebulan, dan puasa Senin dan Kami." Kemudian dia membaca, "Dan terhadap nikmat Tuhanmu, hendaklah engkau menceritakannya (dengan bersyukur)." (QS. Adh-Dhuha: 11)

Ucapannya "Aku membaca seribu ayat dalam satu malam", yakni kurang lebih, bukan pembatasan, artinya dia mengkhatamkan Alquran sekali dalam sepekan, dan mengkhatamkan Alquran sekali dalam sepekan merupakan kebiasaan mayoritas as-Salaf.

Dari Amr bin Maimun bahwa dia bertemu seorang laki-laki dari saudara-saudaranya, maka dia berkata
"Sungguh tadi malam Allah telah mengaruniaiku rezeki berupa shalat sekian dan sekian, dan Dia mengaruniaiku rezeki berupa kebaikan demikian dan demikian." (HR. Al Hakim dalam al-Mustadrak No. 3948)

Abu Abdillah al-Hakim berkata dalam al-Mustadrak, sesudah meriwayatkan dua atsar di atas,
"Semoga Allah merahmati Amr bin Ubaidillah as-Sabi'i dan Amr bin Maimun al-Audi, keduanya telah mengingatkan sesuatu yang menggugah anak-anak muda untuk beribadah."

Di antara kandungan dari dua atsar di atas adalah mendidik melalui keteladanan. Seorang pemuda itu butuh sosok teladan hingga dia bersemangat dan merasa mudah untuk menaati dan menirunya, namun seorang pendidik patut memerhatikan kebaikan niat dan tujuannya, agar tidak terjatuh ke dalam riya' yang bisa membatalkan amalnya.

Nasihat Kedua:
Di antara nasihat-nasihat as-Salaf kepada anak-anak muda, yaitu apa yang diriwayatkan dari Hammad bin Zaid, bahwa dia berkata, "Kami datang kepada Anas bin Sirin saat dia sakit, maka dia berkata,"
"Bertakwalah kepada Allah, wahai anak-anak muda, perhatikanlah dari siapa kalian menerima hadits-hadits ini, karena sesungguhnya ia termasuk agama kalian." (Diriwayatkan oleh al-Khathib dalam al-Jami' li Akhlaq ar-Rawi wa Adab as-Sami' No. 139)

Ini adalah nasihat yang besar sekali, bahwa anak muda yang berkonsentrasi dalam menuntut ilmu dan mendengarkan hadits, patut baginya menuntutnya dari tangan para ulama yang mendalam ilmunya, yang akurat pengetahuannya, yang memahami dan mengerti maksudnya, ulama-ulama besar, hendaklah dia tidak menerima ilmu dari sembarang orang, akan tetap harus dari Ahlussunnah yang langkahnya tegap di atas as-Sunnah.
 
Nasihat Ketiga:
Apa yang diriwayatkan dari Malik bin Dinar Radhiyallahu 'Anhu  , bahwa dia berkata:
"Sesungguhnya kebaikan hanya pada anak-anak muda." (Diriwayatkan oleh al-Khathib dalam al-Jami' li Akhlaq ar-Rawi wa Adab as-Sami' No. 673)
 
Ini adalah nasihat agung dari Malik bin Dinar Radhiyallahu 'Anhu karena pentingnya masa ini, dan bahwa anak muda jika dididik dengan baik, maka akan merealisasikan kebaikan yang besar, apa yang dia peroleh di masa mudanya menjadi pondasi, dasar, dan pilar yang akan tetap bersamanya hingga wafat, bermanfaat untuk dirinya, umatnya, dan sebagai nasihat bagi masyarakat. Sebaliknya jika dia tidak membaguskan pendidikannya, maka dia telah menyia-nyiakan potensi kebaikan dan keberkahan yang ada di masa ini.

Nasihat Keempat:
Di antara nasihat as-Salaf kepada anak-anak muda, yaitu apa yang diriwayatkan dari Zaid bin Abu az-Zarqa', dia berkata, "Sufyan ats-Tsauri keluar, sementara kami ada di depan rumahnya, dia berkata:
"Wahai anak-anak muda, bersegeralah meraih keberkahan ilmu ini, karena sesungguhnya kalian tidak mengetahui barangkali kalian tidak bisa meraih apa yang kalian harapkan darinya, hendaknya sebagian dari kalian memberi faidah sebagian yang lain." (Diriwayatkan oleh Abu Nu'aim dalam Hilyah al-Auliya 6/370)

Ucapannya "Bersegeralah meraih keberkahan ilmu ini", yakni gunakanlah dan manfaatkanlah kesempatan masa muda kalian untuk menuntut ilmu, karena jika seseorang telah memasuki masa tua, dia tidak lagi memiliki semangat, daya ingat, dan kemampuan untuk menghafal seperti apa yang dia miliki pada usia mudanya, ditambah tuntutan hidup dan tanggung jawab, pekerjaan dan kesibukan, dan kepentingan lainnya yang semua itu belum dipikul oleh anak muda.

Nasihat Kelima:
Di antara nasihat as-Salaf kepada anak-anak muda, yaitu apa yang diriwayatkan dari al-Hasan al-Bashri, dia sering berkata:
"Wahai anak-anak muda, perhatikanlah kehidupan akhirat, carilah ia, karena kami sering melihat siapa yang mencari akhirat, lalu dia mendapatkannya bersama dunia. Dan kami tidak pernah melihat seseorang mencari dunia, lalu dia mendapatkan akhirat bersama dunia." (Diriwayatkan oleh al-Baihaqi dalam kitab az-Zuhd No. 12).

Ini adalah peringatan yang sangat penting dari Imam al-Hasan al-Bashri untuk anak muda agar mengarahkan konsentrasinya ke kehidupan akhirat, berusaha meraihnya dengan sungguh-sungguh, mengisi kehidupan waktunya dengan apa yang mendekatkannya kepada Allah, karena Allah Azza Wa Jalla akan tetap memberinya karunia berupa bagiannya dari dunia.

Nasihat Keenam:
Di antara nasihat as-Salaf kepada anak-anak muda, yaitu apa yang diriwayatkan dari Uqbah bin Abu Hakim, dia berkata, "Kami duduk di depan Aun bin Abdulullah, dia berkata kepada kami,
"Wahai anak-anak muda, sungguh kami telah melihat anak-anak muda mati, maka apakah waktu panen masih ditunggu jika sabit sudah tiba?", dan dia memegang jenggotnya." (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi ad-Dunya dalam Kitab al-Umur wa asy-Syaib No. 42).

Maksudnya, barangsiapa mencapai usia ini, maka ajal kematiannya tidak jauh, karena jika padi sudah menguning, maka tibalah waktu memanennya, dan orang yang sudah dewasa, maka kematiannya juga sudah dekat. Dia menyebutkan hal itu kepada mereka untuk mengingatkan mereka agar seseorang tidak tertipu karena melihat orang yang panjang umur, karena tidak sedikit manusia yang tertipu manakala mereka melihat orang-orang yang diberi umur panjang dan mengira bahwa dia akan mencapai usia tua sepertinya, maka dia pun melalaikan banyak urusan, menunda dan mengulur-ulur waktu.

Nasihat Ketujuh:
Di antara nasihat as-Salaf kepada anak-anak muda, yaitu apa yang diriwayatkan dari Qabus bin Abu Zhabyan, dia berkata
"Suatu hari kami Shalat Shubuh di belakang Abu Zhabyan, kami adalah anak-anak muda, kami semuanya dari satu kampung kecuali muadzin, dia laki-laki berumur. Sesudah salam, dia menoleh kepada kami, kemudian mulai bertanya kepada anak-anak muda, "Siapa kamu, siapa kamu?". Sesudah bertanya, dia berkata -sebagai dorongan, gugahan, dan penyemangat bagi mereka-, "Sesungguhnya tidaklah seorang nabi diutus melainkan dia adalah anak muda, dan seseorang tidak diberi ilmu yang lebih baik daripada ketika dia masih muda." (Diriyawatkan oleh Abu Khaitsama, Kitab al-Ilm No. 80)

Dia mengingatkan mereka agar memanfaatkan kebaikan masa muda dan keberkahannya, bahwa masa muda merupakan kesempatan besar untuk berbekal dan menimba ilmu, memanfaatkan masa-masa kuat dan giat.


Nasihat Kedelapan:
Apa yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam kitabnya, al-Wara', dari Abdul Wahhab ats-Tsaqafi, dia berkata, Ayyub -yakni as-Sikhtiyani- keluar menemui kami, dia berkata,
"Wahai anak-anak muda, carilah pekerjaan, kalian tidak perlu datang ke pintu orang-orang itu." Dia menyebutkan siapa yang tidak disukainya. (Kita al-Wara' No. 94)

Artinya, seorang pemuda, di samping dia berusaha menuntut ilmu, hendaknya mempunyai pekerjaan yang darinya dia mendapatkan harta dan rizki untuk menafkahi kebutuhan dirinya, dan sesudahnya untuk keluarga dan anak-anaknya agar dia tidak menjadi beban bagi orang lain, hingga pada saat dia tua, dia tidak perlu pergi ke fulan dan fulan untuk meminta bantuan dan pertolongan, dan rizki yang paling berkah, paling bermanfaaat, dan paling baik adalah hasil keringat sendiri.

Nasihat Kesembilan:
Di antara nasihat as-Salaf kepada anak-anak muda, yaitu apa yang diriwayatkan dari Ja'far, dia berkata, Tsabit al-Bunani datang kepada kami sementara kami duduk di arah kiblatnya, dia berkata,
"Wahai anak-anak muda, kalian telah menghalangiku untuk sujud kepada Tuhannya." Tsabit memang menyukai shalat. (Diriwayatkan oleh Abu Nu'aim dalam Hilyah al-Auliya 2/322).

Dia mengisyaratkan bahwa sebagian anak muda bertemu dan berkumpul di masjid, mereka memanfataakn kesempatan bertemu teman-teman mereka di masjid untuk membicarakan hal-hal yang tidak penting, padahal di sekitar mereka ada orang-orang yang datang ke masjid untuk beribadah kepada Allah, ingin shalat dengan tenang dan khusyu', namun anak-anak muda itu menghalangi mereka melakukan shalat dengan khusyu', anak-anak muda itu tidak menyibukkan diri mereka di masjid untuk beribadah dan berdzikir kepada Allah, dan mereka juga tidak membiarkan siapa yang datang ke masjid untuk beribadah agar bisa beribadaha dengan tenang dan khusyu'.

Di antara perkara yang wajib diketahui oleh anak muda adalah menjaga kehormatan masjid, memerhatikan kehormatan dan kemuliaan orang-orang yang datang ke masjid, agar anak-anak muda itu tidak mengganggu penghuni masjid dengan perkara-perkara yang bisa menjauhkan dari ketenangan dan kekhusyu'an dalam shalat.

Nasihat Kesepuluh:
Di antara nasihat as-Salaf kepada anak-anak muda, yaitu apa yang diriwayatkan dari Muhammad bin Suqah, dia berkata:
"Maimun dan Mihran bertemu denganku. Aku berkata, "Hayyakallah", dia menjawab "Ini penghormatan anak-anak muda, ucapkanlah salam." Yakni ucapkanlah Assalamu 'alaikum. (Diriwayatkan oleh Abu Nu'aim dalam Hilyah al-Auliya 4/86).

Ucapannya "Ini penghormatan anak-anak muda", yakni jiwa sebagian anak muda menyukai salam penghormatan tertentu, mereka menganggapnya sebagai penghormatan yang paling bagus manakala mereka saling bertemu, akibatnya mereka meninggalkan dan mengesampingkan salam, memulai dengan sebagian penghormatan, yang dia sukai dan condong kepadanya, dan terkadang mereka hanya mengucapkan penghormatan tersebut dan meninggalkan salam, dan terkadang mengucapkan salam sesudahnya."

Nasihat Kesebelas:
Di antara nasihat as-Salaf kepada anak-anak muda, yaitu apa yang diriwayatkan dari Abu al-Malih, dia berkata, "Maimun bin Mihran, berkata kepada kami pada saat kami berada di sekelilingnya,
"Wahai anak-anak muda, gunakanlah kekuatan dan semangat masa muda kalian dalam ketaatan kepada Allah. Wahai orang tua, sampai kapan?" (Diriwayatkan oleh Abu Nu'aim dalam Hilyah al-Auliya (4/87)

Dia menasihati agar menggunakan kekuatan dan semangat masa muda dalam ketaatan kepada Allah dan apa yang mendekatkan diri kepada Allah.

Nasihat Kedua Belas:
Dari al-Firyabi, dia berkata,
"Sufyan ats-Tsauri shalat, kemudian menoleh kepada anak-anak muda dan berkata "Jika kalian tidak shalat hari ini, lalu kapan?"" (Diriwayatkan oleh Abu Nu'aim dalam Hilyah al-Auliya 7/59)

Sufyan ats-Tsauri memberi nasihat yang agung kepada anak-anak muda agar mereka memanfaatkan masa muda mereka dalam ketaatan kepada Allah. Jika anak muda tidak memanfaatkan masa mudanya untuk sujud kepada Allah, maka dia akan melemah dan masuk fase kehidupan yang dia ingin sujud di dalamnya akan tetap tidak mampu karena kekuatannya yang melemah atau karena menderita penyakit tertentu, sehingga tidak bisa sujud, karena itu Sufyan ats-Tsauri berkata, "Jika kalian tidak shalat hari ini, lalu kapan?"

Nasihat Ketiga Belas:
Apa yang diriwayatkan dari Rabi'ah bin Kultsum, dia berkata, al-Hasan al-Bashri melihat kepada kami sedangkan kami, anak-anak muda, mengelilinginya, lalu dia berkata,
"Wahai anak-anak muda, tidaklah kalian merindukan para bidadari?"

Ini merupakan nasihat yang indah dari Imam al-Hasan al-Bashri. Dia mengingatkan anak-anak muda terhadap nikmat surga, kenikmatan dan kesenangan yang ada di dalamnya yang di antaranya adalah bidadari-bidadari yang elok, hal itu untuk memperbarui semangat dan kerinduan kepada surga dan kenikmatannya. Jika hal ini tertanam di dalam hati anak muda, maka ia akan mendorongnya, sesudah taufiq dari Allah, untuk bersungguh-sungguh dalam menjalankan amal akhirat dan berusaha serius padanya.

Nasihat Keempat Belas:
Apa yang diriwayatkan dari al-Hasan al-Bashri, bahwa dia berkata,
"Wahai anak-anak muda, jauhilah sikap menunda-nunda, 'Aku akan melakukan, aku akan melakukan'." (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi ad-Dunya dalam kitab Qishar al-Amal No. 212)

Ucapannya "Jauhilah sikap menunda-nunda" adalah penyakit yang merusak kebanyakan anak muda, sebagian dari mereka berkata, "Aku akan bertaubat", "Aku akan menjaga shalat", "Aku akan berbakti pada ibu-bapak", dan yang sepertinya. Namun dia tidak melakukan, tidak bersegera, dan tidak memanfaatkannya. Sebaliknya, dia malah menunda-nunda dan mengulur-ulur. Jika jiwanya mengajaknya untuk bertaubat dan menjaga shalat, datanglah penyakit ini dan menghalanginya dari kebaikan, dia terus menunda-nunda dan mengulur-ulur sehingga berlalulah keberkahan masa muda dan kesempatan untuk meraih kebaikan.

Bisa jadi sebagian dari mereka ada yang menunda taubatnya hingga mencapai usia tertentu dalam hidupnya, namun sebelum dia mencapai usia tersebut, ajal sudah menjemputnya secara tiba-tiba.

Nasihat Kelima Belas:
Apa yang diriwayatkan dari Hafshah binti Sirin, bahwa dia berkata,
"Wahai anak-anak muda, kerahkanlah kemampuan diri kalian (untuk beramal) selagi kalian masih muda, karena sesungguhnya, demi Allah, aku tidak melihat amal kecuali di masa muda." (Diriwayatkan oleh al-Marwazi dalam Mukhtashar Qiyam al-Lail Hal. 49).

Ucapannya "Aku tidak melihat amal kecuali di masa muda", yaitu masa muda termasuk masa yang paling agung. Ia adalah masa kebaikan jika anak muda dibimbing untuk memanfaatkannya -dengan izin Allah-. Sebaliknya, jika dia melewatkannya dan tidak memanfaatkannya, menggunakan masa mudanya untuk berburu kesenangan dan hawa nafsu, dan dorongan jiwa, apalagi di lahan-lahan dosa -kita berlindung kepada Allah dari semua itu- dan dia merasakannya sebagai kenikmatan, maka dia telah merusak masa mudanya dan masa depannya.

No comments:

Post a Comment