Tema: Akan Ada Sebagian Umat yang Murtad
Pembahasan Kitab Al Mulakhkhos fi Syarhi Kitab at-Tauhid
Karya Asy-Syaikh Al 'Allamah Prof. Dr. Shalih Al-Fauzan Hafizhahullah
Oleh: Ustadz Sofyan Chalid bin Idham Ruray, Lc
Masjid Nurul Iman, Blok M Square, Jakarta Selatan
Selasa, 8 Desember 2020
Pembahasan kali ini memiliki beberapa poin, di antaranya:
1. Peringatan agar kita berhati-hati, jangan sampai termasuk golongan yang murtad
2. Peringatan agar kita lebih semangat mempelajari, mengamalkan, dan mendakwahkan tauhid.
Bab ini membantah bahwa jika sudah menjadi Muslim, tidak mungkin menjadi kafir. Faktanya, bisa saja, dan banyak terjadi, mereka yang Muslim akhirnya murtad/pindah agama.
Dari Jabir Radhiyallahu 'Anhu, ia berkata, aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Sesungguhnya setan telah berputus asa untuk disembah oleh orang-orang yang shalat di Jazirah Arab, tapi dia tidak pernah berputus asa untuk memecah belah di tengah kalian." (HR. Muslim)
Hadits di atas hanya menggambarkan setan berputus asa, bukan menyatakan murtad akan terjadi. Hadits tersebut juga berlaku untuk saat itu, bukan putus asa terus menerus hingga hari kiamat, sehingga bisa saja setan kembali menggoda manusia untuk bermaksiat yang lebih besar.
Allah Ta'ala berfirman:
"Tidakkah engkau melihat kepada orang-orang yang telah diberikan bagian dari Alkitab (Yahudi dan Nashrani)? Mereka percaya kepada jibt dan thagut, dan berkata kepada orang-orang kafir (musyrik Mekkah) bahwa mereka lebih benar jalannya dari orang-orang yang beriman." (QS. An-Nisa : 51)
Bahwasanya akan terjadi pada umat (Islam) ini orang yang menyembah berhala sebagaimana yang terjadi pada Yahudi dan Nashrani. Salah satu bentuk kekufuran adalah menyetujui ibadah orang-orang kafir, walau pun dia tidak melakukannya.
Seorang Muslim tidak boleh mengucapkan, ikut merayakan, atau menghadiri perayaan orang kafir, apalagi hal itu termasuk kesyirikan, seperti Natal; karena dalam Islam hal tersebut termasuk dalam persetujuan atau menyetujui keyakinan mereka.
Allah Ta'ala berfirman:
"Dan sungguh Allah telah menurunkan kekuatan kepada kamu di dalam Alquran bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan (oleh kaum Kafir), maka janganlah kamu duduk dengan mereka, hingga mereka memasuki pembicaraan yang lain. Karena sesungguhnya (kalau kamu berbuat demikian), maka kamu sama saja dengan mereka. Sesungguhnya Allah mengumpulkan orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam Jahannam." (QS. An Nisa : 140)
Bahwasanya kita wajib mengkufuri jibt dan thagut. Dalam Tafsir Alquran Al-'Azhim, karya Ibnu Katsir disebutkan perkataan Umar bin Khattab Radhiyallahu 'Anhu bahwa Jibt adalah sihir. Sedangkan menurut pendapat Ibnu 'Abbas, dikatakan bahwa Jibt adalah setan, lalu dimaknakan juga sebagai syirik, dan juga berarti ashnam (berhala). Asy-Sya'bi mengatakan bahwa Jibt adalah dukun. (Lihat tafsir Alquran Al-'Azhim, 3:138)
Tauhid adalah ajaran asli dari seluruh kitab Allah yang pernah Allah turunkan di muka bumi, karena sejatinya seluruh manusia yang diciptakan oleh Allah adalah seorang Muslim.
Rasulullah bersabda:
"Tiada seorang pun yang dilakukan kecuali dilahirkan dalam keadaan fitrah (Islam). Kedua orang tuanyalah yang menjadikan mereka Yahudi, Nasrani, atau Majusi." (HR. Bukhari Muslim)
Umat Yahudi dan Nashrani saat ini tidaklah berhak disebut sebagai hamba Allah, karena mereka telah keluar dari tauhid. Umat Islam-lah yang lebih berhak disebut sebagai pengikut Nabi Musa dan Nabi Isa Alaihissalam, karena hanya Islam yang masih mengamalkan tauhid.
Yang dimaksud orang yang dimurkai dalam surat Al Fatihah ayat 7 adalah Yahudi, dan orang-orang yang tersesat yang dimaksud adalah Nashrani. Karena Yahudi memiliki ilmu tapi tidak diamalkan, sedangkan Nasharin beramal tanpa ilmu.
Sufyan bin 'Uyainah rahimahullah berkata:
"Bila ada ulama kita yang rusak, maka ia serupa dengan kaum Yahudi. Jika ahli ibadah kita yang rusak, maka ia serupa dengan kaum Nashrani."
Allah Ta'ala berfirman:
"Katakanlah, "Apakah akan aku beritakan kepadamu tentang orang-orang yang lebih buruk pembalasannya dari (orang-orang fasik) itu di sisi Allah, yaitu orang-orang yang dikutuki dan dimurkai Allah, di antara mereka (ada) yang dijadikan kera dan babi, dan (orang yang) menyembah thagut?". Mereka itu lebih buruk tempatnya di sisi Allah dan lebih tersesat dari jalan yang lurus." (QS. Al Maidah : 60)
Ada beberapa pendapat dalam penafsiran ayat di atas:
Pendapat pertama, mengatakan bahwa Yahudi telah melanggar ketentuan, tidak boleh beraktivitas di hari Sabtu dari hari yang telah ditetapkan oleh Allah. Lalu mereka dijadikan kera. Sedangkan kaum Nashrani juga melanggar ketentuan tentang hari Minggu, kemudian mereka dijadikan babi.
Pendapat kedua, mengatakan bahwa mereka semua adalah Yahudi, yang masih muda dijadikan kera, dan yang sudah tua dijadikan babi.
Ada 5 pelajaran penting dari pembahasan ini:
1. Terjadinya kesyirikan pada umat ini adalah menjadi pengikut Yahudi dan Nashrani
2. Berhujjah atas ahlul bathil, dan menjelaskan kesalahan mereka apabila mereka menuduh ahluh haq (Muslim)
3. Bahwasanya balasan itu diberikan karena amalan, dan diberikan sesuai dengan jenis amalannya.
4. Pensifatan terhadap Allah bahwa Allah marah dan melaknat terhadap para pelaku maksiat
5. Bahwasanya menaati setan adalah pangkal dari kesyirikan kepada Allah.
Beberapa jenis pensifatan terbagi menjadi 3:
1. Bermakna baik, secara keseluruhan;
2. Bermakna buruk, secara keseluruhan;
3. Baik di satu sisi, dan buruk di sisi yang lain.
Dosa atau maksiat akan membuka pintu kesesatan berikutnya. Amal solah akan membuka amal soleh berikutnya. Tergantung kita mau pilih jalan kebenaran atau jalan kesesatan, karena Allah telah menyiapkan balasannya kelak di hari kiamat.
Subhanaakallahumma wa bihamdika, asy-hadu al-laa ilaaha illaa anta, astaghfiruka wa atuubu ilaik.



No comments:
Post a Comment