Wednesday, 2 December 2020

Kajian Selasa: Kitab Fikih Asmaul Husna - Al Bashir (Yang Maha Melihat) // Ustadz Abdul Barr Kaisinda hafizhahullah

Kajian Selasa
Tema:
Kitab Fikih Asmaul Husna
karya Asy Syaikh Al 'Allamah Abdurrazaq bin Abdul Muhsin Al 'Abbad Al-Badr (Hafizhahullah)
Al Bashir (Yang Maha Melihat)
Oleh: Ustadz Abu Utsman Abdulbarr Kaisinda
Masjid Nurul Iman, Blok M Square, Jakarta Selatan
Selasa, 1 Desember 2020
 
Al Bashir adalah nama Allah yang Allah sebutkan berulang di Alquran, lebih dari 40x, di antaranya:
 
"Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan menyuruh kamu apabila menetapkan hukum di antara manusia  supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat." (QS. An-Nisa : 58)

"Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari keridhaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka hujan gerimis (pun memadai). Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu perbuat." (QS. Al Baqarah : 265)
 
"Katakanlah: "Inginkah aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikian itu?" Untuk orang-orang yang bertakwa (kepada Allah), pada sisi Tuhan mereka ada surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Dan (mereka dikarunai) istri-istri yang disucikan serta keridhaan Allah. Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hambaNya." (QS. Ali Imran : 15)
 
"Dan apakah mereka tidak memerhatikan burung-burung yang mengembangkan dan mengatupkan sayapnya di atas mereka? Tidak ada yang menahannya (di udara) selain Yang Maha Pemurah. Sesungguhnya Dia Maha Melihat segala sesuatu." (QS. Al Mulk : 19)
 
Allah Maha Melihat segalanya. Tidak ada yang luput dariNya, bahkan seekor semut di atas batu keras dalam kegelapan malam. Termasuk segala proses yang terjadi di dalam tubuh semut tersebut pun terlihat. Tidak ada yang tertutupi dari penglihatan Allah.
 
Lapisan-lapisan langit di atas bumi, dan segala yang berada di bawah perut bumi, besar atau sekecil apapun, Allah tahu, Allah melihat. Allah pun mengetahui mata-mata yang berkhianat.
 
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Setiap umatku akan mendapatkan ampunan, kecuali orang-orang yang terang-terangan berbuat dosa. Dan yang termasuk terang-terangan berbuat dosa adalah seseorang berbuat (dosa ) di malam hari, kemudian pada pagi harinya dia menceritakannya, padahal Allah telah menutupi perbuatannya tersebut." (HR. Bukhari 6069 dalam kitab Fathul Bari dan lafadz ini milik Bukhari, dan riwayat Muslim 2990).

Jangan pernah berpikir bahwa ada yang terluput dari penglihatan Allah. Itu tidaklah benar, karena Allah mampu melihat sesuatu atau siapa pun, sekecil apa pun, tanpa terkecuali, yang di dalam atau di luar pandangan makhluk.

Ibnu Qayyim rahimahullah berkata:
Nama Allah "Al Bashir" berarti kesempurnaan dalam melihat secara detil. Tidak ada yang luput darinya, yang terlihat maupun yang tidak terlihat oleh mata siapa pun. Semakin kuat muraqabah (sifat selalu merasa diawasi) seseorang, maka akan semakin menimbulkan rasa malu, tenang, cinta, tunduk, khusyuk, takut dan pengharapan yang besar kepada Allah.

Perkara yang wajib kita imani, sebagai konsekuensi bahwasanya Allah Maha Melihat, seperti yang telah Allah dan RasulNya kabarkan, tanpa mentakwil, membayangkan atau menyamakan Allah dengan makhluk adalah kita beriman bahwa Allah memiliki mata, sesuai keagungan dzat dan kemuliaan Allah.

"Dan bersabarlah dalam menunggu ketetapan Tuhanmu, maka sesungguhnya berada dalam penglihatan Kami, dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu ketika kamu bangun berdiri." (QS. At-Tur : 48)

"Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat" (QS. Asy Syura : 11)

"... Dan Aku telah melimpahkan kepadamu kasih sayang yang datang dariKu; dan supaya kamu diasuh di bawah pengawasanKu." (QS. Thaha : 39)
 
Rasulullah menerangkan dalam hadits tentang dajjal, Beliau bersabda:
"Ketahuilah bahwa dajjal buta sebelah matanya, sedangkan Allah tidaklah buta sebelah." (HR. Bukhari 7131, 7408 & Muslim 2933)

Hadits di atas menerangkan tentang keyakinan bahwa Allah memiliki mata. Namun jangan pernah dibayangkan matanya seperti apa, apalagi menyamakan Allah dengan makhluk, karena HARAM hukumnya. Imani saja seperti yang telah Allah dan RasulNya kabarkan.

Jangan bertawakkal kepada iman dan ilmu kita, sehingga kita menjadi tersesat pada hari akhir. Bertawakkallah hanya kepada Allah.

Seorang ulama Syafi'i berkata:
"Kami beriman bahwa Allah memiliki mata. Allah melihat apa yang ada di dalam bumi dan inti bumi, dan apa yang ada di atas dan lapisan langit, besar atau kecil. Sebagaimana Allah melihat apa yang ada di sekitar Arsy."

Konsekuensi setelah kita mengimani Allah Maha Melihat adalah peribadatan hati kita kemudian merasa diawasi oleh Allah, merasa tunduk pada Allah, merasa lemah di hadapan Allah, dan membutuhkan perlindungan dari Allah. Kita harus semakin ingat pada Allah dan semakin mendekatkan diri padaNya.

Orang beriman selalu mengingat Allah, dalam setiap keadaan dan situasi diri. Sedangkan orang munafik itu sedikit dari mengingat Allah.

Ketika kita merasa diawasi oleh Allah, maka sudah sepatutnya kita memperbaiki diri, memperbaiki ibadah kita. Tak peduli penilaian orang, selama berada di jalan yang benar, di jalan Allah, maka lakukan ibadah tersebut. Perbaiki wudhu, shalat, baca Alquran, dan ibadah-ibadah lain, termasuk ibadah sunnah. Kejar pahala sebanyak-banyaknya. Meski kita manusia masih sering mengalami ketergelinciran dan melakukan kesalahan, teruslah berusaha mendekatkan diri pada Allah dan menambah keimanan pada Allah. Tidak ada ibadah yang lebih mulia dan lebih tinggi selain beribadah kepada Allah.

Semakin kita beriman, maka semakin kecil kita berbuat maksiat. Jika masih bermaksiat, segera bertobat dan istighfar. Allah Maha Melihat. Jangan selalu terjerumus pada maksiat, karena bisa saja Allah menutup hatimu dan menjauhkanmu dari hidayah. Naudzubillah.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Demi Dzat yang diriku berada di tanganNya. Andai kalian tidak pernah berbuat dosa, maka Allah akan binasakan kalian, dan Allah gantikan dengan manusia yang berbuat dosa namun senantiasa bertobat." (HR. Muslim 2749)

Sungguh Allah mencintai orang-orang yang bertobat. Sebaik-baik orang yang berdosa, dia lah yang selalu bertobat kepada Allah.
 
Allah Maha Melihat dan Maha Mengetahui mengenai apa yang dilakukan dan terjadi pada hambaNya.
Ada hamba yang diberi kemiskinan walau ia taat beribadah, itu karena Allah sayang padanya. Allah ingin dia tetap istiqomah di jalan Allah dengan keterbatasan harta yang dia miliki. Kekayaan hati lebih patut disyukuri daripada kekayaan harta dunia. Teruslah berdoa dan berikhtiar sampai Allah memberikan rezeki yang lapang dan rasa terus bersyukur. Karena ketika diberikan harta, dan perkara dunia lainnya, bisa saja kita keluar dari jalan Allah. Allah Maha Tahu.

"Ada yang nggak shalat, lalai dalam ibadah, tapi dikasih kenikmatan harta dan uang yang banyak."
Ketahuilah, bahwa itu adalah ISTIDRAJ, yakni jebakan dari Allah. Ini lebih berbahaya dari cobaan kemiskinan. Karena ketika hamba berkecukupan tapi dia lalai dari Allah, maka neraka menunggunya.


Allah akan membalas sesuai apa yang hambaNya kerjakan, dan tidak ada yang luput. Allah akan mengadili seadil-adilnya berdasarkan kadar iman dan amalnya. Dahulukan akhirat daripada dunia, jika ingin jadi hamba yang beruntung, karena nikmat akhirat lebih kekal. Begitu pun dengan adzab bagi hamba yang durhaka pada Allah, kekal pula, dan mereka orang-orang yang rugi selamanya.

Orang-orang yang mendebat kebenaran Alquran tanpa ilmu, khususnya pada ayat-ayat yang telah Allah tegaskan dengan jelas, yang suka mentakwil berdasarkan hawa nafsu, maka Allah akan berikan adzab, bisa di dunia atau di akhirat. Dan mereka termasuk orang-orang yang sombong juga rugi.

Contoh ayat-ayat yang dengan jelas Allah tegaskan di dalam Alquran adalah tentang:
1. Allah adalah satu-satunya Tuhan yang wajib diibadahi dan disembah, bukan tuhan yang lain;
2. Kewajiban menutup aurat;
3. Kewajiban menuntut ilmu agama;
4. Kewajiban melaksanakan shalat;
5. Kewajiban bayar zakat;
6. Kewajiban puasa Ramadhan;
7. Islam adalah satu-satunya agama yang benar dan diterima di sisi Allah; dan masih banyak lagi.

Mulailah untuk membaca Alquran agar tidak tersesat dari fitnah dunia. Alquran yang kita baca juga akan menjadi salah satu penolong di hari akhir.

Subhanaakallahumma wa bihamdika, asy-hadu al-laa ilaaha illaa anta, astaghfiruka wa atuubu ilaik.

No comments:

Post a Comment