Pembahasan Kitab Riyadush Shalihin karya Imam an-Nawawi
Tema: Takut Kepada Allah (Bab #50)
Oleh: Ustadz Khalid Basalamah
Live Streaming
Rabu, 19 Mei 2021
Ada 2 sayap dalam berhubungan dengan Allah yaitu Rodja (Berharap) dan Khauf (Takut). Kedua hal ini harus ada di dalam diri setiap mukmin. Di satu sisi di berharap semua amalannya diterima oleh Allah dan di sisi lain dia takut amalannya tidak diterima oleh Allah dan takut dihukum karenanya.
Takut kepada Allah artinya Allah Maha Mengetahui, Maha Mendengar, Maha Melihat, dan Maha Segalanya. Bukan hanya kita, Nabi Muhammad pun diancam oleh Allah, dan beliau tidak memiliki kemampuan ketika pamannya tidak masuk Islam ketika Allah tidak memberi hidayah Islam kepada pamannya.
Kalau seandainya Allah mengutusmu untuk memakanku, aku tidak akan melawan. Tapi kalau kau datang hanya untuk mengganggu ibadahku, maka aku akan minta kepada Allah, Penciptaku dan Penciptamu untuk menghancurkanmu. Tiba-tiba harimau tersebut menurunkan tatapan matanya yang tajam dan berlalu.
Ketika hambanya mengkhawatirkan sesuatu kepada Allah, maka Allah akan buat kekhawatiran itu lenyap seketika. Kita diperintahkan takut kepada sesuatu yang telah Allah tetapkan. Orang-orang beriman selalu tenang dan tentram hatinya, karena dia hanya takut kepada Allah. Kapan kita takut kepada Allah, Allah akan buat sesuatu yang kita takuti justru akan takut kepada kita.
"Barangsiapa meninggalkan sesuatu karena Allah, maka Allah akan gantikan yang lebih baik"
Allah menjelaskan tentang pentingnya takut kepadaNya dalam banyak dalil.
".. dan takutlah kepadaKu saja" (QS. Al Baqarah : 40)
Kalau kita tanamkan keimanan hanya takut, bergantung, dan hanya memohon kepada Allah, maka tidak akan ada yang mengganggu pikiran dan hati kita. Justru hati akan menjadi tenteram dan pikiran pun tenang. Allah akan mudahkan semua.
"Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya, dan Dia memberikan rezeki dari arah yang tak disangka-sangka. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan cukupkan keperluannya" (QS. At-Talaq : 2-3)
"Sesungguhnya adzab Tuhanmu benar-benar keras" (QS. Al Buruj : 12)
Kalau kita pernah membuat kesalahan, maka Allah sangat luas rahmat dan pengampunannya. Tapi janganlah kita terus menerus melakukan dosa dan maksiat, karena adzab Allah sangat keras.
"Dan begitulah siksa Tuhanmu apabila Dia menyiksa (penduduk) negeri-negeri yang berbuat zalim. Sungguh, siksaNya sangat pedih, sangat berat. Sesungguhnya pada yang demikian itu pasti terdapat pelajaran bagi orang-orang yang takut kepada adzab akhirat. Itulah hari ketika semua manusia dikumpulkan (untuk dihisab), dan itulah hari yang disaksikan (oleh semua makhluk). Dan Kami tidak akan menunda, kecuali sampai waktu yang sudah ditentukan. Ketika hari itu datang, tiada seorang pun yang berbicara, kecuali dengan izinNya; maka di antara mereka ada yang sengsara dan ada yang berbahagia. Maka adapun orang-orang yang sengsara, maka (tempatnya) di dalam neraka, di sana mereka mengeluarkan dan menarik napas dengan merintih" (QS. Hud : 102-106)
Kalau adzab Allah sudah datang seperti tsunami, gempa bumi, longsor, gunung meletus, maka tidak akan ada yang bisa menyelamatkan diri atas kehendakNya. Jangan coba-coba dengan adzab dan hukuman Allah, karena kita akan menyesal dunia akhirat.
Aneh sekali ketika ada orang yang menantang untuk masuk ke dalam neraka. Neraka tidak bisa digambarkan oleh akal manusia. Neraka itu pedih sekali, mengerikan, dan bisa membuat orang-orang di dalamnya menjerit-jerit. Sebelum menawarkan diri dan mengucapkan sembarangan untuk masuk ke neraka, coba ambillah korek terlebih dahulu dan bakar sendiri kulitmu. Bagaimana rasanya? Itu belum ada apa-apanya dibandingkan dengan neraka yang panasnya jauh lebih dahsyat. Berhati-hati dengan ucapan, jangan sampai menantang Allah, karena Allah akan menurunkan adzabnya kapan saja.
Jika kita menantang pimpinan saja di kantor misalnya, kita bisa mendapatkan sanksi. Apalagi menantang Allah. Allah bisa melakukan apa saja yang dikehendakiNya.
Ahli neraka itu terus menangis. Sampai-sampai jika diletakkan perahu atau kapal, maka itu bisa melintasinya karena genangan air matanya. Orang-orang yang membangkang dari hukum Allah, nasibnya akan sama dengan Fir'aun.
"... Dan Allah memperingatkan kamu dari (siksa)Nya, dan hanya kepada Allah tempat kembali" (QS. Ali Imran : 28)
Hati-hati. Kalau Allah menyiksa, maka tidak akan ada yang bisa menahan. Tidak ada ruginya menjadi orang beriman, justru sangat nikmat. Umur kita terbatas. Jadi nikmati dengan menjadi orang beriman. Tidak perlu membuang waktu yang sia-sia.
"Pada hari itu manusia lari dari saudaranya, dan dari ibu dan bapaknya, dan dari istri dan anak-anaknya. Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang menyibukannya" (QS. 'Abasa : 34-37)
"Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu. Sungguh, guncangan (hari) Kiamat itu adalah suatu (kejadian) yang sangat besar. Ingatlah ketika kamu melihatnya (goncangan itu), semua perempuan yang menyusui anaknya akan lalai terhadap anak yang disusuinya, dan setiap perempuan yang hamil akan keguguran kandugannya, dan kamu melihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, tetap adzab Allah itu sangat keras" QS. Al Hajj : 1-2
"Dan bagi orang yang takut akan saat menghadap Tuhannya, maka ada dua surga" (QS. Ar Rahman : 46)
"Dan sebagian mereka berhadap-hadapan satu sama lain saling bertegur sapa. Mereka berkata, "Sesungguhnya kami dahulu, sewaktu berada di tengah-tengah keluarga kami merasa takut (akan diadzab). Maka Allah akan memberikan karunia kepada kami dan memelihara kami dari adzab neraka. Sesungguhnya kami menyembahnya sejak dahulu. Dialah Yang Maha Melimpahkan Kebaikan lagi Maha Penyayang" (QS. At-Thuur : 25-28)
Dari Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu, ia berkata:
"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyampaikan kepada kami dan beliau adalah orang yang paling jujur dan paling dapat dipercaya. Sesungguhnya salah seorang di antara kalian dikumpulkan penciptaannya dalam perut ibunya selama 40 hari dalam bentuk nuthfah (bersatunya sperma dengan ovum), kemudian menjadi 'alaqah (segumpal darah) seperti itu pula. Kemudian menjadi mudhghah (segumpal daging). Kemudian diutuslah malaikat untuk meniupkan ruh di dalamnya, dan diperintahkan untuk menulis 4 hal yaitu rezekinya, ajalnya, amalnya, dan celaka atau bahagianya. Maka demi Allah yang tidak ada ilah yang berhal diibadahi dengan benar melainkan Dia, sesungguhnya salah seorang dari kalian beramal dengan amalan ahli surga, sehingga jarak antara dirinya dengan surga hanya tinggal sehasta, tetap catatan (takdir) mendahuluinya lalu ia beramal dengan amalan ahli neraka, maka dengan itu dia memasukinya. Dan sesungguhnya salah seorang dari kalian beramal dengan amalan ahli neraka,
sehingga jarak antara dirinya dengan neraka hanya tinggal sehasta, tetap
catatan (takdir) mendahuluinya lalu ia beramal dengan amalan ahli surga, maka dengan itu dia memasukinya" (HR. Bukhari dan Muslim)
Pelajaran penting dari hadits di atas:
1. Bagaimana kejelian Ibnu Mas'ud dalam menyampaikan sifat Rasulullah
2. Nabi menjelaskan kedudukan manusia
3. 4 hal yang dicatat ketika ruh ditiupkan yaitu: 1) Rezeki, 2) Amalnya, 3) Celaka atau Bahagianya, dan 4) Ajalnya
Subhanaakallahumma wa bihamdika, asy-hadu al-laa ilaaha illaa anta, astaghfiruka wa atuubu ilaik.

No comments:
Post a Comment