Kaidah Emas Mendidik Anak karya Syaikh Iman Al-Wakil hafizhahullah
Pertemuan ke-5:
1. Kaidah 9 - Mendidik Anak Itu Adalah Metode (Thoriqoh) dan Kebijakan (Siyasah)
2. Kaidah 10 - Mendidik Itu Adalah Kesepakatan, Keseimbangan, dan Harmonis
Bersama:
Ustadz Abu Salma Muhammad
Kaidah 9:
Mendidik Anak Itu Adalah Metode (Thoriqoh) dan Kebijakan (Siyasah)
Sesungguhnya anak itu cenderung menolak perintah dan larangan yang sampai pada mereka, karena itu jauhilah aksen larangan dan perintah. Sementara mereka akan cenderung menerima jika itu datang dalam bentuk saran kepada anak.
Siyasah adalah upaya kita untuk mengurus dan memerhatikan. Dalam konteks ini adalah mengurus dan memerhatikan anak-anak kita.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Setiap kalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dipimpinnya. Kepala Negara, dia adalah pemimpin manusia secara umum, dan dia akan diminta pertanggungjawaban atas mereka. Seorang suami dalam keluarga adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban atas mereka. Seorang istri adalah pemimpin di dalam rumah tangga suaminya dan terhadap anak-anaknya, dan dia akan diminta pertanggungjawaban atas mereka. Seorang hamba sahaya adalah pemimpin dalam urusan harta tuannya, dan dia akan diminta pertanggungjawaban atasnya. Ketahuilah, bahwa setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan diminta pertanggungjawaban atas apa yang dipimpinnya." (HR. Bukhari No. 2554 dan Muslim No. 1829)
Pendidikan mengurus anak harus memiliki metode dan ini harus ada di dalam rumah tangga. Rumah tangga diibaratkan seperti negara kecil, dan undang-undang kaum muslimin dalam membina rumah tangga adalah Alquran dan Sunnah.
Ajarkan tauhid pada anak dan kenalkan dia perkara halal dan haram sejak dini. Jangan pernah ajarkan anak tentang kesyirikan, justru kita harus mengingatkan anak terhadap bahaya kesyirikan itu.
Islam adalah agama yang memiliki perintah dan larangan. Namun itu karena Allah begitu memerhatikan hamba-hambaNya. Siapa yang mengikuti perintah Allah, maka dia akan sukses dan beruntung; dan siapa yang mengerjakan larangan dari Allah, maka dia akan rugi.
Manusia memang cenderung tidak suka dilarang karena ada hawa nafsu di dalam dirinya. Begitu pun dengan anak. Kita harus bisa memahami sejauh mana anak memahami konsep tentang amar ma'ruf nahi mungkar, sehingga anak sudah bisa diarahkan pada sesuatu yang haq dan yang bathil. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak pernah menggunakan larangan seperti "jangan", tapi Rasulullah selalu cenderung menggunakan perintah untuk mendidik anak.
Ketika anak belum bisa membedakan sesuatu, maka kita harus bisa memilih pendidikan kepada anak. Jika dalam hal agama, maka kita boleh menggunakan larangan. Seperti kita hendak mengingatkan anak untuk shalat, maka gunakan kalimat yang membuat anak menjadi senang melaksanakan shalat.
Sesuatu harus digunakan sesuai kondisi dan jenis perbuatan. Gunakan perintah dan larangan hanya sesuai dengan kebutuhan saja. Ketika kita keliru memberi perintah dan larangan pada anak, tanpa sadar kita bisa menghancurkan kreativitas anak. Kita tidak boleh menghukum seseorang yang tidak mengerti kesalahannya, terutama pada anak. Berikan penjelasan untuk meluruskan kesalahannya agar ia mau kembali kepada sesuatu yang benar.
Perintah dan larangan, jika dipaksakan kepada mereka, maka ini akan merusak anak. Dampaknya akan memaksa mereka untuk menjadi pendusta karena rasa takut kepada hukuman. Sering kita tidak sadar, kita dapati anak-anak suka berbohong. Allah ciptakan anak dengan fitrah kebaikan, bakat, dan kemampuan (skill). Jika kita tidak mendidik dan mengarahkan anak kita pada kebaikan, maka anak akan melakukan penyimpangan, terutama ketika ia tumbuh dewasa.
Anak juga diberikan naluri dan syahwat. Maka penting untuk kita memberi pengajaran yang baik sesuai dengan Alquran dan Sunnah. Jangan pula mendidik anak dengan terlalu keras, karena akan menjadikan anak gemar berdusta atau bahkan menjadi penakut.
Kaidah 10:
Mendidik Itu Adalah Kesepakatan, Keseimbangan, dan Harmonis.
Ayah dan Ibu adalah mitra dalam aktivitas pendidikan (satu dengan yang lainnya), sehingga kesepakatan mereka terhadap suatu metode pendidikan dan cara pengasuhan adalah kaidah terpenting dalam metode pendidikan.
Adanya perselisihan dan konflik antara Ayah dan Ibu bisa memberikan dampak negatif yang besar pada anak seperti penderitaan, problem kejiwaan, bahkan komplikasi psikologis pada anak. Jadi penting untuk orang saling memahami peran masing-masing dan jika ada konflik atau keributan antara Ayah dan Ibu, maka jangan diungkap di depan anak. Berusahalah untuk selalu menampilkan segala kebaikan di depan anak, agar anak bisa ikut meniru kebaikan-kebaikan yang orang tua tampilkan.
Subhanaakallahumma wa bihamdika, asy-hadu al-laa ilaaha illaa anta, astaghfiruka wa atuubu ilaik.

No comments:
Post a Comment