Sunday, 20 June 2021

Kajian Ahad: Ensiklopedi Akhlak Salaf

Kajian Ahad
Kitab Ensiklopedi Akhlah Salaf
Bab: Bersihkan Hati Dari Hasad
Oleh Ustadz Abu Ihsan Al-Atsary
Masjid Nurul Iman, Blok M Square, Jakarta Selatan
Ahad, 20 Juni 2021

Rasulullah ﷺ bersabda:
"Salah seorang kalian tidak akan mencapai kesempurnaan iman hingga menginginkan untuk saudaranya kebaikan-kebaikan seperti yang diinginkannya untuk diri sendiri" (HR. Bukhari dan Muslim)

Hasad adalah merasa tidak suka dengan nikmat yang Allah berikan kepada orang lain.

Ketika saudara kita mendapatkan kesenangan dan kebahagiaan dari Allah, maka seharusnya kita ikut senang. Tapi kenyataannya, kita lebih banyak iri dan dengki. Tidak suka saja itu sudah termasuk hasad secara dasar. Ini adalah penyakit hati.

Semua penyakit hati sifatnya bertingkat
Allah berfirman:
"Pada hati mereka ada penyakit, dan Allah tambah penyakit hatinya" QS.

Hasad adalah awal terbukanya pintu keburukan, termasuk banyaknya praktik sihir.
QS. Al Falaq : 5

Hasad adalah penyakit hati yang tidak bisa dianggap remeh. Jika kita merasa memiliki hasad, maka hati kita harus diterapi.

Salah satu alasan iblis menolak untuk bersujud kepada Nabi Adam adalah karena hasad. Inilah yang menjerumuskan iblis ke lembah maksiat setelahnya yaitu kesombongan. Bukti bahwa hasad adalah penyakit yang berbahaya dan bahkan mematikan bagi manusia, siapapun.

Tidak ada tubuh (manusia) yang selamat dari hasad. Bedanya adalah orang yang tercela akan menunjukkannya, dan orang yang mulianya akan menyembunyikannya. Hasad seringkali menggiring seseorang pada kezaliman bahkan kesyirikan, dan salah satu penyebab seseorang terkena a'in.

Para ulama menyebutkan bahwa penyebab terbesar kematian adalah karena a'in. Untuk itu kita dianjurkan berdoa agar terhindar darinya.

Salah satu tanda keberadaan pencipta adalah dengan adanya rezeki. Ada yang mengatur rezeki dan rezeki manusia tidak sama, juga tidak bisa diduga. Lalu siapa yang mengatur semuanya? Ada pencipta, Allah.

Al Hasan Al Bashri berkata:
"Dalam diri manusia tertanam sifat hasad. Tetapi, orang yang tidak terbawa kepada perbuatan zalim atas sesama berarti ia selamat dari keburukan sifat tersebut" (Al Istidzkar karya Ibnu Abdul Bar)

Mengapa sering muncul kata-kata ghibah, namimah, fitnah? Semua disebabkan karena hasad.
Untuk menahan keburukan-keburukan itu, ketika melihat seseorang mendapatkan nikmat dari Allah, maka ucapkanlah Masyaa Allah.

Seseorang yang merasa benih hasad mulai tumbuh dalam hati, hendaklah tidak mengumbar diri hingga berujung pada kezaliman terhadap orang lain.

Larangan hasad juga merupakan tabiat orang-orang Yahudi.
QS. An Nisa : 54

Sebagian besar penyakit hasad terjadi antara orang-orang yang sederajat atau setingkat. Gengsi juga disebabkan karena hasad, apalagi kita berada di level yang lebih tinggi dari orang lain, kemudian kita menolak kebenaran.

Kemuliaan itu lahir dari banyaknya ilmu, bukan dari banyaknya harta.

Rasulullah ﷺ bersabda
"Janganlah kalian saling hasad, saling membenci, dan saling memutuskan hubungan. Akan tetapi, jadilah kalian hamba-hamba Allah yang saling bersaudara" (HR. Muslim No. 6695)

Karena itu, kita harus memohon pertolongan kepada Allah untuk melawan penyakit hati ini.

Mengapa Seseorang Hasad?
1. Kebencian karena alasan personal
Segala sesuatu terlihat sebagai keburukan, meskipun itu baik.
Seseorang yang menaruh rasa benci terhadap saudaranya, niscaya hatinya sangat terusik ketika melihat kelebihan atau nikmat yang ada pada diri saudaranya, padahal orang lain senang dan ikut bersyukir melihat nikmat tersebut.

Hati-hati dengan hati kecil. Kita sakiti, maka akan membekas sampai dewasa. Ini adalah kezaliman yang luar biasa. Awal dari petaka bagi anak-anak disebabkan karena amarah.

Kita dapati musibah yang terjadi pada anak-anak adalah karena kemarahan orang tua. Mungkin awalnya adalah alasan yang wajar, tapi semakin lama amarah tersebut semakin berbahaya.

2. Keutamaan yang dimiliki orang lain

3. Keistimewaan yang dimiliki orang lain.

No comments:

Post a Comment