Kajian Jumat
Serial Firaq #21: Ahmadiyah
Oleh: Ustadz DR. Firanda Andirja, MA
Jumat, 6 Agustus 2021
Live streaming
Firqoh ini tersebar di banyak negara Islam dan lebih banyak di negeri non-muslim.
Syaikh Ihsan Ilahi Zahir. Beliau pakar dalam banyak bahasa dan ulama yang paham dengan dakwah Mirza Ghulam Ahmad atau yang dikenal Ahmadiyah.
Siapakah Mirza Ghulam Ahmad?
Ada perbedaan pendapat mengenai kelahiran Mirza Ghulam Ahmad. Ada yang mengatakan ia lahir sekitar tahun 1835, 1839 atau 1840, dan wafat pada 1908.
Nasabnya adalah Mirza Ghulam Ahmad bin Mirza Ghulam Murtadho. Beliau mengaku dalam beberapa tulisannya berasal dari turunan Mongol, dan sebagian lagi mengaku berasal dari Persia, sebagian lagi mengaku keturunan Nabi Muhammad dari Fatimah, dan juga mengaku sebagai keturunan Nabi Ishaq.
Ini termasuk hal yang aneh karena ia mengatakan bahwa Allah yang mengabarkan dari keturunan-keturunan itu.
Dia lahir di Qadian, India.
Hidup dari keluarga yang loyal kepada pemerintah Inggris tapi tidak mahir berbahasa Arab. Dia mulai dikenal ketika menulis bantahan terhadap Hindu dan Nashoro sekitar tahun 1880an.
Dia berjanji akan menulis 50 jilid bantahan, maka dia meminta bantuan pemikiran para ulama dan bantuan uang. Orang-orang pun fokus dan memerhatikan dirinya.
Akhirnya dia mengeluarkan bantahan jilid 1-5.
Isi dari buku-buku tersebut hanya sedikit dari bantahan dan lebih banyak memuji dirinya sendiri. Maka para ulama dan banyak orang tidak setuju dengan isi bukunya.
Setelah itu dia mulai berubah dan mengaku sebagai Imam Mahdi. Lalu mengaku sebagai Al-Masih, yaitu Nabi Isa yang dinantikan. Dia mengatakan "saya adalah masilul-masih (seperti Nabi Isa)", lalu dia mengaku mendapat wahyu. Dari sini terjadi bantahan ulama terhadap dirinya. Puncaknya ketika dia berbantahan (mubahalah) dengan ulama dari India bernama Syaikh Sana'ulah di akhir hayatnya pada 5 April 1907. Ia mencaci Syaikh dan bersumpah jika ia bohong maka ia akan terkena penyakit kolera. Kemudian dia wafat pada 26 Mei 1908 dengan penyakit kolera.
Maklumat ini berasal dari buku-buku Mirza Ghulam Ahmad langsung.
Orang-orang yang menganut Ahmadiyah biasanya hanya ikut-ikutan. Mereka tidak pernah membaca langsung dari kitab-kitab Mirza Ghulam Ahmad.
Pemikiran Mirza Ghulam Ahmad sangat komprehensif dan teratur sehingga banyak orang yang terpana.
Ahmadiyah terbagi menjadi 2:
1. Al Qadianiyah
Mereka mengatakan bahwa Mirza Ghulam Ahmad adalah nabi baru
2. Lahuriyah
Mirza Ghulam Ahmad hanya mengaku sebagai Al-Masih.
Para ulama mengatakan bahwa Lahuriyah lebih berbahaya, karena mereka seakan-akan tidak mengaku sebagai nabi tapi mengaku sebagai Isa Al-Masih.
Perkataan Mirza Ghulam Ahmad dalam buku-bukunya:
"Aku adalah nabi terbaik"
"Siapa yang beriman kepadaku, berarti dia tidak beriman kepada nabi yang lain"
"Aku didatangi malaikat dan diberikan wahyu"
Bagaimana filosofi Mirza Ghulam Ahmad (Ahmadiyah)?
Pendapat paling ringan, bahwasanya Mirza Ghulam Ahmad mengaku sebagai Al-Masih yang dinantikan.
Seorang ulama Ahmadiyah membahas tentang Dajjal dalam sebuah ceramahnya dan mengatakan Dajjal telah keluar karena kita telah lalai.
Nabi Isa dalam hadits versi ahlussunnah:
1. Nabi Isa turun dari langit
2. Turun di menara putih, Damaskus
3. Memakai 2 bilah kain berwarna
4. Ketika turun, orang kafir yang terkena napas Nabi Isa akan mati
5. Nabi Isa akan membunuh Dajjal dengan ditombak di Bab al-Luth, Palestina
6. Bertugas menghancurkan salib, memusnahkan babi, menghentikan peperangan (karena semua agama ditaklukkan), menghilangkan jizyah.
7. Muncul Ya'yuj Ma'juj
8. Orang-orang akan makmur dan kaya
9. Menjadi hakim yang adil.
10. Hewan-hewan tidak saling bertengkar
11. Nabi Isa berhaji
12. Hidup (ada 2 pendapat) antara 7 atau 40 tahun
13. Dishalatkan oleh kaum muslimin
Hadits ini diakui oleh Mirza Ghulam Ahmad namun dia berusaha mentakwilnya, khususnya hadits-hadits tentang Dajjal.
"Dajjal sudah muncul sejak Konstantinopel diruntuhkan."
Ia menganggap bahwa Dajjal bukanlah makhluk, melainkan suatu keadaan. Termasuk kristenisasi, gerakannya sangat cepat (media di mana-mana), bermata satu (hanya melihat materi namun tidak melihat lainnya).
Karena itu dia merasa bahwa Dajjal sudah muncul dan Mirza Ghulam Ahmad mengaku sebagai Al-Masih yang dinantikan.
Nabi Isa versi Ahmadiyah yang bertolak belakang dengan ahlussunnah:
1. Mirza tidak turun dari mana-mana
(Lafal turun tidak disebutkan dari langit)
2. Mirza turun di India (Damaskus hanya sama sifatnya dengan India) yaitu Masjid Ahmadiyah (menaranya putih juga). Mirza muncul di situ
3. Mirza diturunkan atau diutus dalam kondisi sakit yaitu pusing dan diabetes. (Disebutkan para ulama bahwa Mirza memiliki banyak penyakit)
4. Kenyataannya Mirza loyal kepada Inggris. Di antara syariat yang diserukan adalah tidak ada jihad.
5. Dajjal (kiasan) belum mati.
6. Nashrani masih subur. Tidak ada salib yang dia hancurkan. Bahkan justru umat Ahmadiyah yang masuk Kristen. Tidak ada pemusnahan babi, karena masih banyak babi yang hidup. Syariat jihad ditiadakan. Semua tugas Nabi diputarbalikkan oleh Ahmadiyah.
7. Belum diketahui tentang Ya'yuj Ma'juj.
8. India miskin. Bahkan disebutkan bahwa ketika Mirza Ghulam Ahmad muncul, ia justru meminta uang.
9. Mirza Ghulam Ahmad justru dihukum (bukan sebagai hakim) karena ia terkenal memiliki mulut yang kotor, terutama ketika dia kalah debat dengan para ulama. Bahkan dia tidak bisa menguasai Inggris.
10. Jangankan hewan, manusia zaman sekarang justru banyak yang saling bertengkar.
11. Mirza Ghulam Ahmad belum pernah ke Arab Saudi.
12. Setelah mengaku sebagai Nabi (1891), Mirza Ghulam Ahmad wafat pada tahun 1908 (sekitar 17 tahun)
13. Ketika wafat, Mirza Ghulam Ahmad tidak dishalatkan kaum muslimin.
Para Nabi dimakamkan di tempat mereka wafat, namun Mirza Ghulam Ahmad ketika wafat, ia justu wafat di tempat lain dan dimakamkan di Qadian.
Aqidah Ahmadiyah secara umum:
1. Mereka meyakini bahwa Mirza Ghulam Ahmad adalah Al-Masih
2. Mengaku diberi wahyu sebagai nabi baru, bahkan mengaku diberi wahyu oleh malaikat yang menjelma sebagai orang Inggris muda.
3. Nabi Muhammad ﷺ bukan nabi terakhir.
Allah Ta'ala berfirman:
"Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu" (QS. Al Ahzab: 40). Ayat ini juga didukung dengan banyak hadits.
Ayat ini menurut Ahmadiyah, di antaranya:
- Nabi yang terbaik, namun bukan berarti nabi terakhir; masih ada nabi setelahnya
- Penutup para nabi yang membawa syariat tersendiri. Adapun nabi baru tanpa syariat tersendiri maka tidak mengapa.
Inilah penyimpangan utama mereka.
Mereka mengkafirkan golongan di luar mereka.
Fatwa Ahmadiyah:
- Hukum shalat di belakang kaum muslimin dilarang. Mereka menganggap golongan di luar mereka tidak beriman kepada Allah karena menolak Mirza Ghulam Ahmad sebagai nabi
- Tidak boleh menikahkan wanita selain Ahmadiyah
- Anak kecil tidak boleh dishalatkan
- Menghilangkan syariat jihad
No comments:
Post a Comment