Sunday, 26 September 2021

Kajian Ahad: Kunci Rezeki Dari Sang Pemberi Rezeki

Kajian Ahad
Oleh: Ustadz Ali Hasan Bawazier
Kunci Rezeki dari Sang Pemberi Rezeki
Ahad, 26 September 2021
via Clubhouse

Tentang rezeki, kita harus meyakini bahwa rezeki telah diatur oleh Allah, namun jika ada konflik dalam diri seseorang, keimanannya hilang.

Rasulullah ﷺ bersabda:
"Malaikat Jibril menyampaikan wahyu ke dalam hatiku, satu jiwa tidak akan mati hingga ajalnya tiba dan rezekinya penuh."

Ketika kita masih diberi kesempatan hidup, yakini bahwa masih ada rezeki. Ketika ajal tiba, berarti rezeki telah berakhir.

Rasulullah ﷺ bersabda:
"Transaksi antara pembeli dan penjual, mereka punya hak. Jika keduanya jujur dan terang-terangan, maka Allah akan memberikan keberkahan dalam transaksi"

Allah Ta'ala berfirman:
"Adapun manusia, mereka mengira ketika Allah memberikan rezekinya..."

Sebagian kita mengira bahwa iman identik dengan materi yang Allah berikan. Bagaimana dengan Firaun dan Nabi Musa? Siapa yang lebih diberkahi Allah?

Ketika kita berikhtiar, Allah tidak meminta hasil kita, melainkan Allah melihat prosesnya. Apakah proses itu berlandaskan dengan niat yang benar? Tapi ketika hasilnya tidak sesuai, Allah tidak akan menyalahkan kita.

Kita harus menyadari bahwa media itu di tangan siapa?
1. Media dikuasai luar
2. Bagaimana kita mengukur kekayaan? Biasanya mereka mengukur dari lembaran kertas seperti saham, tapi mereka tidak bisa mengukur kekayaan perusahaan keluarga misalnya.

Kita beragama bukan untuk cari uang. Kita adalah hamba Allah. Sesukses apapun mereka tapi keluar dari jalur syariat, mereka akan memiliki masalah.

Allah Ta'ala berfirman:
"Barangsiapa bertakwa kepada Allah, maka Allah akan berikan jalan keluar."

Seorang beriman, meskipun dalam keadaan terpuruk pun, Allah akan berikan jalan keluar dari arah yang tidak diduga. Ini adalah jaminan dari Allah, lalu bagaimana kita bisa ragu?

Memberi nafkah adalah kewajiban bagi setiap kepala rumah tangga, dan memberi nafkah sesuai dengan kemampuannya.

Seseorang tidak bisa memaksakan kehendak mengenai nafkah. Jika Allah hanya memberikan rezeki 1juta, maka jangan memaksa untuk meminta 2juta.

Allah Ta'ala berfirman
"Hendaklah orang yang memiliki kelapangan rezeki. Allah tidak akan membebani seseorang.
At-Thalaq

Pesan untuk para istri.
Bagaimana wanita-wanita terdahulu berpesan kepada para suaminya:
"Wahai suamiku, carilah rezeki yang halal. Karena kami bisa sabar untuk menghadapi kelaparan, tapi kami tidak akan kuat menghadapi api neraka"

Kurani melihat sesuatu yang bisa menjadi fitnah. Ganti dengan aktivitas yang lebih bermanfaat seperti membaca Alquran, menjalankan ketaatan kepada Allah yang wajib dan sunnah. Berdoa dan minta kepada Allah agar dilapangkan rezekinya. Tidak ada artinya kita memiliki banyak rezeki tapi tidak pernah bersyukur, nanti ketika Allah mengambil semua rezeki, pasti kita akan mengeluh karena jauh dari Allah, bahkan hingga su'udzon kepada Allah. Ini adalah musibah.

Terus mempelajari agama, menuntut ilmu, agar ketika Allah takdirkan kita tentang rezeki, tidak ada celah untuk kita mengeluh berapapun rezeki yang Allah kasih.

Imam Syafi'i berkata
"Barangsiapa menginginkan dunia, pelajari ilmunya. Barangsiapa menginginkan akhirat, pelajari ilmunya. Barangsiapa menginginkan keduanya, maka pelajari keduanya"

Tugas berat bagi seorang pengusaha adalah mental. Mental seorang pengusaha berbeda dengan mental seorang karyawan.

Ketika seseorang memiliki tawakkal yang benar, maka ikhtiar pun akan mudah.

Yang kita harapkan dari Allah adalah keberkahan, yaitu ketika kita bisa memanfaatkan setiap aktivitas agar bermanfaat bagi agama dan hak-hak Allah.

Tawakkal adalah amalan hati. Jadi, inti tawakakal adalah apa yang ada di hati kita, ketika hati kita penuh menghadap kepada Allah, tidak mengharapkan kepada orang lain atau mengkhawatirkan hasilnya.

Adapun doa dan ikhtiar adalah outputnya. Ketika hati kita penuh kepada Allah, kita akan tahu bahwa kita tidak hanya mengharapkan dunia saja, tapi lebih dari itu, kita mengharapkan apa yang kita dapatkan dapat bermanfaat di akhirat.

Iman Syafi'i berkata:
Rezekimu tidak akan berkurang karena engkau berangan-angan, dan tidak akan bertambah meski engkau berusaha susah payah.

Allah Maha Mengetahui segala sesuatu yang belum terjadi dan sudah terjadi. Kemudian dia melakukan amalan meski dalam keadaan sempit, maka dengan itu Allah akan melancarkan rezeki.

Amalan yang sangat besar dampaknya bagi kehidupan adalah perbanyak istighfar.

No comments:

Post a Comment