Kitab Tauhid
Oleh: Ustadz Arman Amri, Lc hafizhahullah
Masjid Nurul Iman, Blok M Square
Ahad, 3 Oktober 2021
Bab 6
Tafsir Tauhid dan Syahadat Laa Ilaaha Illallah
Bab ini menjelaskan keterangan yang lebih dalam terhadap tauhid, dan kesaksian bahwa tidak ada ilah yang berhak disembah kecuali Allah.
QS. Al Isra' : 57
Berkaitan dengan kaum musyrikin dan kafir. Bentuk ibadah bukan hanya sujud, tapi juga meminta dan berdoa kepada kubur.
Orang-orang yang sudah meninggal, yang dianggap suci atau shalih, kemudian kaum musyrikin menyeru kepada mereka, padahal mereka pun mencari jalan siapa di antara mereka yang lebih dekat kepada Allah.
Sebagian orang menjadikan ayat ini tentang bolehnya berwasilah kepada orang yang sudah meninggal dan dianggap memiliki hubungan dekat dengan Allah. Ini adalah kesalahan. Maksud dari ayat ini adalah justru mereka yang sudah meninggal pun mencari jalan untuk lebih dekat kepada Allah, sehingga tidak bisa menolong permintaan mereka yang masih hidup.
Jalan utama untuk lebih mendekat kepada Allah adalah dengan cara mentauhidkan Allah. Mengikhlaskan semua bentuk ibadah hanya kepada Allah. Inilah jalan yang ditempuh oleh para nabi dan rasul serta para sahabat.
Tidak pernah ada seorang pun sahabat datang ke kubur Nabi ﷺ dan meminta juga memohon di sana.
Di Indonesia, banyak sekali kubur yang dianggap sebagai kubur keramat atau kubur orang suci. Mana yang lebih utama antara kubur itu dengan kubur Nabi ﷺ?
Ketika Nabi ﷺ sudah wafat, para sahabat justru meminta doa kepada sahabat lain yang masih hidup.
Umar bin Khattab dengan perintah atau petunjuk dari Nabi ﷺ, Umar meminta kepada Uwais al-Qarni, padahal Umar adalah sahabat yang dijamin masuk surga.
Tawassul dalam penjelasan
1. Tawassul Syar'i
Ada 3 macam:
1. Dengan Asmaul Husna
QS.
2. Tawassul dengan Doa Orang Shalih yang masih hidup
Orang shalih adalah orang yang mampu menunaikan hak Allah dan hak sesama dengan baik
- Tentang Ukasyah, 70ribu umat Islam yang masuk surga tanpa hisab dan tanpa adzab
- Ketika Nabi menjelaskan kepada Abu Bakr tentang 8 pintu surga
1. Pintu shalat
2. Pintu sedekah
3. Pintu jihad
4. Pintu puasa
Anas bin Malik mendapatkan doa dari Nabi ﷺ agar umurnya dipanjangkan, harta yang banyak, dan anak yang banyak (sekitar 100 orang)
Doa Nabi kepada Ibnu Abbas sehingga menguasai tafsir
3. Tawassul dengan amal shalih yang dahulu kita kerjakan dan kita yakini ikhlas karena Allah
Dalilnya adalah Bani Israil yang tidak bisa keluar dalam goa dan mereka bertawassul dengan amal shalih mereka
2. Tawassul Syirik
1. Datang ke kubur orang shalih dan menjadikan mayat sebagai wasilah atau perantara mendekatkan diri kepada Allah
Syubhat dari orang musyrik sehingga masih dilakukan sebagian kaum muslimin masa sekarang:
"Jika seseorang menghadap raja, tidak bisa langsung kepada raja melainkan melalui perantara dahulu"
QS. Az-Zukhruf : 26-27
Pernyataan singkat dan tegas dari Nabi Ibrahim
Hidayah di tangan Allah. Tidak ada yang menyangka anak dari Azar (seorang pembuat berhala / patung) menjadi seorang nabi, melainkan Allah yang memberi hidayah.
Orang yang bertauhid kepada Allah harus memiliki sikap yang tegas berlepas diri dari orang yang berbuat syirik dan dari perbuatan syirik itu sendiri, siapapun dia.
Kita bersyukur bisa mempelajari tauhid dan mengamalkannya sehingga Allah memberikan hidayah seperti yang sering kita minta setiap hari dalam surat Al Fatihah.
Tidak boleh ada kecintaan di dalam hati terhadap orang musyrik apalagi dengan perbuatan mereka.
QS. At-Taubah : 31
Orang Yahudi dan Nasrani menjadikan pendeta mereka dan juga orang yang ahli ibadah di antara mereka sebagai tuhan. Mengapa bisa? Padahal mereka juga manusia biasa.
Karena para pendeta dan ahli ibadah telah menghalalkan apa yang Allah haramkan dan mengharamkan apa yang Allah halalkan.
Sikap seperti ini disetujui dan diikuti oleh jemaatnya sehingga mereka telah menjadikan para pendeta sebagai tuhan selain Allah. Hanya Allah yang berhak mengahalalkan dan mengharamkan sesuatu.
Dalam urusan dunia, ada 2 kelompok yaitu A dan B. Kelompok A menghalalkan dan kelompok B mengharamkan, mana yang dosanya lebih besar?
Kaidah dalam dunia
"Segala sesuatu dalam urusan dunia adalah halal, kecuali ada dalil yang mengharamkannya"
Jadi jawabannya adalah kelompok B yang lebih besar dosanya.
Di Indonesia, banyak yang seperti kaum Yahudi dan Nasrani, yaitu mempercayai dan mengikuti semua yang diucapkan oleh kyainya, ustadznya, habibnya, atau gurunya. Seorang muslim harus mampu berpikir kritis terhadap ilmu. Tanyakan dalilnya, apakah itu sesuai dengan syariat dan pemahaman para sahabat atau tidak. Jangan asal ikut-ikutan.
QS. Al Baqarah : 165
Ketika kita bicara tentang Mahabbah (cinta), para ulama menyebutkan ada 2 Mahabbah:
1. Mahabbah terpuji dan bernilai ibadah
Cinta kepada Allah
2. Mahabbah tercela
Cintanya kaum musyrikin, yaitu mereka cinta kepada berhala
3. Mahabbah secara tabiat
Seperti seseorang mencintai orangtuanya, mencintai anaknya, mencintai hartanya. Cinta seperti ini tidak boleh melebihi selain cinta kepada Allah.
Cinta orang beriman hanya kepada Allah, dan tidak boleh diberikan kepada selain Allah.
Rasulullah ﷺ bersabda:
"Barangsiapa mengucapkan Laa ilaaha illallah dan mengingkari sesembahan selain Allah, haramlah harta dan darahnya, sedang hisabnya adalah terserah kepada Allah" (HR. Muslim)
Jangan hanya bisa mengucapkan kalimat Laa ilaaha illallah tapi tidak memahami maknanya.
Islam adalah tunduk dan berserah diri kepada Allah dengan tauhid, tunduk dan patuh kepada perintah dan larangan Allah, serta berlepas diri dari perbuatan syirik dan pelakunya.
No comments:
Post a Comment