Ustadz Juga Manusia
Oleh: Ustadz Maududi Abdullah, Lc hafizhahullah
Suatu hari, Rasulullah ﷺ melaksanakan shalat bersama para sahabat, dan Rasulullah ﷺ naik mimbar lalu berkata "duduklah kalian", dan para sahabat yang sudah berada di luar masjid ketika mendengar perkataan Nabi ﷺ, mereka langsung duduk di luar masjid tanpa berpikir mereka harus masuk dulu.
Setelah Rasulullah ﷺ wafat, maka seluruh kata-katanya wajib ditaati dan seluruh larangannya wajib ditinggalkan.
Abu Bakar berkata
"Telah diamanahkan kepadaku untuk memimpin kalian. Kalau aku melakukan hal yang benar, maka ikuti aku. Jika aku melakukan kesalahan, maka nasihati aku"
QS. At Taubah : 100
Indikasi keikhlasan adalah tidak ingin dipuji dan bahagia ketika berada di antara orang-orang yang tidak mengenal dirinya.
Sekiranya Rasul bertemu dengan engkau Abdullah bin Mubarak Al Marwazy, niscaya beliau akan mencintaimu.
Di antara perintah Allah dan RasulNya yang paling penting adalah menjaga keikhlasan. Sadari bahwa orang yang kamu kagumi juga memiliki kesalahan.
Islam melarang kita untuk ghuluw (berlebihan) terhadap guru, namun banyak di antara kita yang melakukan itu.
Muhammad bin Wasi' (Tabi'in) adalah orang yang terkenal doanya mustajab. Orang yang selalu menjaga ketaqwaan kepada Allah, maka Allah akan berikan dia kelebihan seperti selalu mengabulkan doanya.
Sekiranya dosa-dosaku memiliki aroma yang bisa kalian cium, niscaya kalian tidak akan mau duduk bersamaku.
Di dalam syariat Islam, kita diperintahkan untuk memperbanyak guru. Maka adalah kesalahan ketika kita hanya belajar dari satu guru.
Barangsiapa yang mencari saudara tanpa aib, maka bersiaplah tidak memiliki saudara.
Terkadang kita bermuamalah dengan seorang guru/ustadz dalam sebuah yayasan. Kita harus menyadari bahwa guru hanya manusia biasa yang terbatas keahliannya. Tempatkan ustadz sesuai porsinya.
No comments:
Post a Comment