Tuesday, 28 November 2023

Kajian Selasa: Kewajiban Tunduk & Patuh Kepada Nabi Muhammad ﷺ // Ustadz Hamdi Solah Albakry hafizhahullah

Kajian Selasa
Kewajiban Tunduk dan Patuh Kepada Nabi Muhammad ﷺ
Oleh: Ustadz Hamdi Solah Albakry hafizhahullah
Masjid Nurullah, Kalibata City, Jakarta Selatan
Selasa, 28 November 2023

Nabi ﷺ bersabda:
"Barangsiapa yang Allah inginkan kebaikan padanya, maka Allah akan pahamkan dia tentang agama"

Ilmu adalah cahaya, kebahagiaan, dan tanda bahwa Allah cinta kepada hambaNya.

Nabi Muhammad ﷺ diutus oleh Allah untuk menjelaskan tentang Islam. 

Allah Ta'ala berfirman:
"Dan Tuhanmu Maha Pencipta dan Maha Pemilih atas apa yang dikehendaki"

Allah mewajibkan kita untuk beriman kepada Nabi Muhammad ﷺ.

"Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada cahaya (Al-Quran) yang telah Kami turunkan. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS. Ath-Thagabun : 8)

"Hai orang yang beriman (kepada para rasul), bertakwalah kepada yang dangan birimanlah kepada Rasul-Nya, niscaya Allah memberikan rahmat-nya kepadamu dua bagian, and menjadikan untukmu cahaya yang dengan cahaya itu kamu dapat berjalan dan Dia mengampuni kamu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Al Hadid : 28)

Siapapun manusia, di masa Nabi Muhammad ﷺ, setelah beliau wafat, bahkan hingga Hari Kiamat, maka semua harus beriman kepadanya.

Nabi ﷺ bersabda:
"Demi Dzat yang jiwaku berada di genggamannya, tidaklah ada satu orang pun dari umat ini, yang mendengar tentangku, baik dia Yahudi ataupun Nashrani, jika dia tidak beriman kepadaku, maka dia adalah penghuni neraka."

Makhluk yang harus paling kita cintai adalah Nabi ﷺ.

"Katakanlah: "jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan RasulNya dan dari berjihad di jalanNya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusanNya". Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasiq." (QS. At Taubah : 24)

Sesungguhnya ayat ini adalah dalil yang cukup bahwa mencintai Nabi Muhammad ﷺ adalah kewajiban. Betapa bahaya ketika kita lebih cinta dunia daripada mencintai Nabi Muhammad ﷺ.

Rasulullah ﷺ bersabda:
"Tidaklah kalian beriman sampai kalian mencintai aku melebihi kalian mencintai orang tua kalian, anak-anak kalian, bahkan seluruh manusia di bumi ini"

Umar bin Khattab Mengatakan kepada Nabi Muhammad ﷺ
"Wahai Rasulullah, sesungguhnya engkau adalah yang paling aku cintai dibandingkan segala sesuatu, kecuali diriku"

Lalu Nabi ﷺ bersabda
"Imanmu belum sempurna wahai Umar, sampai aku lebih engkau cintai daripada dirimu sendiri."

Umar bin Khattab radhiyallahu 'anhu berkata
"Wahai Rasulullah, sekarang aku lebih mencintai engkau daripada diriku sendiri"

Rasulullah ﷺ bersabda:
"Wahai Umar, sesungguhnya sekarang imanmu telah sempurna."

(HR. Bukhari)

Ini adalah dalil tegas bahwa konsekuensi dari mencintai Nabi Muhammad ﷺ harus lebih besar dari diri kita sendiri.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata:
"Sesungguhnya sebab mengapa kita diwajibkan untuk mencintai Rasulullah ﷺ adalah karena seluruh kebaikan di dunia dan akhirat tidak bisa kita dapatkan kecuali melalui Rasulullah ﷺ dengan mengikuti sunnah-sunnahnya.

Sesungguhnya tidak ada orang yang bisa mendapatkan rahmat dari Allah untuk masuk ke dalam surga dan agar dijauhkan dari neraka kecuali dengan beriman kepada Nabi Muhammad ﷺ dan mengikuti sunnah-sunnahnya

Mengapa kita harus mencintai Nabi Muhammad ﷺ?
1. Rasulullah ﷺ memberikan manfaat yang sangat besar kepada umatnya di dunia maupun akhirat.

"Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin." (QS. At Taubah : 128)

Nabi Muhammad ﷺ adalah seseorang yang sangat peduli kepada umatnya

"Sesungguhnya perumpamaanku dan umatku adalah seperti seorang yang menyalakan api yang mengakibatkan binatang-binatang melata dan nyamuk terperangkap ke dalam api tersebut. Aku sudah berusaha memegang ikat pinggang kalian namun kalian malah menceburkan diri ke dalamnya." (Shahih Muslim No.4234)

2. Nabi Muhammad ﷺ adalah contoh kita dalam beragama

Beliau adalah satu-satunya manusia yang setiap perkataannya wajib kita terima. Tidak boleh kita menolak satupun perkataan beliau.

Para Sahabat radhiyallahu 'anhuma adalah orang-orang yang paling segera dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah.

Imam Syafi'i rahimahullah berkata
"Setiap orang harus bermadzhab kepada Rasulullah ﷺ, dan mengikutinya. Apa pun pendapat yang aku katakan atau sesuatu yang aku katakan itu berasal dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tetapi ternyata berlawanan dengan pendapatku, apa yang disabdakan oleh Rasulullah itulah yang menjadi pendapatku"

"Barangsiapa menaati Rasul (Muhammad), maka sesungguhnya dia telah menaati Allah. Dan barangsiapa berpaling (dari ketaatan itu), maka (ketahuilah) Kami tidak mengutusmu (Muhammad) untuk menjadi pemelihara mereka." (QS. An Nisaa : 80)

Kemenangan kaum Muslimin terikat dengan ketaatannya kepada Nabi Muhammad ﷺ.

Rasulullah ﷺ bersabda:
"Semua umatku pasti akan masuk surga kecuali yang enggan."

"Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikan, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni siapa yang dikehendakiNya dan mengadzab siapa yang dikehendakiNya; dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu." (QS. Al Baqarah : 284)

Para Sahabat radhiyallahu 'anhuma datang kepada Rasulullah ﷺ dan dengan jujur mengatakan tentang beratnya pengamalan terhadap ayat ini.

Rasulullah ﷺ bersabda:
"Apakah kalian tahu apa yang diucapkan oleh ahli kitab 

"Rasul telah beriman kepada Alquran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya dan rasul-rasulNya. (Mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasulNya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan kami taat". (Mereka berdoa): "Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali". Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir". (QS. Al Baqarah : 285-286)

Di antara bentuk beriman kepada Nabi Muhammad ﷺ adalah beragama sesuai dengan apa yang beliau ajarkan. Tidak dikurangi dan tidak ditambahkan.

"Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Aku cukupkan kepadamu nikmatKu, dan telah Aku ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Al Maidah : 3)

Imam Malik rahimahullah berkata
"Barangsiapa yang membuat ajaran baru dalam agama, maka sesungguhnya dia seakan mengatakan bahwa Nabi Muhammad ﷺ telah menyembunyikan risalah dari Allah."

Ayat ini Allah turunkan pada 9 Dzulhijjah tahun 10 Hijriah, ketika Nabi Muhammad ﷺ sedang Wukuf di Arafah pada saat Haji Wada' atau 3 bulan sebelum beliau wafat.

"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah." (QS. Al Ahzab : 21)

No comments:

Post a Comment