Tabligh Akbar
Kitab Laa Kaana Khairan Lasabakuunaa Ilayh
Pertemuan ke-2
Oleh: Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat hafizhahullah
Ahad, 26 November 2023
Masjid Al Barkah, Cileungsi, Jawa Barat
Nabi ﷺ berada di atas orang-orang berakhlaq. Beliau adalah manusia tertinggi.
"Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin." (QS. At Taubah : 128)
3 hal dari ayat di atas yang dimiliki oleh Nabi ﷺ terhadap umatnya:
1. Merasa berat dan sangat menyusahkan hatinya jika beliau melihat kesusahan menimpa umatnya
2. Bersemangat menginginkan keimanan, keselamatan, dan kebahagiaan bagi umatnya
3. Beliau begitu menumpahkan rasa kasih sayangnya kepada umatnya.
Agama ini membawa kasih sayang. Orang-orang yang penyayang juga akan disayang.
Sayangilah penduduk bumi, niscaya Allah dan Yang berada di langit dan bumi akan menyayangi kamu.
"Sungguh kamu benar-benar akan mendapati bahwa orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman kepadamu adalah orang-orang Yahudi; karena rasa dengki, iri hati, dan kesombongan yang ada di dalam hati mereka, para penyembah berhala, dan orang-orang musyrik lainnya." (QS. Al Maidah : 82)
Bermuamalah dengan kaum kuffar boleh, kecuali jual beli perdagangan yang dengannya dapat membantu mereka untuk memerangi kaum Muslimin.
Dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya." (QS. Al Maidah : 2)
"Sesungguhnya orang-orang yang kafir menafkahkan harta mereka untuk menghalangi (orang) dari jalan Allah. Mereka akan menafkahkan harta itu, kemudian menjadi sesalan bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan. Dan ke dalam Jahannamlah orang-orang yang kafir itu dikumpulkan, Supaya Allah memisahkan (golongan) yang buruk dari yang baik dan menjadikan (golongan) yang buruk itu sebagiannya di atas sebagian yang lain, lalu kesemuanya ditumpukkanNya, dan dimasukkanNya ke dalam neraka Jahannam. Mereka itulah orang-orang yang merugi. Katakanlah kepada orang-orang yang kafir itu: "Jika mereka berhenti (dari kekafirannya), niscaya Allah akan mengampuni mereka tentang dosa-dosa mereka yang sudah lalu; dan jika mereka kembali lagi sesungguhnya akan berlaku (kepada mereka) sunnah (Allah terhadap) orang-orang dahulu". (Al Anfal : 36-38)
"Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar." (QS. Al Anfal : 46)
"Barangsiapa mati, sedang ia tidak pernah berjihad dan tidak mempunyai keinginan untuk jihad, ia mati dalam satu cabang kemunafikan." (Muttafaqun 'Alayh)
Allah tidak akan membiarkan orang-orang kaum Muslimin dikuasai oleh kaum kafir. Bagaimanapun kaum kafir mencoba menguasai atau membinasakan kaum Muslimin, maka mereka tidak akan bisa.
Bab 2
Arti Sunnah dan Hadits menurut bahasa dan istilah, hubungannya dan perbedaan keduanya.
Sunnah menurut bahasa adalah ath-thariqoh atau jalan atau perjalanan. Sedangkan menurut istilah, Sunnah memiliki 2 makna, yaitu
1) Setiap perkataan dan perbuatan atau taqrir (persetujuan) Nabi ﷺ (sama dengan Al-Hadits) atas perbuatan atau perkataan Sahabat di mana Nabi ﷺ melihat atau mendengarnya.
Ada kalanya Nabi ﷺ diam, maka diamnya beliau berarti menyetujui perbuatan Sahabat tersebut. Karena tidak ada perbuatan atau perkataan Sahabat yang tidak disetujui Nabi ﷺ, maka beliau tidak menyetujuinya.
2) Jalan atau perjalanan, yaitu perjalanan Nabi ﷺ di dalam mengamalkan atau mengajarkan ajaran Islam secara kaffah (keseluruhan) dan diamalkan oleh beliau dan dakwah, juga dilakukan oleh para Sahabat.
Sunnah ini menjadi lawan bagi bid'ah. Setiap perbuatan atau perkataan yang dilakukan di dalam agama, maka harus ditanyakan apakah perbuatan atau perkataan tersebut ada Sunnahnya atau tidak. Sunnah yang dimaksud adalah Sunnah dalam makna kedua ini.
Kita tidak boleh melakukan sesuatu tanpa ilmu.
Ajaran-ajaran yang dilakukan oleh manusia, maka harus dihadapkan kepada Sunnah ini. Apakah ada Sunnahnya? Kalau tidak ada, maka ajaran-ajaran manusia tersebut adalah BID'AH, tidak boleh dilakukan. Karena kaum Muslimin diperintahkan untuk mengikuti Sunnah.
Bab 3
Orang yang berdalil dengan Hadits belum tentu mengikuti Sunnah.
Banyak orang yang menggunakan Hadits, bahkan Hadits shahih, tetapi tidak sesuai dengan Sunnah, yaitu ketika dia menafsirkan atau memahami Hadits sesuai pendapat atau hawa nafsunya dan menyelisihi manhaj para Sahabat.
Nabi ﷺ pernah ditanya tentang puasa pada hari Senin. Beliau menjawab:
"Pada hari itu aku dilahirkan dan pada hari itu juga aku berpuasa."
Kemudian datanglah sebagian manusia yang membolehkan peringatan Maulid berdalil dengan Hadits di atas. Mereka tidak paham bahwasanya yang menjadi Sunnah Nabi ﷺ adalah berpuasa, bukan memperingati kelahiran beliau.
Tidak setiap orang yang membawa kalimat yang haq, dia berada di atas kebenaran. Semua harus disesuaikan dengan Sunnah.
Bab 4
Lafadz Sunnah dan Hadits telah disabdakan oleh Nabi ﷺ
Lafadz Hadits dan Sunnah sudah diulang-ulang oleh Nabi ﷺ di banyak sabdanya.
Lafadz Sunnah:
"Barangsiapa yang hidup di antara kamu setelah aku wafat, niscaya dia akan melihat perselisihan yang banyak, maka hendaknya kamu berpegang dengan Sunnahku."
Setiap yang berpegang dengan Sunnah pasti berpegang dengan Alquran, karena azasnya ada di dalam Alquran. Sunnah meluaskan dan menafsirkan Alquran.
Nabi ﷺ ketika mengajarkan sesuatu kepada para Sahabat melalui beberapa cara yaitu:
1. Berbicara/bersabda
2. Melakukan/berbuat
"Yang akan mengimani satu kaum adalah mereka yang paling tahu tentang Kitabullah. Maka jika mereka sama di dalam qira'ah, maka yang akan menjadi imam adalah yang paling tahu di antara mereka tentang Sunnah" (HR. Muslim)
Lafadz Hadits:
"Semoga Allah memberikan cahaya kepada seorang yang mendengar dari kami sebuah Hadits, lalu dia menghapalnya kemudian dia menyampaikannya
Bab 5
Antara Sunnah dan Manhaj
Sunnah dengan makna yang telah disebutkan di atas menjadi lawan bagi bid'ah sebagaimana telah dijelaskan oleh para Ulama.
Sunnah dengan dua arti di atas telah datang begitu banyak perintah wajib berpegang dengannya dan larangan di dalam Alquran dan Sunnah di antaranya adalah:
"Dan apa-apa yang Rasul berikan kepadaku, maka terimalah. Dan apa-apa yang Rasul larang dari kamu mengerjakannya, maka tinggalkanlah" (QS. Al Hasyr : 7)
"Barangsiapa yang taat kepada Rasul, maka sesungguhnya dia telah taat kepada Allah" (QS. An Nisaa : 80)
Mentaati Rasulullah ﷺ tidak mungkin terjadi tanpa mengikuti sunnah beliau. Beliau diperintah oleh Allah untuk menjelaskan dan memberikan petunjuk dari Alquran.
"Dan Kami tidak mengurus seorangpun Rasul melainkan untuk ditaati dengan izin Allah." (QS. An Nisaa : 64)
"Demi Rabbmu! Mereka tidak beriman sampai mereka menjadikan engkau (Muhammad) sebagai hakim tentang segala perselisihan yang terjadi di antara mereka. Kemudian mereka tidak mendapati di dalam diri mereka keberatan dari apa yang telah engkau putuskan dan mereka berserah diri dengan sungguh-sungguh terhadap keputusanmu." (QS. An Nisaa : 65)
"Hendaklah takut orang-orang yang menyalahi perintah Rasul akan menimpa mereka fitnah atau menimpa mereka adzab yang sangat pedih" (An Nuur : 63)
Siapa saja yang menyalahi ajaran Nabi ﷺ maka dia bisa terkena salah satu atau bahkan bisa keseluruhan dari fitnah yaitu:
1. Kufur
2. Syirik
3. Murtad
4. Nifaq
5. Bid'ah
6. Maksiat
Faidah surah An Nuur : 63
1. Perintah mengikuti Sunnah Rasulullah ﷺ dan berada di atas manhaj beliau, dan yang dihasilkan adalah istiqomah sehingga ia selamat di dunia dan akhirat.
Kita tidak akan bisa istiqomah tanpa ilmu dan amal.
2. Larangan Rasulullah ﷺ yang ketika dilakukan akan menyebabkan seseorang tidak selamat di dunia dan akhirat.
No comments:
Post a Comment