Thursday, 21 December 2023

Kajian Kamis: Pelebur Dosa // Ustadz Subhan Bawazier hafizhahullah

Kajian Kamis
Pelebur Dosa
Oleh: Ustadz Subhan Bawazier hafizhahullah
Kamis, 21 Des 2023 // 8 Jumadil Akhir 1445
Masjid Nurul Hidayah, Brawijaya, Jakarta Selatan

Hukum asal manusia adalah tempatnya salah dan dosa. Jangan suka merasa maksum atau merasa tidak pernah berbuat salah. Ini bahaya. Ketika kita merasa tidak berbuat salah, maka dia telah berbuat salah kepada Allah.

Jika Adam tidak berbuat kesalahan, maka hilanglah nama Al Ghofur (Maha Pengampun). Karena Allah Maha Pengampun, maka Allah takdirkan Adam berbuat salah agar Allah maafkan kesalahan Adam.

"Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan." (QS. Al Imron : 133-134)

Ilmu adalah cahaya, dan cahaya itu datang atas izin Allah. Ilmu berkaitan dengan rezeki, harta berkaitan dengan rezeki, semua berkaitan dengan rezeki. Kita hanya perlu mengusahakan, nanti Allah yang akan tentukan hasilnya.

Semua adalah titipan Allah, dan di sela waktu menjaga titipan Allah, kita harus mengisinya dengan ibadah. Namun ketika kita bersyukur, Allah akan isi dada-dada hambaNya dengan kelapangan walau ia miskin.

Kalau kamu ingin mengajak seseorang pada agama, memberikan kebaikan agama padanya, maka jangan mengatur ketetapan Allah.

Ketika seseorang tidak bagus agamanya, tidak mengenal tuhannya, maka jangan pernah mengikuti orang seperti itu.

Sukses itu di tangan Allah. Jangan bicara kesuksesan selama shalat kita berantakan. Seseorang yang shalatnya berantakan, maka dia belum dibilang sukses.

Hidup ini tidak lepas dari masalah, itu sebabnya kita dewasa dari masalah. Karena itu pula kenapa Nabi ﷺ mengajarkan kita berdoa, supaya kita senantiasa memohon pertolongan Allah.

Allah menyukai orang yang berbuat Ihsan, terutama perbuatan yang dilakukan rutin karena Allah, seakan-akan dia melihat Allah, kalau Allah tidak bisa dia lihat, dia yakin bahwasanya Allah melihatnya.

"Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka; dan jika kamu maafkan dan kamu santuni serta ampuni (mereka), maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang." (QS. At Taghabun : 14)

Pernikahan adalah ibadah. Ibadah tidak boleh merusak ibadah. Ketika kita belum menikah, kita bagus dalam shalat, tapi jangan sampai ketika kita sudah menikah, shalat kita berantakan. Itu contoh dari ibadah merusak ibadah. Maka jadikanlah pernikahan sebagai tempat untuk semakin memperbaiki ibadah.

Jangan terlalu sayang dan jangan pula terlalu benci dengan pasangan sehingga lalai dari beribadah kepada Allah.

Wanita yang shalihah kemudian sabar, dia bisa mendatangkan hidayah atas izin Allah kepada suami yang hatinya keras. Begitupun suami yang shalih dan bersabar, dia juga bisa menjadi hidayah bagi istrinya atas izin Allah.

Kalau kamu berilmu, melaksanakan shalat 5 waktu, maka shalat itu akan membawa maslahat bagimu. Bahkan ketika Jumat hingga Jumat berikutnya, ketika kita memiliki ilmu yang benar, lalu beribadah kepada Allah, memohon ampun kepada Allah, maka itu bisa menjadi pelebur bagi dosa-dosa kita.

Mulailah kita berpikir setiap apa yang kita lakukan memiliki jariyah yang banyak, bukan dosa jariyah, melainkan pahala jariyah yang kelak kita butuhkan di akhirat.

No comments:

Post a Comment