Saturday 6 January 2024

Kajian Sabtu: Kesehatan Mental Orang Tua, Remaja, Anak-anak di Zaman Modern // Ustadz Raehanul Bahraen hafizhahullah

Kajian Sabtu
Kesehatan Mental Orang Tua, Anak-anak di Zaman Modern (Tinjauan Syariat dan Psikologi)
Oleh: Ustadz Raehanul Bahraen hafizhahullah
Sabtu, 6 Jan 2024 / 24 Jumadil Akhir 1445
Masjid Nurul Amal, Pasar Minggu, Jakarta Selatan

Kesehatan mental menjadi pembahasan yang cukup populer, terlebih di zaman modern ini. Beberapa istilah muncul karena disebabkan ada kesehatan mental seperti healing.

Kita mungkin sering mendengar beberapa penyakit seperti skizofrenia, bipolar dan semacamnya. Dulu kita juga mengenal kata-kata anak rewel atau susah diatur, namun seiring perkembangan zaman, sekarang kita mengenal masalah itu disebut sebagai Tantrum.

Kesehatan Mental ini bisa mencakup seluruh aspek kehidupan. Pengaruh terbesar masalah mental di zaman ini adalah disebabkan karena pengaruh dunia luar, khususnya gadget dan sosial media. Ini banyak diiyakan oleh para psikolog. Sayangnya, kebanyakan dari kita tidak menyadarinya.

Depresi terselubung adalah salah satu penyakit berbahaya. Dia depresi tapi tidak sadar. Contohnya adalah memamerkan kemesraan di depan umum atau sosial media, memamerkan sosok suami atau istri ideal, memamerkan mobil-mobil mewah, memamerkan rumah mewah, bahkan sampai memamerkan konten beribadah. Ini dikhawatirkan menjadikan kita tidak qana'ah dan membanding-bandingkan, tidak bersyukur, kemudian sedih hingga depresi.

Rasulullah ﷺ bersabda:
"Pandanglah orang yang berada di bawahmu (dalam masalah harta dan dunia) dan janganlah engkau pandang orang yang berada di atasmu (dalam masalah ini). Dengan demikian, hal itu akan membuatmu tidak meremehkan nikmat Allah padamu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Imam Syafi'i rahimahullah berkata
"Bila engkau adalah pemilik hati yang qana'ah (ridho dan merasa cukup dengan pembagian Allah), maka engkau adalah orang yang kaya”

Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata:
"Sesungguhnya di dunia ini ada surga. Barangsiapa tidak masuk surga dunia, dia tidak akan masuk surga di akhirat."
Maksud dari surga dunia adalah sifat qana'ah dan banyak bersyukur.

Ini adalah zaman serba terburu-buru dan serba instan. Para ulama menyebutkan bahwa ini zaman manusia banyak terkena penyakit istibtha, ingin mendapatkan sesuatu sebelum waktunya.

Konten rumah tangga juga banyak menimbulkan gangguan mental, walau yang dishare adalah kemesraan suami-istri, membagikan kriteria suami ideal, membagikan kriteria istri ideal, dan karena seringnya melakukan itu, akhirnya jadi membanding-bandingkan dengan orang lain.

Mendidik anak juga begitu. Seperti cara menjadi orang tua yang ideal, mendidik anak yang ideal, dan semacamnya.

Berhentilah membanding-bandingkan dengan orang lain. Jika ada kekurangan, maka segera perbaiki tanpa harus melihat orang lain, karena kita akan mengubah standar di luar kemampuan, atau bahkan kita ingin sempurna padahal kita nggak akan pernah bisa sempurna.

Di antara generasi yang menjadi penelitian
✓ Pasca Perang Dunia II adalah generasi Baby boomer
✓ Tahun 1960-1970 adalah Generasi Y
✓ Tahun 1980 - 1990 adalah Generasi Millenial
✓ Tahun 2000an adalah Generasi Z. Generasi inilah yang memiliki kesehatan mental terbanyak sadar atau tidak, attitude kurang, mental kurang, team work kurang, hubungan dengan senior juga kurang, tidak bisa ditekan. Kelebihannya adalah mereka cepat ketika diminta mengakses sesuatu.

Kesehatan Mental para Ibu
Allah Ta'ala berfirman:
"Dan tinggallah kalian di dalam rumah-rumah kalian dan janganlah kalian berdandan sebagaimana dandan ala jahiliyah terdahulu” (QS Al Ahzab: 33)

Allah yang paling paham apa yang terbaik bagi hambaNya dan sudah sepatutnya setiap hamba mengikuti apa yang Allah perintahkan.

Nabi ﷺ bersabda:
"Sesungguhnya perempuan itu aurat. Jika dia keluar rumah maka setan menyambutnya. Keadaan perempuan yang paling dekat dengan wajah Allah adalah ketika dia berada di dalam rumahnya." (HR. Ibnu Khuzaimah No. 1685)

Jika kita mundur ke beberapa tahun belakang, mereka fokus dengan urusan rumah tangga, melakukan aktivitas di rumah, fokus mendidik anak.

Para Ibu sekarang, kebanyakan mereka tidak bisa fokus dengan urusan rumah tangga, tubuhnya di rumah tapi pikirannya ke mana-mana, sering juga tidak betah di rumah. Salah satu pengaruh terbesarnya adalah gadget, pengaruh sosial media.

Kesehatan Mental para Ayah
Suami juga memiliki masalah mental, seperti suami yang malas kerja padahal masih sehat.

Bahkan seekor burung pun keluar dulu dari sangkarnya sehingga keluarganya bisa mendapatkan makan hari ini. Masa kita yang Allah kasih banyak kelebihan justru malas bekerja.

Sebagai contoh, ada suami yang pengangguran, dia duduk di rumah dengan kopi, rokok, lalu cuma bisa memprotes dan menyalahkan Pemerintah dengan alasan nggak menyediakan lapangan pekerjaan. Padahal bumi Allah luas, di manapun kita bisa mendapatkan rezeki seperti contoh burung tadi.

Yang penting keluar rumah dulu, lalu berusaha mendapatkan pekerjaan minimal untuk membawa rezeki hari ini bagi keluarga. Kenyataannya, banyak dari para suami yang gengsinya lebih besar dari usahanya. Belum ada pekerjaan yang cocok katanya.

Kalau kaum Muslimin paham Tauhid, maka tidak akan ada pengangguran.

Kita harus lebih hati-hati dan bijak dalam menggunakan sosial media. Jangan lagi membanding-bandingkan sesuatu dengan diri kita atau pasangan kita, tahan hawa nafsu untuk membeli yang tidak diperlukan. Mulai tumbuhkan sifat qana'ah dan bersyukur dengan apa yang sudah kita miliki.

Kesehatan Mental Remaja
Ini lebih dahsyat lagi, namun dampak kesehatan mental bagi remaja belum terlalu terlihat. Dampak tersebut baru akan terlihat dan terasa ketika mereka mandiri.

Kalau tidak segera mempersiapkan diri, khususnya bagi orang tua terhadap anak-anaknya, maka fase remaja ini akan lebih mudah terkena kesehatan mental, karena masa remaja adalah masa produktif dan masa mencari tahu segala sesuatu.

Remaja paling diperhatikan di dalam Islam, dan fase remaja terbagi menjadi 2, yaitu:
1. Pre baligh (Murohaqoh) (masa puber)
2. Baligh

Rasulullah ﷺ bersabda:
“Kedua kaki seorang hamba tidaklah beranjak pada hari kiamat hingga ia ditanya mengenai: (1) umurnya di manakah ia habiskan, (2) ilmunya di manakah ia amalkan, (3) hartanya bagaimana ia peroleh dan (4) di mana ia infakkan dan (5) mengenai tubuhnya di manakah usangnya.” (HR. Tirmidzi No. 2417)

“Manfaatkanlah lima perkara sebelum lima perkara: waktu mudamu sebelum masa tuamu, waktu sehatmu sebelum waktu sakitmu, waktu kayamu sebelum waktu fakirmu, waktu luangmu sebelum waktu sibukmu, dan waktu hidupmu sebelum matimu.” (HR. Al-Hakim dalam Al-Mustadrok, 4: 341)

1 dari 3 remaja mengalami gangguan mental secara keseluruhan, baik gangguan kecil atau besar seperti depresi, kecemasan, bullying, dan gangguan lainnya.

Kesehatan Mental bagi Anak-anak
Anak kecil juga bisa terkena gangguan mental disebabkan oleh tontonan. Bisa jadi dari tontonan kedua orang tuanya, dari YouTube, atau tontonan lingkungannya.

Kalau kita sebagai orang tua tidak tegas dalam membatasi tontonan anak, maka anak bisa tumbuh menjadi anak yang memiliki gangguan mental. Perbanyak ngobrol sama anak dan bercerita tentang apapun yang sifatnya kebaikan.

Anak-anak zaman sekarang banyak yang terkena ADHD (Attention-deficit/hyperactivity disorder), yaitu tidak bisa fokus karena perhatiannya terganggu. Maka orang tua perlu memerhatikan sikap anak dan benar-benar membatasi tontonan anak.

Bagi orang yang sudah terkena penyakit gangguan mental, maka jangan coba-coba kita menyembuhkan atau mengubah penderita, itu justru berbahaya. Tanyalah kepada ahlinya yang memang memiliki ilmu.

No comments:

Post a Comment