Saturday, 15 June 2024

Kajian Sabtu: Peristiwa Isra' Mi'raj // Ustadz Ahmad Rasyid Bazher hafizhahullah

Kajian Sabtu
Peristiwa Isra' Mi'raj
Oleh: Ustadz Ahmad Rasyid Bazher hafizhahullah
Masjid Nurul Iman, Blok M Square, Jakarta Selatan
Sabtu, 15 Juni 2024

3 ujian Nabi ﷺ sebelum Allah berikan hiburan berupa Isra' Mi'raj.
1. Meninggal istri beliau, Khadijah radhiyallahu 'anha 
2. Meninggal paman Nabi ﷺ dan dalam keadaan kafir, yaitu Abu Thalib
3. Ditolakny Dakwah Nabi ﷺ di kota Thaif

Satu-satunya manusia yang pernah berdiri di depan pintu langit. Bahkan Nabi ﷺ dapat memasuki Sidratul Muntaha di mana malaikat Jibril 'alayhissalam tidak bisa memasukinya.

Apakah itu masuk akal atau tidak masuk akal, maka wajib kita mengimani Isra' Mi'raj, karena segala riwayatnya shahih, bahkan hingga diriwayatkan oleh puluhan Sahabat.

Isra' adalah perjalanan Malam dari Masjidil Haram ke Baitul Maqdis. Sedangkan Mi'raj perjalanan dari Baitul Maqdis ke Sidratul Muntaha

Tujuannya adalah untuk menerima perintah shalat 5 waktu.

Allah Ta'ala berfirman:
"Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS. Al Israa': 1)

Para ulama berselisih pendapat apakah Nabi ﷺ melakukan Isra' Mi'raj hanya ruhnya saja atau ruh dan jasadnya. Sebagian ulama mengatakan hanya ruhnya saja, tapi pendapat yang benar adalah ruh dan jasadnya mengacu kepada ayat di atas. Karena kalau ruhnya saja, tidak mungkin orang-orang kafir mengolok-olok Nabi ﷺ, bahkan hingga Nabi ﷺ dianggap sebagai pendusta.

Malik bin Sho'shoa radhiyallahu 'anhu berkata bahwasanya Rasulullah ﷺ bersabda:
"Ketika aku berada di sisi Ka'bah (riwayat lain mengatakan di Hijr Ismail) antara tidur atau bangun, ada seorang laki-laki di antara dua laki-laki (malaikat), kemudian malaikat tersebut membawakan bejana emas kepada diriku dipenuhi dengan hikmah dan iman. Lalu dua malaikat tersebut membelah dadaku (hingga dekat perut). Kemudian dicucilah dengan air zam-zam, lalu dimasuki dengan hikmah dan iman."

Ini adalah kedua kalinya dada Nabi ﷺ dibelah untuk dibersihkan.
Yang pertama adalah ketika Nabi ﷺ menerima wahyu saat masih kecil, dan yang kedua adalah ketika Nabi ﷺ hendak bertemu Allah saat Peristiwa Isra' Mi'raj.

Para ulama menyebutkan, ketika seseorang ingin bertemu Allah, maka hendaknya dengan hati yang suci dan bersih. Inilah hikmah. Siapapun dari manusia yang ingin melakukan ketaatan kepada Allah, beribadah kepada Allah, maka harus membersihkan hati terlebih dahulu.

Amal-amal hati lebih afdhol dari amal-amal anggota badan. Tidak bermanfaat amal anggota tubuh jika amal hatinya rusak.

Kemudian Nabi ﷺ melanjutkan sabdanya:
"Lalu dibawakan kepada diriku binatang berwarna putih yang lebih kecil dari bighol (persilangan antara kuda dengan keledai) dan lebih besar daripada keledai, yaitu Buroq."

Para ulama menyebutkan bahwa seluruh Nabi dan Rasul menggunakan Buroq. Buroq tersebut memiliki kecepatan sejauh mata memandang.

Nabi ﷺ melanjutkan lagi:
"Maka aku berjalan bersama Jibril. Sampai ketika aku mendatangi langit dunia (langit ke satu). Ketika aku sampai di langit dunia, Jibril mengutuk pintu langit dan malaikat penjaga pintu langit bertanya kepada Jibril, "Siapakah di luar?", lalu malaikat Jibril berkata, "Aku Jibril". Malaikat penjaga pintu langit pertama bertanya lagi, Siapakah yang bersamamu?" Malaikat Jibril menjawab, "Aku bersama Muhammad ﷺ". Lalu ditanyakan lagi kepada Jibril "Apakah dia telah diutus (menjadi Nabi dan Rasul)?", kemudian malaikat Jibril menjawab, "Iya." Lalu malaikat penjaga pintu langit berkata, "Selamat datang. Sebaik-baik manusia telah datang hari ini."

Kemudian di langit pertama, Nabi ﷺ bertemu dengan Abul Basyar (Bapak dari manusia), yaitu Nabi Adam 'alayhissalam. Nabi ﷺ kemudian masuk dan mengucapkan salam kepada Nabi Adam 'alayhissalam.

Ketika aku dibukakan pintu langit pertama, ternyata ada seseorang yang sedang duduk dan ada sekelompok besar (ruh-ruh) di sebelah kanan dan kirinya. Seseorang itu adalah Nabi Adam 'alayhissalam. Ketika Nabi Adam 'alayhissalam menoleh ke kanan, dia tersenyum. Ketika seseorang itu menoleh ke kiri, dia menangis. Ruh-ruh sebelah kanan adalah penghuni surga, dan ruh-ruh sebelah kiri adalah penghuni neraka."

Pertemuan Nabi Muhammad ﷺ dengan Nabi Adam 'alayhissalam di langit pertama adalah penggambaran paling jelas bahwasanya Nabi Adam 'alayhissalam adalah manusia pertama sekaligus Bapaknya seluruh manusia, termasuk seluruh para Nabi dan Rasul.

Nabi Adam kemudian mengatakan kepada Nabi Muhammad ﷺ, "Selamat datang wahai Nabi yang shalih dan anak keturunanku yang shalih."

Para ulama mengatakan bahwa senyuman Nabi Adam 'alayhissalam adalah ekspresi kebahagiaan, sedangkan tangis beliau merupakan wujud kasih sayangnya kepada anak keturunannya.

Nabi Adam 'alayhissalam menangis ketika melihat ke kiri karena merasa bersalah atas sebab dirinya diturunkan ke bumi sehingga keturunannya mendapatkan ujian.

Di langit pertama, Nabi ﷺ melihat 3 sungai.
"Ternyata di langit dunia ada 2 sungai yang mengalir. Nabi ﷺ bertanya kepada Jibril, "Sungai apakah ini wahai Jibril?", lalu Jibril berkata, "Ini adalah sungai Nil dan sungai Eufrat." Kemudian Jibril terus membawa ke langit yang lain, dan ada sungai lain yang di atasnya ada mutiara dan intan. Lalu Nabi ﷺ menepukkan tangannya ke sungai tersebut dan tercium wangi. Lalu Nabi ﷺ bertanya, "Sungai apa ini wahai Jibril?", Jibril berkata, "Ini adalah Al Kautsar"

Al Kautsar adalah sungai yang ada di surga, kemudian mengalir sampai ke Mahsyar. Semua Nabi dan Rasul memiliki telaga, namun telaga Nabi ﷺ yaitu Al Kautsar adalah telaga yang paling besar, yang airnya paling manis dan paling banyak diminum di Padang Mahsyar.

"Kemudian aku mendatangi langit kedua bersama Jibril. Maka penjaga pintu langit kedua bertanya "Siapakah di luar?", lalu malaikat Jibril berkata, "Aku Jibril". Malaikat penjaga pintu langit kedua bertanya lagi, Siapakah yang bersamamu?" Malaikat Jibril menjawab, "Aku bersama Muhammad ﷺ". Lalu ditanyakan lagi kepada Jibril "Apakah dia telah diutus (menjadi Nabi dan Rasul)?", kemudian malaikat Jibril menjawab, "Iya." Lalu malaikat penjaga pintu langit berkata, "Selamat datang. Sebaik-baik manusia telah datang hari ini."

Kemudian di dalam langit kedua, aku bertemu dengan sepupuku, yaitu Nabi Isa 'alayhissalam dan Nabi Yahya 'alayhissalam. Lalu aku mengucapkan salam kepada keduanya, dan mereka membalasnya dengan mengatakan "Selamat datang saudara yang shalih dan nabi yang shalih."

Di dalam riwayat lain dikatakan bahwa Nabi ﷺ hanya bertemu dengan Nabi Isa 'alayhissalam saja.

"Ketika aku dimi'rajkan ke atas langit, aku bertemu dengan Nabi Musa, kemudian aku sebutkan sifat-sifatnya. Lalu aku juga bertemu dengan Nabi Isa di langit kedua. Nabi Isa 'alayhissalam memiliki ciri fisik tidak terlalu tinggi dan pendek, kulitnya berwarna putih kemerah-merahan, seakan-akan beliau baru keluar dari pemandian. Ketika Nabi Isa mengangkat kepalanya, ada air mengucur, dan rambutnya lurus."

Di dalam riwayat dikatakan bahwa Nabi Isa 'alayhissalam memiliki wajah yang mirip dengan Urwah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu.

"Kemudian aku dinaikkan menuju langit ketiga. Maka penjaga pintu langit ketiga bertanya "Siapakah di luar?", lalu malaikat Jibril berkata, "Aku Jibril". Malaikat penjaga pintu langit ketiga bertanya lagi, Siapakah yang bersamamu?" Malaikat Jibril menjawab, "Aku bersama Muhammad ﷺ". Lalu ditanyakan lagi kepada Jibril "Apakah dia telah diutus (menjadi Nabi dan Rasul)?", kemudian malaikat Jibril menjawab, "Iya." Lalu malaikat penjaga pintu langit berkata, "Selamat datang. Sebaik-baik manusia telah datang hari ini."

Ternyata di langit ketiga aku bertemu dengan Nabi Yusuf 'alayhissalam. Lalu aku mengucapkan kepada Nabi Yusuf dan beliau membalas salamku.

Nabi Yusuf 'alayhissalam dianugerahi setengah ketampanan seluruh manusia. Pujian Nabi Muhammad ﷺ kepada Nabi Yusuf merupakan ketakjuban betapa tampannya Nabi Yusuf 'alayhissalam. Nabi Yusuf juga pemilik nasab yang paling baik, yaitu seluruhnya adalah nabi. Yusuf bin Yaqub bin Ishaq bin Ibrahim.

"Kemudian aku dinaikkan ke langit keempat. Maka penjaga pintu langit keempat bertanya "Siapakah di luar?", lalu malaikat Jibril berkata, "Aku Jibril". Malaikat penjaga pintu langit keempat bertanya lagi, Siapakah yang bersamamu?" Malaikat Jibril menjawab, "Aku bersama Muhammad ﷺ". Lalu ditanyakan lagi kepada Jibril "Apakah dia telah diutus (menjadi Nabi dan Rasul)?", kemudian malaikat Jibril menjawab, "Iya." Lalu malaikat penjaga pintu langit berkata, "Selamat datang. Sebaik-baik manusia telah datang hari ini."

Kemudian aku bertemu dengan Nabi Idris 'alayhissalam. Lalu aku mengucapkan salam dan beliau membalas "Selamat datang wahai saudara yang shalih dan Nabi yang shalih." 

"Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi." (QS. Maryam : 57)

"Kemudian aku dinaikkan ke langit kelima. Maka penjaga pintu langit kelima bertanya "Siapakah di luar?", lalu malaikat Jibril berkata, "Aku Jibril". Malaikat penjaga pintu langit kelima bertanya lagi, Siapakah yang bersamamu?" Malaikat Jibril menjawab, "Aku bersama Muhammad ﷺ". Lalu ditanyakan lagi kepada Jibril "Apakah dia telah diutus (menjadi Nabi dan Rasul)?", kemudian malaikat Jibril menjawab, "Iya." Lalu malaikat penjaga pintu langit berkata, "Selamat datang. Sebaik-baik manusia telah datang hari ini."

Kemudian aku bertemu dengan Nabi Harun 'alayhissalam."

Pertemuan dengan Nabi Harun merupakan bentuk kemuliaan bagi Nabi Musa 'alayhissalam. Nabi Harun adalah saudara Nabi Musa yang Allah utus untuk mendakwahkan Firaun.

"Dan Kami telah menganugerahkan kepadanya sebagian rahmat Kami, yaitu saudaranya, Harun menjadi seorang nabi." (QS. Maryam : 53)

"Sesungguhnya telah diperkenankan permintaanmu, wahai Musa. Dan sesungguhnya Kami telah memberi nikmat kepadamu pada kali yang lain." (QS. Thaha : 36-37)

"Kemudian aku dinaikkan ke langit Keenam. Maka penjaga pintu langit keenam bertanya "Siapakah di luar?", lalu malaikat Jibril berkata, "Aku Jibril". Malaikat penjaga pintu langit keenam bertanya lagi, Siapakah yang bersamamu?" Malaikat Jibril menjawab, "Aku bersama Muhammad ﷺ". Lalu ditanyakan lagi kepada Jibril "Apakah dia telah diutus (menjadi Nabi dan Rasul)?", kemudian malaikat Jibril menjawab, "Iya." Lalu malaikat penjaga pintu langit berkata, "Selamat datang. Sebaik-baik manusia telah datang hari ini."

Kemudian aku bertemu dengan Nabi Musa 'alayhissalam. Lalu aku mengucapkan salam kepadanya dan beliau membalas salamku "Selamat datang wahai Nabi yang shalih dan saudara yang shalih".

Lalu Nabi Musa 'alayhissalam menangis, dan aku bertanya, "Apa yang membuatmu menangis?" Nabi Musa berkata, "Aku menangis karena umatmu lebih banyak yang masuk surga daripada umatku."

Perkataan Nabi Musa 'alayhissalam ini karena rasa kasihan Nabi Musa 'alayhissalam kepada umatnya, karena tidak sebanyak umat Nabi Muhammad ﷺ untuk masuk ke dalam surga.

Nabi Musa 'alayhissalam adalah seorang pria yang kuat, tidak gemuk, terlihat gagah, rambutnya ikal, dan kulitnya sawo matang.

"Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Wahai ayahku, ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya". (QS. Al Qashash: 26)

"Kemudian aku dinaikkan ke langit Ketujuh. Maka penjaga pintu langit ketujuh bertanya "Siapakah di luar?", lalu malaikat Jibril berkata, "Aku Jibril". Malaikat penjaga pintu langit ketujuh bertanya lagi, Siapakah yang bersamamu?" Malaikat Jibril menjawab, "Aku bersama Muhammad ﷺ". Lalu ditanyakan lagi kepada Jibril "Apakah dia telah diutus (menjadi Nabi dan Rasul)?", kemudian malaikat Jibril menjawab, "Iya." Lalu malaikat penjaga pintu langit berkata, "Selamat datang. Sebaik-baik manusia telah datang hari ini."

Kemudian aku bertemu dengan Nabi Ibrahim. Lalu aku mengucapkan salam dan beliau membalasnya, "Selamat datang Nabi yang shalih dan anakku yang shalih."

Nabi ﷺ melihat Nabi Ibrahim sedang menyandarkan punggungnya ke Baitul Makmur, yaitu tempat ibadahnya para malaikat di langit ketujuh. Setiap hari ada 70.000 malaikat yang masuk ke dalam Baitul Makmur dan ketika keluar tidak pernah kembali lagi hingga hari Kiamat.

Kemuliaan Nabi Ibrahim 'alayhissalam nampak ketika beliau bersandar di Baitul Makmur, persis seperti Ka'bah di dunia. Nabi Ibrahim 'alayhissalam membangun Ka'bah di bumi, dan Allah memuliakan beliau dengan Baitul Makmur kepadanya.

Nabi Ibrahim 'alayhissalam memberikan nasihat
"Wahai Muhammad, sampaikan salamku untuk umatmu. Beritahu kepada mereka bahwa tanah surga itu sangat wangi, airnya segar, surga adalah dataran yang luas, dan tanaman surga itu adalah kalimat dzikrullah."

Dalam riwayat lain disebutkan:
"Wahai Muhammad, perintahkan kepada umatmu untuk perbanyak menanam tanaman surga, karena tanah dari surga adalah yang terbaik." Nabi ﷺ bertanya, "Apa tanaman surga itu wahai Ibrahim?" Nabi Ibrahim 'alayhissalam menjawab, "Laa hawlaa wa laa quwwata ilaa billah"

No comments:

Post a Comment