Majelis Taklim Mafaazaa
Sesi 1
Menuju Husnul Khatimah
Oleh: Ustadz Farhan Abu Furaihan hafizhahullah
Masjid Baiturrahman, Pondok Pinang, Jakarta Selatan
Sabtu, 20 Juli 2024 / 14 Muharram 1446
Nikmat Islam dan Sunnah adalah sebesarnya nikmat yang diberikan oleh Allah kepada setiap hamba yang dikehendakiNya.
Katakanlah: "Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan". (QS. Yunus : 58)
Ada 2 nikmat yang Allah berikan kepada makhlukNya, yaitu:
1. Nikmati yang terbatas
Harta benda, pasangan hidup, dan segala hal yang diusahakan di dunia.
Allah berikan nikmat ini kepada seluruh makhluknya. Ini bukan pertanda cinta dari Allah kepada hambaNya.
Rasulullah ﷺ bersabda:
"Seandainya dunia di sisi Allâh sebanding dengan sayap nyamuk, maka Dia tidak memberi minum sedikit pun darinya kepada orang kafir" (HR. Tirmidzi No. 2320)
2. Nikmat yang Mutlak
Ini adalah sumber segala nikmat dan ini abadi di akhirat, termasuk di antaranya nikmat Islam dan Sunnah.
Maka inilah yang harus diperjuangkan oleh kaum Muslimin di dunia, agar mendapatkan nikmat yang kekal di akhirat, yaitu surga.
"Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah sangat keras hukumanNya." (QS. Al Hasyr : 7)
Rasulullah ﷺ bersabda:
"Barangsiapa membuat suatu perkara baru dalam urusan kami ini (urusan agama) yang tidak ada asalnya, maka perkara tersebut tertolak” (HR. Bukhari No. 2697 dan Muslim No. 1718)
Yang benar-benar menjalankan Islam sesuai Sunnah Nabi ﷺ hanya sedikit.
Sebagian ulama berkata
"Aku tidak mengetahui manakah nikmat yang lebih besar antara nikmat Islam ataukah nikmat sunnah setelah aku beragama Islam"
Rasulullah ﷺ bersabda:
"Allah Ta'ala berfirman: "Dan tidaklah seorang hamba mendekat kepadaKu; yang lebih aku cintai daripada apa-apa yang telah Aku fardhukan kepadanya. HambaKu terus-menerus mendekat kepadaKu dengan ibadah-ibadah sunnah hingga Aku pun mencintainya. Bila Aku telah mencintainya, maka Aku pun menjadi pendengarannya yang ia gunakan untuk mendengar, menjadi penglihatannya yang ia pakai untuk melihat, menjadi tangannya yang ia gunakan untuk berbuat, dan menjadi kakinya yang ia pakai untuk berjalan. Bila ia meminta kepadaKu, Aku pun pasti memberinya. Dan bila ia meminta perlindungan kepadaKu, Aku pun pasti akan melindunginya.” (HR. Bukhari)
Poin yang harus diperhatikan tentang bagaimana Allah menciptakan kita
1. Kita diciptakan oleh Allah bukan untuk hal yang sia-sia, dan kita akan diminta pertanggung jawaban di Hari Kiamat kelak.
"Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?" (QS. Al Mu'minuun : 116)
"Dan Aku tidaklah menciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepadaKu" (QS. Adz-Dzariyaat : 56)
"Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggung jawaban)?" (QS. Al Qiyamah : 36)
Sebagian Muslim melalui gaya hidupnya mengesankan bahwasanya mereka diciptakan hanya untuk dunia. Ayat-ayat di atas merupakan teguran yang keras bagi kita.
2. Perintah kepada Allah tidak lama
Sebagian manusia sulit untuk menerima perintah Allah. Padahal ibadah bukan hanya shalat, tapi lebih banyak dari itu.
"Dan sembahlah Tuhanmu sampai yakin (ajal) datang kepadamu. Dan bersama dengan itu sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan dan menghidupkanmu, dan serahkanlah dirimu sepenuhnya kepadaNya sampai yakin, yaitu ajal, datang kepadamu." (QS. Al Hijr : 99)
Rasulullah ﷺ bersabda:
"Umur-umur umatku antara 60 hingga 70 tahun, dan sedikit orang yang bisa melampui umur tersebut” (HR. Ibnu Majah: 4236)
"Sesungguhnya sehari di sisi Rabbmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu.” (QS. Al Hajj : 47)
"Dalam sehari yang kadarnya limapuluh ribu tahun” (QS. Al Ma’arij : 4)
Rasulullah ﷺ bersabda:
"Allah Ta'ala berfirman, ‘Aku menyiapkan untuk hamba-hambaKu yang shalih sesuatu yang tidak pernah dilihat mata, tidak pernah didengar telinga, dan tidak pernah terlintas dalam hati manusia." (Muttafaqun 'Alayh)
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Pada hari kiamat didatangkan orang yang paling nikmat hidupnya sewaktu di dunia dari penghuni neraka. Lalu ia dicelupkan ke dalam neraka sejenak. Kemudian ia ditanya: ”Hai anak Adam, pernahkah kamu melihat suatu kebaikan, pernahkah kamu merasakan suatu kenikmatan?” Maka ia menjawab: ”Tidak, demi Allah, ya Rabb.” Dan didatangkan orang yang paling menderita sewaktu hidup di dunia dari penghuni surga. Lalu ia dicelupkan ke dalam surga sejenak. Kemudian ditanya: ”Hai anak Adam, pernahkah kamu melihat suatu kesulitan, pernahkah kamu merasakan suatu kesengsaraan?” Maka ia menjawab: ”Tidak, demi Allah, ya Rabb. Aku tidak pernah merasakan kesulitan apapun dan aku tidak pernah melihat kesengsaraan apapun.” (HR Muslim No. 5018)
Husnul Khatimah sangatlah penting.
Rasulullah ﷺ bersabda:
"Sesungguhnya ada seorang hamba yang beramal dengan amalan ahli Surga menurut apa yang tampak di hadapan manusia, (namun) sebenarnya dia adalah penghuni Neraka, ada seorang hamba beramal dengan amalan ahli Neraka menurut apa yang tampak di hadapan manusia, (namun) sebenarnya dia adalah penghuni Surga. Sesungguhnya amal-amal itu tergantung daripada akhirnya." (HR. Bukhari)
"Setiap hamba akan dibangkitkan (dari kuburnya) sesuai dengan keadaan tatkala dirinya meninggal”. (HR Muslim No. 2878)
Di antara sebab Husnul Khatimah adalah:
1. Doa
Doa selalu menjadi hal pertama dan senjata seorang Mukmin yang paling ampuh.
يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ
“Ya muqollibal quluub tsabbit qolbi ‘alaa diinik (Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu).”
Ketika kita membaca surah Ali Imron tentang ciri orang yang kokoh imannya menegaskan bahwasanya hidayah itu murni di tangan Allah. Kita senantiasa membutuhkan doa agar bisa tetap berada di atas Hidayah.
Nabi Nuh 'alayhissalam berdakwah selama 950menit, namun istri dan anaknya mati dalam keadaan kafir.
Nabi Ibrahim 'alayhissalam, memiliki seorang Ayah pembuat berhala dan penyembah berhala. Bahkan Ayahnya mengancam akan merajam Nabi Ibrahim 'alayhissalam jika masih mendakwahkan Tauhid.
2. Menjaga hati yang baik
Berusaha untuk selalu menjaga keikhlasan hati. Suul khotimah terjadi karena bisikan-bisikan yang buruk, sebagaimana husnul khatimah juga terjadi karena bisikan-bisikan yang baik.
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendakiNya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (QS. An Nisa: 48)
Rasulullah ﷺ bersabda:
"Allah Ta'ala berfirman, "Wahai anak Adam, sesungguhnya jika engkau menghadapKu dengan dosa sepenuh bumi, kemudian menemuiKu, engkau tidak menyekutukan sesuatupun denganKu, niscaya Aku menemuimu dengan ampunan seperti itu." (HR. Tirmidzi No. 3540)
Terkadang kita mendapatkan pahala walau kita belum melakukan sebuah amalan, itu disebabkan oleh niatnya.
Rasulullah ﷺ bersabda:
"Barangsiapa menginginkan kebaikan kemudian tidak mengerjakannya, maka satu kebaikan ditulis untuknya. Jika ia mengerjakan kebaikan tersebut, maka sepuluh kebaikan ditulis baginya. Dan barangsiapa menginginkan kesalahan kemudian tidak mengerjakannya, maka tidak ditulis apa-apa baginya. Jika ia mengerjakan kesalahan tersebut, maka ditulis satu kesalahan baginya." (HR. Muslim)
Rasulullah ﷺ bersabda:
"Sesungguhnya yang paling aku khawatirkan akan menimpa kalian adalah syirik ashgor.” Para sahabat bertanya, “Apa itu syirik ashgor, wahai Rasulullah?” Beliau bersabda, “(Syirik ashgor adalah) riya’. Allah Ta’ala berkata pada mereka yang berbuat riya’ pada hari kiamat ketika manusia mendapat balasan atas amalan mereka: ‘Pergilah kalian pada orang yang kalian tujukan perbuatan riya’ di dunia. Lalu lihatlah apakah kalian mendapatkan balasan dari mereka?’ (HR. Ahmad 5: 429)
Husnul khatimah dan suul khotimah sangat bergantung pada kondisi hati. Jika kita mati dalam keadaan optimis dengan rahmat Allah, maka dia mati dalam keadaan Husnul Khatimah. Sebaliknya, jika kita mati dalam keadaan pesimis akan rahmat Allah, maka dia mati dalam keadaan suul khotimah.
Suul khotimah ada yang membatalkan Islamnya, tergantung bagaimana kondisi dosa-dosanya. Jika dia melakukan dosa syirik, lalu dia mati, maka dia kekal di dalam neraka.
Walaupun seseorang mati dalam keadaan ikhlas, tapi dia memiliki Aqidah bahwasanya Allah ada di mana-mana, dia memiliki keyakinan wihdatul wujud, dia meyakini bahwa semua agama benar, maka ini bisa jadi penyebab mati suul khotimah.
Ketika membahas tentang sebab Husnul Khatimah, maka 2 sebab di atas telah mencakup seluruh sebab lainnya.
Dari Abu ‘Amr—ada yang menyebut pula Abu ‘Amrah—Sufyan bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Aku berkata: Wahai Rasulullah katakanlah kepadaku suatu perkataan dalam Islam yang aku tidak perlu bertanya tentangnya kepada seorang pun selainmu.” Beliau bersabda, “Katakanlah: aku beriman kepada Allah, kemudian istiqamahlah.” (HR. Muslim No. 38)
No comments:
Post a Comment