Bekal Sebelum Kematian #3 (Lanjutan)
Oleh: Ustadz Nizar Sa'ad Jabal hafizhahullah
Masjid Al Ibadah, Kemang Selatan, Jakarta Selatan
Selasa, 12 November 2024
Berapa lama manusia akan tinggal di dunia?
Dunia ini ibaratnya cepat saji.
Sesuatu yang cepat saji, menurut kesehatan itu tidak sehat. Menurut ahli gizi, cepat saji itu tidak sehat. Begitu pun dunia, dunia ini juga tidak sehat.
Rasulullah ﷺ bersabda:
"Dunia itu terlaknat dan segala yang terkandung di dalamnya pun terlaknat, kecuali orang yang berdzikir kepada Allah, yang melakukan ketaatan kepada-Nya, seorang ‘alim atau penuntut ilmu syar’i.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Inilah kehidupan dunia yang mulia bagi seorang Muslim. Sisanya, dunia itu berisi fitnah dan tipuan semua.
Allah Ta'ala berfirman:
وَمَا ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَآ إِلَّا مَتَٰعُ ٱلْغُرُورِ
"Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu” (QS. Al-Hadid : 20).
Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu berkata:
"Jadilah kalian anak-anak akhirat, dan jangan menjadi anak-anak dunia. Sesungguhnya hari ini adalah amal dan belum ada hisab, sedangkan besok yang ada adalah hisab dan tidak ada lagi waktu untuk beramal." (Shahih Bukhari, Maktabah al-Iman hal. 1307)
Karena dunia memang menipu, fitnah. Makanya Allah Ta'ala berfirman:
إِنَّ ٱلْإِنسَٰنَ لَفِى خُسْرٍ
"Sesungguhnya manusia itu kerugian" (QS. Al Ashr : 2)
Kenapa manusia rugi?
Pada surah sebelumnya, Allah berbicara tentang dunia
أَلْهَىٰكُمُ ٱلتَّكَاثُرُ حَتَّىٰ زُرْتُمُ ٱلْمَقَابِرَ
"Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur" (QS. At-Takatsur : 1-2)
Surah ini mengisahkan tentang keinginan terhadap dunia menjadikan seseorang lalaian terhadap akhirat. Lalu datang surah setelahnya
وَيْلٌ لِّكُلِّ هُمَزَةٍ لُّمَزَةٍ ٱلَّذِى جَمَعَ مَالًا وَعَدَّدَهُۥ
"Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela, yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitung" (QS. Al Humazah : 1-2)
Lagi-lagi ini adalah surah tentang dunia.
Orang yang menjadi budak dinar, menjadi budak dirham, menjadi budak pakaian-pakaian, menjadi budak dunia akan menjadi binasa, sengsara, menderita, dan akan sulit keluar dari penderitaan itu. Inilah orang yang menjadi anak-anak dunia.
Allah Ta'ala selalu mengatakan:
وَلَلْءَاخِرَةُ خَيْرٌ لَّكَ مِنَ ٱلْأُولَىٰ
"Dan sesungguhnya hari kemudian itu (akhirat) lebih baik bagimu daripada yang sekarang (permulaan) (dunia)." (QS. Dhuha : 4)
dan Allah Ta'ala juga berfirman:
وَٱلْءَاخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَىٰٓ
"Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal." (QS. Al A'laa : 17)
Dunia itu hilang dan sirna. Dicontohkan seperti hujan yang menimpa bebatuan, maka semua yang ada di batu itu akan hilang ditempa dengan hujan. Begitulah kehidupan dunia. Perumpamaan dunia juga seperti tanaman yang awalnya hijau, kemudian menguning, kemudian mengering, kemudian akan hilang dan sirna. Sedangkan akhirat, Allah Ta'ala berfirman:
فَلَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍ
"Maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya." (QS. At-Tiin : 6)
Manusia akan mendapatkan pahala yang terus menerus, akan kekal, abadi apa yang dia perbuat. Inilah mereka yang menjadi anak-anaknya akhirat. Kedudukannya menjadi mulia.
Manusia akan mendapatkan pahala yang terus menerus, akan kekal, abadi apa yang dia perbuat. Inilah mereka yang menjadi anak-anaknya akhirat. Kedudukannya menjadi mulia.
Bagaimana kondisi yang dialami setiap orang ketika dia dikubur, kemudian diletakkan di tanah, kemudian tanah dikembalikan, lalu ditutup dan diratakan dengan tanah. Kemudian semua orang pulang. Apa yang terjadi dengan orang yang sendirian di bawah ini, yang dulu di dunia dia memiliki rumah, dia memiliki perhiasan yang mewah, dia memiliki pengawal, teman, lalu dia berada di bawah tanah sendirian dan hanya dibungkus dengan kain kafan? Apa yang terjadi dengan dia, yang selama hidupnya sibuk dengan kecantikan, sibuk dengan merawat badan dan mukanya. Kali ini dia ada di bawah tanah, berteman dengan cacing dan binatang tanah lainnya? Ketika semua orang pulang, apa yang akan terjadi dengannya?
Dunia hanya kekayaan yang menipu kalau kita tidak beriman.
Utsman bin Affan radhiyallahu’anhu jika melihat perkuburan beliau menangis mengucurkan air mata hingga membasahi jenggotnya. Suatu hari ada seorang yang bertanya:
"Tatkala mengingat surga dan neraka engkau tidak menangis, mengapa engkau menangis ketika melihat perkuburan?” Utsman pun menjawab, “Sesungguhnya aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya liang kubur adalah awal perjalanan akhirat. Jika
seseorang selamat dari (siksaan)nya maka perjalanan selanjutnya akan
lebih mudah. Namun jika ia tidak selamat dari (siksaan)nya maka
(siksaan) selanjutnya akan lebih kejam." (HR. Ibnu Majah dan Ahmad)
"Aku sama sekali tidak pernah melihat sebuah pemandangan yang lebih mengerikan daripada kuburan." (HR. Tirmidzi)
Kuburan adalah rumah pertama. Kalau seseorang mendapatkan sambutan dan pelayanan yang baik, mendapatkan kenikmatan di rumah pertama itu, maka perjalanan berikutnya akan lebih mudah bagi dia. Tapi kalau di kuburan sudah mendapatkan adzab, maka perjalanan berikutnya akan lebih sulit. Begitulah kuburan, tempat yang pertama kali disinggahi oleh manusia. Kuburan merupakan bagian dari kehidupan akhirat. Kematian termasuk bagian dari alam akhirat.
Kita tidak bisa menyamakan apa yang ada di dunia dengan yang ada di akhirat, karena sudah beda alam. Ketika seseorang sudah dimakamkan, maka dia sudah berada di alam akhirat. Sangat ironis kalau ada seorang Muslim yang menganggap bahwa kuburan itu seperti kehidupan dunia, di mana kuburan ditempatkan di sebuah komplek yang nyaman, dihias yang bagus. Mereka yang tidak memiliki iman akan memperlakukan kuburan seperti kehidupan di dunia, padahal keduanya tidak berkaitan. Jangan disamakan. Kita tidak mengetahui alam akhirat.
Kalau kita ingin tahu bagaimana akhirat, maka kembalilah kepada Dzat yang memiliki alam akhirat, yaitu Allah. Allah telah menyampaikan wahyu kepada Rasulullah ﷺ dan menceritakan tentang akhirat.
Tidak ada adzab yang sama dengan kuburan. Sesadis apapun seseorang menyiksa orang lain, itu tidak ada apa-apanya dengan mengerikannya adzab kubur. Kalau langkah awalnya saja sudah mengerikan, lalu bagaimana dengan adzab neraka jahannam? Pasti lebih mengerikan daripada adzab kubur. Nas-alullaha as-salamah wal afiah.
Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, ia berkata bahwasanya Rasulullah ﷺ bersabda:
“Seorang hamba bila diletakkan di dalam kuburnya sementara para shahabatnya telah berlalu meninggalkannya, dan dia mendengar gesekan sandal-sandal mereka, maka dia akan didatangi dua orang malaikat dan mendudukannya dan bertanya kepadanya: Apakah pendapatmu tentang lelaki ini, Muhammad ﷺ: Maka dia akan menjawab: Aku bersaksi bahwa dia adalah hamba dan utusan Allah, lalu dikatakan kepadanya: Lihatlah pada tempatnya di neraka dan Allah telah menggantinya dengan surga, maka Nabi Muhammad ﷺ bersabda, “Dia melihat kedua-duanya”. Adapun orang kafir atau munafiq maka dia menjawab: Aku tidak mengetahui, aku berkata tentang dirinya seperti apa yang dikatakan oleh manusia (hanya ikut-ikutan), maka dikatakan kepadanya: Kamu tidak akan mengetahui dan tidak akan membaca, kemudian dia dipukul dengan sebuah palu dari besi dengan satu pukulan diantara kedua telinganya, maka dia berteriak dengan teriakan yang didengar oleh seluruh makhluk kecuali jin dan manusia” (HR. Bukhari)
Dari Barra’ bin Azib Radhiyallahu anhu bahwa Nabi bersabda:
يُثَبِّتُ اللّهُ الَّذِينَ آمَنُواْ بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ
"Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh."
Beliau bersabda: Ayat ini turun dalam kaitan siksa kubur, maka dikatakan baginya: "Siapakah tuhanmu, maka dia menjawab: Tuhanku adalah Allah dan Nabiku adalah Muhammad ﷺ dan itulah firman Allah Subhanahu wa Ta’ala yang mengatakan:
يُثَبِّتُ اللّهُ الَّذِينَ آمَنُواْ بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الآخِرَةِ وَيُضِلُّ اللّهُ الظَّالِمِينَ وَيَفْعَلُ اللّهُ مَا يَشَاء
"Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang lalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki." (QS. Ibrahim : 27)
يُثَبِّتُ اللّهُ الَّذِينَ آمَنُواْ بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ
"Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh."
Beliau bersabda: Ayat ini turun dalam kaitan siksa kubur, maka dikatakan baginya: "Siapakah tuhanmu, maka dia menjawab: Tuhanku adalah Allah dan Nabiku adalah Muhammad ﷺ dan itulah firman Allah Subhanahu wa Ta’ala yang mengatakan:
يُثَبِّتُ اللّهُ الَّذِينَ آمَنُواْ بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الآخِرَةِ وَيُضِلُّ اللّهُ الظَّالِمِينَ وَيَفْعَلُ اللّهُ مَا يَشَاء
"Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang lalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki." (QS. Ibrahim : 27)
Jika di dunia dia beriman, bertauhid, tidak syirik kepada Allah, teguh menjalankan perintah Allah dan RasulNya ﷺ, menjalankan petunjuk Nabi ﷺ, tidak melakukan bid'ah, dia senantiasa berdoa:
يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ
"Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agamaMu." (HR. Tirmidzi No. 3522 dan Ahmad 6:315)
Kemudian dia juga rajin berdoa:
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
“Ya Allah, berikanlah kepada kami kebaikan di dunia, berikan pula kebaikan di akhirat dan lindungilah Kami dari siksa neraka.” (QS. Al-Baqarah : 201).
atau doa lain yang disyariatkan, dia juga rajin berdzikir, maka ketika dia akan wafat, Allah teguhkan dia untuk mengucapkan Laa ilaaha illallaah. Ketika ditanya oleh malaikat di kuburan, Allah teguhkan dia untuk menjawabnya dengan dua kalimat syahadat dan menjawab pertanyaan lain dari malaikat.
Mulai ruh diangkat, disidang oleh dua malaikat, lalu dia melihat surga dan neraka di alam kubur, juga mendapatkan antara nikmat atau adzab kubur, itulah yang akan dialami sampai hari kiamat nanti.
Dari Barra bin ‘Azib Radhiyallahu anhu, beliau berkata:
“Kami pergi bersama Rasulullah ﷺ menuju jenazah seseorang dari kalangan Anshar, sampailah kami di kuburnya dan ternyata dia belum disimpan di liang lahad, lalu Rasulullah ﷺ duduk dengan menghadap kiblat sedangkan kami duduk di sekitarnya dan seakan-akan di atas kepala kami ada burung (maksudnya adalah kondisi kami benar-benar terdiam, tidak ada yang bergerak, sampai burung mengira bahwa kami adalah pohon), di tangan beliau ada sebuah tongkat yang dipukulkan ke bumi, (beliau menatap langit dan melihat bumi (tanah), mengangkat pandangannya dan menurunkannya, (sampai tiga kali). Lalu beliau bersabda, ‘Mintalah perlindungan kepada Allah dari siksa kubur (sebanyak dua atau tiga kali).’ Kemudian beliau berkata: اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُبِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ "Ya Allah aku berlindung kepadaMu dari siksa kubur (sebanyak tiga kali)." Kemudian beliau bersabda, "Jika seorang mukmin meninggalkan dunia dan menghadap akhirat, maka para Malaikat dengan wajah yang putih akan turun dari langit kepadanya, seakan-akan wajahnya itu adalah matahari, mereka membawa kain kafan dan hanut (minyak khusus/wewangian yang dicampur untuk kain kafan mayit dan badannya) dari surga, kemudian mereka akan duduk sejauh pandangan, lalu datanglah malaikat maut, sehingga dia duduk di kepalanya seraya berkata, ‘Wahai jiwa yang baik, yang tenang, keluarlah menuju ampunan dan karunia dari Allah Ta'ala.
Beliau berkata, "Kemudian ruh itu keluar bagaikan setetes air yang keluar dari mulut wadah, lalu Malaikat maut mengambilnya (di dalam satu riwayat: Sehingga ketika ruhnya itu keluar, maka semua Malaikat yang berada di antara langit dan bumi mendoakannya, dibukakan baginya pintu-pintu langit dan tidak ada seorang pun penjaga pintu kecuali mereka memohon kepada Allah agar ruh orang itu dibawa oleh mereka). Ketika dia mengambilnya, dia tidak meletakkannya di tangan sekejap mata pun, akan tetapi mereka mengambilnya dan meletakkannya di atas kafan dengan hanutnya (itulah makna firman Allah Ta’ala: …تَوَفَّتْهُ رُسُلُنَا وَهُمْ لاَ يُفَرِّطُوْنَ ‘…Ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami, dan malaikat-malaikat Kami itu tidak melalaikan kewajibannya),’ ruh hamba tersebut keluar dengan wangi semerbak bagaikan misik yang paling wangi di dunia.
Beliau berkata, “Lalu mereka membawa ruh tersebut naik ke atas, tidak melewati satu Malaikat pun, kecuali mereka akan berkata, ‘Ruh siapakah yang baik ini?’ Mereka menjawab, ‘Fulan putra Fulan’ dengan menyebutkan namanya yang paling baik di dunia, sehingga mereka membawanya sampai ke langit dunia, mereka meminta agar pintu dibukakan dan dia (penjaga) membukakannya, setiap penghuni langit akan mengantarkannya sampai ke langit berikutnya, sehingga sampai di langit ke tujuh, maka Allah berfirman, ‘Tulislah kitab hambaKu ini di ‘Illiyyin.’
“Tahukah kamu apakah ‘Illiyyin itu? Yaitu kitab yang bertulis, yang disaksikan oleh Malaikat-Malaikat yang didekatkan kepada Allah” (QS. Al-Mu-thaffifiin : 19-21)
Maka kitabnya itu dituliskan di dalam ‘Illiyyin, kemudian dikatakan, ‘Kembalikanlah ia ke bumi, karena Aku (menjanjikan bahwasanya Aku) menciptakannya dari tanah, mengembalikannya ke tanah dan darinya Aku akan mengeluarkannya sekali lagi.’”
Beliau berkata, ‘Maka (ruh itu dikembalikan ke bumi) dan ruhnya dikembalikan ke jasadnya, (beliau berkata, ‘Sesungguhnya dia mendengarkan suara sendal para pengantarnya ketika mereka pulang’).
Lalu datanglah dua Malaikat yang sangat keras bentakannya, mereka berdua membentaknya dan mendudukkannya, lalu bertanya, ‘Siapakah Rabbmu?’ ‘Allah Rabbku,’ jawabnya. Mereka berdua bertanya (lagi), ‘Apakah agamamu?’ ‘Islam agamaku,’ jawabnya. Mereka berdua bertanya (lagi), ‘Siapakah orang ini yang diutus kepadamu?’ ‘Dia adalah Rasulullah ﷺ,’ jawabnya. Mereka berdua bertanya (lagi), ‘Apakah pekerjaanmu?’ ‘Aku membaca Alquran, lalu aku mempercayainya dan membenarkannya,’ jawabnya. Lalu mereka membentaknya dengan berkata, ‘Siapa Rabbmu? Apa agamamu? Dan siapa Nabimu?’ Itulah cobaan terakhir yang diberikan kepada seorang mukmin.
Beliau berkata, ‘Maka (ruh itu dikembalikan ke bumi) dan ruhnya dikembalikan ke jasadnya, (beliau berkata, ‘Sesungguhnya dia mendengarkan suara sendal para pengantarnya ketika mereka pulang’).
Lalu datanglah dua Malaikat yang sangat keras bentakannya, mereka berdua membentaknya dan mendudukkannya, lalu bertanya, ‘Siapakah Rabbmu?’ ‘Allah Rabbku,’ jawabnya. Mereka berdua bertanya (lagi), ‘Apakah agamamu?’ ‘Islam agamaku,’ jawabnya. Mereka berdua bertanya (lagi), ‘Siapakah orang ini yang diutus kepadamu?’ ‘Dia adalah Rasulullah ﷺ,’ jawabnya. Mereka berdua bertanya (lagi), ‘Apakah pekerjaanmu?’ ‘Aku membaca Alquran, lalu aku mempercayainya dan membenarkannya,’ jawabnya. Lalu mereka membentaknya dengan berkata, ‘Siapa Rabbmu? Apa agamamu? Dan siapa Nabimu?’ Itulah cobaan terakhir yang diberikan kepada seorang mukmin.
Karena itu sang hamba menjawab, ‘Rabb-ku adalah Allah, agamaku adalah Islam, dan Nabiku adalah Muhammad ﷺ,’ lalu berserulah yang berseru di langit, ‘Hambaku benar, maka bentangkanlah baginya permadani dari Surga, berilah pakaian dari Surga, dan bukakanlah baginya satu pintu menuju Surga.’ Beliau berkata, ‘lalu datanglah semerbak mewangi dan dibentangkan baginya sejauh pandangan.’”
Beliau berkata, “Datanglah kepadanya (di dalam satu riwayat, dengan menjelma menjadi) seseorang dengan paras yang indah, baju yang bagus dan wangi, dia berkata, ‘Aku datang kepadamu dengan membawa kabar gembira (aku membawa kabar gembira dengan karunia Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Surga yang di dalamnya terdapat nikmat yang kekal), ini adalah hari yang dijanjikan kepadamu,’ lalu dia berkata, ‘(Semoga Allah memberikan kabar gembira kepadamu), siapakah engkau? Wajahmu menampakkan kebaikan!’ Dia berkata, ‘Aku adalah amalmu yang shalih,’ (demi Allah, tidak ada yang aku ketahui darimu, kecuali engkau selalu bersegera di dalam melakukan ketaatan dan lamban di dalam melakukan kemaksiatan, semoga Allah membalasmu dengan kebaikan).’
Kemudian dibukakan baginya satu pintu Surga dan satu pintu Neraka, dikatakan kepadanya, ‘Ini adalah tempatmu jika engkau bermaksiat kepada Allah, tetapi Allah menggantikannya dengan ini untukmu.’ Jika dia melihat Surga, maka dia berkata, ‘Ya Allah percepatlah hari Kiamat. Agar aku bisa kembali kepada keluarga dan hartaku.' Dikatakan kepadanya, "Tenanglah.”
Beliau berkata, “Sedangkan hamba yang kafir (dalam satu riwayat yang fajir), jika dia meninggalkan dunia dan menghadap akhirat, datanglah kepadanya para Malaikat yang sangat keras dengan wajah yang hitam dengan membawa misuh (pakaian yang terbuat dari bulu kasar) dari Neraka, mereka duduk sejauh pandangan, kemudian datanglah Malaikat maut dan duduk di dekat kepalanya seraya berkata, ‘Wahai jiwa yang buruk, keluarlah menuju kemurkaan dan kemarahan dari Allah Ta’ala”
Beliau berkata, “Kemudian jiwa itu berpecah belah di dalam tubuhnya, lalu dia (Malaikat maut) mencabutnya bagaikan tongkat (dengan cabang yang banyak) dicabut dari bulu domba yang basah, (lalu urat dan otot pun putus), (maka semua Malaikat yang ada di antara langit dan bumi dan yang ada di langit melaknatnya, ditutup baginya pintu-pintu langit dan tidak ada seorang pun penjaga pintu kecuali mereka memohon kepada Allah agar ruh orang itu tidak dibawa oleh mereka), ketika dia mengambilnya, dia tidak meletakkannya di tangan sekejap mata pun, akan tetapi dia meletakkannya di atas misuh, ruh tersebut keluar dengan bau bangkai yang paling busuk di muka bumi, lalu mereka membawa ruh tersebut naik ke atas, tidaklah melewati satu Malaikat pun, kecuali mereka akan berkata, ‘Ruh siapakah yang busuk ini?’ Mereka menjawab, ‘Fulan putra Fulan’ dengan menyebutkan namanya yang paling buruk di dunia sehingga mereka membawanya sampai ke langit dunia, mereka meminta agar pintu dibukakan dan dia (penjaga) tidak membukakannya, kemudian Rasulullah ﷺ membacakan firman Allah Ta’ala:
Beliau berkata, “Datanglah kepadanya (di dalam satu riwayat, dengan menjelma menjadi) seseorang dengan paras yang indah, baju yang bagus dan wangi, dia berkata, ‘Aku datang kepadamu dengan membawa kabar gembira (aku membawa kabar gembira dengan karunia Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Surga yang di dalamnya terdapat nikmat yang kekal), ini adalah hari yang dijanjikan kepadamu,’ lalu dia berkata, ‘(Semoga Allah memberikan kabar gembira kepadamu), siapakah engkau? Wajahmu menampakkan kebaikan!’ Dia berkata, ‘Aku adalah amalmu yang shalih,’ (demi Allah, tidak ada yang aku ketahui darimu, kecuali engkau selalu bersegera di dalam melakukan ketaatan dan lamban di dalam melakukan kemaksiatan, semoga Allah membalasmu dengan kebaikan).’
Kemudian dibukakan baginya satu pintu Surga dan satu pintu Neraka, dikatakan kepadanya, ‘Ini adalah tempatmu jika engkau bermaksiat kepada Allah, tetapi Allah menggantikannya dengan ini untukmu.’ Jika dia melihat Surga, maka dia berkata, ‘Ya Allah percepatlah hari Kiamat. Agar aku bisa kembali kepada keluarga dan hartaku.' Dikatakan kepadanya, "Tenanglah.”
Beliau berkata, “Sedangkan hamba yang kafir (dalam satu riwayat yang fajir), jika dia meninggalkan dunia dan menghadap akhirat, datanglah kepadanya para Malaikat yang sangat keras dengan wajah yang hitam dengan membawa misuh (pakaian yang terbuat dari bulu kasar) dari Neraka, mereka duduk sejauh pandangan, kemudian datanglah Malaikat maut dan duduk di dekat kepalanya seraya berkata, ‘Wahai jiwa yang buruk, keluarlah menuju kemurkaan dan kemarahan dari Allah Ta’ala”
Beliau berkata, “Kemudian jiwa itu berpecah belah di dalam tubuhnya, lalu dia (Malaikat maut) mencabutnya bagaikan tongkat (dengan cabang yang banyak) dicabut dari bulu domba yang basah, (lalu urat dan otot pun putus), (maka semua Malaikat yang ada di antara langit dan bumi dan yang ada di langit melaknatnya, ditutup baginya pintu-pintu langit dan tidak ada seorang pun penjaga pintu kecuali mereka memohon kepada Allah agar ruh orang itu tidak dibawa oleh mereka), ketika dia mengambilnya, dia tidak meletakkannya di tangan sekejap mata pun, akan tetapi dia meletakkannya di atas misuh, ruh tersebut keluar dengan bau bangkai yang paling busuk di muka bumi, lalu mereka membawa ruh tersebut naik ke atas, tidaklah melewati satu Malaikat pun, kecuali mereka akan berkata, ‘Ruh siapakah yang busuk ini?’ Mereka menjawab, ‘Fulan putra Fulan’ dengan menyebutkan namanya yang paling buruk di dunia sehingga mereka membawanya sampai ke langit dunia, mereka meminta agar pintu dibukakan dan dia (penjaga) tidak membukakannya, kemudian Rasulullah ﷺ membacakan firman Allah Ta’ala:
لَا تُفَتَّحُ لَهُمْ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَلَا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّىٰ يَلِجَ الْجَمَلُ فِي سَمِّ الْخِيَاطِ
“…Sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk Surga, hingga unta masuk ke lubang jarum.” (QS. Al A’raaf : 40)
“…Sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk Surga, hingga unta masuk ke lubang jarum.” (QS. Al A’raaf : 40)
Allah Ta’ala berfirman, ‘Tulislah kitab hambaKu ini di Sijjin di bumi yang paling bawah,’ kemudian dikatakan, ‘Kembalikanlah ia ke bumi, karena Aku (menjanjikan bahwasanya Aku) menciptakannya dari tanah, mengembalikannya ke tanah dan darinya Aku akan mengeluarkannya sekali lagi.’ Maka ruh itu dilemparkan dari langit sehingga jatuh pada jasadnya, kemudian beliau membacakan firman Allah Ta’ala:
وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَكَأَنَّمَا خَرَّ مِنَ السَّمَاءِ فَتَخْطَفُهُ الطَّيْرُ أَوْ تَهْوِي بِهِ الرِّيحُ فِي مَكَانٍ سَحِيقٍ
وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَكَأَنَّمَا خَرَّ مِنَ السَّمَاءِ فَتَخْطَفُهُ الطَّيْرُ أَوْ تَهْوِي بِهِ الرِّيحُ فِي مَكَانٍ سَحِيقٍ
"Barangsiapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka adalah ia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh." (QS. Al-Hajj : 31)
Beliau berkata, “Maka ruhnya dikembalikan ke jasadnya, (Sesungguhnya dia mendengarkan suara sendal para pengantarnya ketika mereka pulang).
Lalu datanglah dua Malaikat yang sangat keras bentakannya, mereka berdua membentaknya dan mendudukannya, lalu bertanya, ‘Siapakah Rabbmu?’ ‘Ah, ah, aku tidak tahu,’ jawabnya. Mereka berdua bertanya (lagi), ‘Apakah agamamu?’ ‘Ah, ah, aku tidak tahu,’ jawabnya. Mereka berdua bertanya (lagi), ‘Siapakah orang ini yang diutus kepadamu?’ Dia sama sekali tidak mendapatkan petunjuk untuk mengenalinya, lalu dikatakan kepadanya ‘Muhammad,’ dia berkata, ‘Ah, ah aku tidak tahu (aku mendengar orang lain mengatakannya!’ Dikatakan kepadanya, ‘engkau tidak tahu’) (dan engkau tidak mengikutinya),” lalu berserulah yang berseru di langit, ‘Hambaku pembohong, maka bentangkanlah baginya hamparan dari Neraka, dan bukakanlah baginya satu pintu menuju Neraka.”
Beliau berkata, “Lalu datanglah panas dan anginnya yang panas dan kubur disempitkan baginya sehingga tulang-tulangnya berantakan. Datanglah kepadanya seorang yang menjelma menjadi seseorang dengan paras yang buruk, baju yang jelek dan bau yang busuk, dia berkata, ‘Aku datang kepadamu dengan membawa kabar buruk, ini adalah hari yang dijanjikan kepadamu.’ Lalu dia berkata, ‘Semoga Allah memberikan kabar buruk kepadamu, siapakah engkau? Wajahmu membawa keburukan’ Dia berkata, ‘Aku adalah amalmu yang jelek, Demi Allah, tidak ada yang aku ketahui darimu, kecuali engkau selalu lamban dalam melakukan ketaatan dan cepat di dalam melakukan kemaksiatan, Semoga Allah membalasmu dengan kejelekan.’ Kemudian didatangkan kepadanya seseorang yang buta, tuli dan bisu, di tangannya terdapat sebuah mirzabah (sebuah palu besar yang biasa digunakan oleh tukang besi), jika alat itu dipukulkan ke gunung, niscaya gunung pun akan berubah menjadi tanah. Lalu dia memukulkannya kepada orang tersebut dan akhirnya berubah menjadi tanah, kemudian Allah mengembalikannya seperti semula, lalu dipukulkannya lagi, dia berteriak sehingga terdengar oleh segala sesuatu kecuali jin dan manusia. Kemudian dibukakan baginya pintu Neraka dan dihamparkan baginya hamparan dari Neraka), dia berkata, ‘Ya Rabbku janganlah hari Kiamat itu didatangkan." (HR. Ahmad)
Beliau berkata, “Maka ruhnya dikembalikan ke jasadnya, (Sesungguhnya dia mendengarkan suara sendal para pengantarnya ketika mereka pulang).
Lalu datanglah dua Malaikat yang sangat keras bentakannya, mereka berdua membentaknya dan mendudukannya, lalu bertanya, ‘Siapakah Rabbmu?’ ‘Ah, ah, aku tidak tahu,’ jawabnya. Mereka berdua bertanya (lagi), ‘Apakah agamamu?’ ‘Ah, ah, aku tidak tahu,’ jawabnya. Mereka berdua bertanya (lagi), ‘Siapakah orang ini yang diutus kepadamu?’ Dia sama sekali tidak mendapatkan petunjuk untuk mengenalinya, lalu dikatakan kepadanya ‘Muhammad,’ dia berkata, ‘Ah, ah aku tidak tahu (aku mendengar orang lain mengatakannya!’ Dikatakan kepadanya, ‘engkau tidak tahu’) (dan engkau tidak mengikutinya),” lalu berserulah yang berseru di langit, ‘Hambaku pembohong, maka bentangkanlah baginya hamparan dari Neraka, dan bukakanlah baginya satu pintu menuju Neraka.”
Beliau berkata, “Lalu datanglah panas dan anginnya yang panas dan kubur disempitkan baginya sehingga tulang-tulangnya berantakan. Datanglah kepadanya seorang yang menjelma menjadi seseorang dengan paras yang buruk, baju yang jelek dan bau yang busuk, dia berkata, ‘Aku datang kepadamu dengan membawa kabar buruk, ini adalah hari yang dijanjikan kepadamu.’ Lalu dia berkata, ‘Semoga Allah memberikan kabar buruk kepadamu, siapakah engkau? Wajahmu membawa keburukan’ Dia berkata, ‘Aku adalah amalmu yang jelek, Demi Allah, tidak ada yang aku ketahui darimu, kecuali engkau selalu lamban dalam melakukan ketaatan dan cepat di dalam melakukan kemaksiatan, Semoga Allah membalasmu dengan kejelekan.’ Kemudian didatangkan kepadanya seseorang yang buta, tuli dan bisu, di tangannya terdapat sebuah mirzabah (sebuah palu besar yang biasa digunakan oleh tukang besi), jika alat itu dipukulkan ke gunung, niscaya gunung pun akan berubah menjadi tanah. Lalu dia memukulkannya kepada orang tersebut dan akhirnya berubah menjadi tanah, kemudian Allah mengembalikannya seperti semula, lalu dipukulkannya lagi, dia berteriak sehingga terdengar oleh segala sesuatu kecuali jin dan manusia. Kemudian dibukakan baginya pintu Neraka dan dihamparkan baginya hamparan dari Neraka), dia berkata, ‘Ya Rabbku janganlah hari Kiamat itu didatangkan." (HR. Ahmad)
Allah Ta'ala berfirman:
إِذِ ٱلظَّٰلِمُونَ فِى غَمَرَٰتِ ٱلْمَوْتِ وَٱلْمَلَٰٓئِكَةُ بَاسِطُوٓا۟ أَيْدِيهِمْ أَخْرِجُوٓا۟ أَنفُسَكُمُ ۖ ٱلْيَوْمَ تُجْزَوْنَ عَذَابَ ٱلْهُونِ بِمَا كُنتُمْ تَقُولُونَ عَلَى ٱللَّهِ غَيْرَ ٱلْحَقِّ وَكُنتُمْ عَنْ ءَايَٰتِهِۦ تَسْتَكْبِرُونَ
"Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang dzalim berada dalam tekanan sakratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata): "Keluarkanlah nyawamu" Di hari ini kamu dibalas dengan siksa yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya." (QS. Al An'am : 93)
Di saat sakaratul maut, orang-orang dzalim seperti itu pasti menyesal.
“Hingga apabila datang kematian kepada seorang dari mereka, dia
berkata, “Wahai Rabbku kembalikanlah aku (ke dunia) agar aku beramal
shalih terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak.
Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkan saja. Dan di hadapan
mereka ada barzakh sampai hari mereka dibangkitkan.” (QS. Al Mu’minun: 99-100)
Ibnul Qayyim rahimahullah, secara umum mengatakan tentang sebab seseorang diadzab di alam kubur adalah karena:
1. Jahil, dia tidak paham tauhid dan syirik, tidak paham halal haram, tidak paham antara sunnah dan bid'ah, tidak paham antara perintah dengan larangan, sehingga dia hidup sesuai dengan hawa nafsunya.
2. Kemaksiatan, dan maksiat paling berat adalah kesyirikan.
No comments:
Post a Comment