Saturday, 14 December 2024

Implementasi Tauhid dalam Kehidupan Bermasyarakat // Ustadz Abdullah Roy hafizhahullah - Dauroh Syar'iyyah Vol. 2 (Sesi Terakhir)

Dauroh Syar'iyyah Vol. 2
(Sesi Terakhir)
Implementasi Tauhid dalam Kehidupan Bermasyarakat
Oleh: Ustadz Abdullah Roy hafizhahullah
Masjid Agung Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta Pusat
Sabtu, 14 Desember 2024

Tauhid memiliki kedudukan yang tinggi di dalam agama ini.

Tauhid yang sempurna adalah mengesakan Allah di dalam ibadah dan hal ini mengandung keyakinan bahwasanya Allah adalah satu-satunya yang mencipta dan satu-satunya yang memberikan rezeki, memiliki nama-nama yang Husna, sifat-sifat yang mulia, Maha Mendengar, Maha Melihat, Maha Menyayangi, Maha Mengampuni, dan sifat lain yang disebutkan di dalam Alquran dan Hadits.

Tauhid merupakan tujuan Allah menciptakan jin dan manusia. Tauhid adalah syarat masuknya seseorang ke dalam surga. Tauhid adalah sebab keselamatan dari adzab neraka. Tauhid adalah sebab kebaikan di dunia dan akhirat.

Sebagai seorang manusia hidup bersama orang lain. Ada kehidupan bermasyarakat, bersatu beberapa individu, bekerjasama dalam menjalani kehidupan, dan kita menyadari bahwa kita adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Kita membutuhkan manusia yang lain.

Tauhid memiliki pengaruh yang besar di dalam kehidupan bermasyarakat. Jika kita menjadi seorang yang bertauhid dan masyarakat adalah orang-orang yang bertauhid, maka Tauhid akan memiliki pengaruh yang sangat baik apabila diterapkan di dalam kehidupan bermasyarakat, bukan hanya berkaitan di dalam agama dan bukan hanya dalam perkara akhirat.

Implementasi yang disebutkan adalah penerapan dari konsep atau teori yang kita dapatkan, bagaimana penerapannya sehari-hari.

Secara umum, orang yang bertauhid meyakini bahwa Allah yang menciptakan seluruh masyarakat dan Allah yang mengetahui yang terbaik untuk seluruh masyarakat. Allah yang menurunkan aturan yang sempurna dalam semua perkara.

Di antara penerapan dari Tauhid di dalam kehidupan bermasyarakat 
1. Tauhid jika sudah ada di dalam diri seseorang, menancap di dalam hatinya dengan pemahaman yang benar, maka akan melahirkan sifat dan akhlaq yang mulia.

Mengapa demikian?
Karena dia meyakini bahwa Allah adalah Yang Maha Mendengar, Maha Melihat, Maha Mengetahui, sehingga di dalam berinteraksi dengan yang lain, dia berhati-hati dalam bermuamalah sesuai yang dikehendaki oleh Allah.

Semakin tinggi dan semakin baik kualitas Tauhid seseorang, maka dia akan melakukan sesuatu dan bermuamalah sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh Allah, di antaranya adalah sifat jujur dan amanah. Maka dengan hal itu, Allah akan menurunkan keberkahan.

Rasulullah ﷺ adalah seorang yang jujur, dipercaya, bahkan sebelum beliau menjadi nabi, beliau terkenal dengan kejujurannya. Beliau tidak pernah berdusta

Di antara sifat yang muncul dari orang yang bertauhid adalah memiliki sifat adil kepada siapapun.

2. Tauhid akan menjadikan seorang individu yang memiliki solidaritas sosial, memiliki perhatian kepada manusia yang lain.

Bagaimana bisa demikian?
Orang yang bertauhid akan menyadari bahwasanya dia adalah milik Allah. Semuanya yang ada di dalam dirinya adalah pemberian dari Allah. Dia menyadari bahwa harta yang ada padanya adalah milik Allah.

Solidaritas sosial adalah pondasi utama di dalam kehidupan bermasyarakat. Ini menjadi sebab kehidupan bermasyarakat menjadi harmonis, rukun, dan damai. Masyarakat akan saling mendukung ketika ada tantangan, musibah, atau yang semisal.

Apabila Tauhid sudah tertanam dalam diri seseorang, akan menumbuhkan sifat keperluan terhadap sesama

3. Tauhid menjadikan seseorang sangat memerhatikan satu dan kesatuan masyarakat.

Ketika Islam dan Tauhid tertanam dalam diri seseorang, maka dia akan menjaga kesatuan masyarakat tanpa memandang warna kulit, suku, kekayaan, tetap yang dilihat adalah keislaman dan tauhidnya.

Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim yang lainnya. Maka dia akan berusaha menjaga kesatuan.

4. Tauhid menjadikan seseorang senang bekerjasama dengan orang lain.

Mengapa demikian?
Orang yang bertaubat meyakini bahwa yang bisa berdiri sendiri, tidak membutuhkan yang lain hanyalah Allah semata.

Jika masyarakat menyadari hal demikian, maka banyak permasalahan yang akan teratasi, karena saling bekerjasama dan goring royong antara satu dengan yang lain, seperti membangun fasilitas umum atau membantu korban bencana alam.

Rasulullah ﷺ bersabda:
“Allah senantiasa menolong seorang hamba selama hamba itu menolong saudaranya”. (HR. Muslim No. 2699, Tirmidzi No. 1930, 1425, 2945, Abu Daud No. 4946, Ibnu Majah No. 225 dan Ahmad: II/ 252, 296, 500, 514)

Seorang pemimpin yang bertauhid akan berusaha untuk adil terhadap kesejahteraan masyarakat dan tidak dzalim kepada masyarakat.

5. Tauhid menjadikan seorang warga negara akan taat kepada pemimpin.

Mengapa demikian?
Karena memerintahkan untuk mendengar dan taat kepada penguasa.

Seorang yang bertauhid mengetahui bahwasanya ketaatan kepada penguasa tidak sama dengan ketaatan kepada Allah dan RasulNya. Ketaatan kepada penguasa hanya dalam perkara yang ma'ruf, bukan pada perkara kemaksiatan.

Imam Ahmad rahimahullah diuji dengan adanya penguasa yang terpengaruh dengan pemikiran Mu'tazilah. Hingga penguasa saat itu mengharuskan untuk meyakini keyakinan Mu'tazilah, di antaranya adalah meyakini Alquran adalah makhluk.

Saat itu Imam Ahmad memiliki banyak murid dan di antara mereka berkata agar Imam Ahmad untuk memberontak kepada penguasa. Namun yang dilakukan oleh Imam Ahmad adalah tetap taat kepada penguasa selama itu dalam perkara ma'ruf, dan tidak taat kepada penguasa dalam kemaksiatan kepada Allah. Beliau berpegang teguh dengan Alquran dan Sunnah.

"Hai orang-orang yang beriman taatilah Allah dan taatilah RasulNya dan ulil amri di antara kalian.” (QS. An-Nisaa : 59)

Rasulullah ﷺ bersabda:
“Tidak (boleh) taat (terhadap perintah) yang di dalamnya terdapat maksiyat kepada Allah, sesungguhnya ketaatan itu hanya dalam perkara yang ma'ruf." (HR. Bukhari No. 4340, 7257, Muslim No. 1840, Abu Daud No. 2625, An-Nasa-i, VII/159-160, dan Ahmad, I/94)

Imam Ahmad dilarang oleh penguasa untuk menyampaikan ilmu. Beliau mendengar dan taat kepada penguasa.

Maka dengan memahami Tauhid, seseorang akan memahami bagaimana ia mendengar dan taat kepada penguasa.

No comments:

Post a Comment