Saturday, 21 December 2024

Kajian Sabtu: Mengapa Hidupku Berlumuran Maksiat? // Ustadz Afifi Abdul Wadud hafizhahullah

Kajian Sabtu malam
Mengapa Hidupku Berlumuran Maksiat?
Oleh: Ustadz Afifi Abdul Wadud
Masjid Nurullah, Kalibata City, Jakarta Selatan
Sabtu, 21 Des 2024 / 20 Jumadil Akhir 1446

Begitu banyak negeri yang sudah ditenggelamkan oleh Allah karena sebab perbuatan dosa dan maksiat penduduknya.

Iblis bersama dengan malaikat sangat taat kepada Allah, namun dengan kesombongannya, Iblis akhirnya dilaknat oleh Allah karena maksiatnya tersebut.

Nabi Adam 'alayhissalam diturunkan ke bumi dari surga juga disebabkan karena pelanggaran atau maksiat, sehingga Allah menghukumnya.

Dari Tsauban radhiyallahu 'anhu, ia berkata bahwasanya Rasulullah ﷺ bersabda,
“Aku benar-benar mengetahui rombongan-rombongan orang dari umatku, mereka akan datang pada hari kiamat dengan membawa kebaikan-kebaikan sebesar gunung Tihamah yang berwarna putih, akan tetapi Allah akan menjadikannya sebagai debu yang berhamburan”.

Tsauban radhiyallahu 'anhu berkata,
“Wahai Rasulullah, terangkan sifat mereka kepada kami. Terangkan keadaan mereka kepada kami, agar kami tidak termasuk golongan mereka padahal kami tidak mengetahui."

Rasulullah ﷺ bersabda,
“Sesungguhnya mereka itu adalah saudara-saudara kamu, dan dari kulit kamu, mereka mengisi sebagian malam sebagaimana kamu mengisi, namun mereka adalah rombongan-rombongan orang yang jika menyendiri, mereka melanggar  perkara-perkara yang diharamkan oleh Allah”. (HR. Ibnu Majah No. 4245)

Dosa yang dilakukan dengan sembunyi sering menjadi sebab keterbalikan hidup seseorang. Secara zhahir, ia terlihat shalih, namun Allah menjadikannya su'ul khotimah. Seseorang mengalami kematian sesuai dengan kebiasaannya.

Sejauh mana kita memandang dosa itu berkaitan dengan sejauh mana keimanan kita kepada Allah.

Semakin seorang hamba mengenal Allah, akan semakin sempurna pula ibadahnya dalam kuantitas dan kualitas.

Di antara sebab seseorang terjerumus ke dalam maksiat adalah
1. Iman yang lemah
Iman yang kokoh digambarkan oleh Allah seperti pohon yang subur, sehingga menampakkan kehidupan yang indah dan banyak memberikan manfaat.

"Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Rabbnya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat." (QS. Ibrahim : 24-25)

"Dan ketahuilah olehmu bahwa di kalanganmu ada Rasulullah. Kalau ia menuruti kemauanmu dalam beberapa urusan benar-benarlah kamu mendapat kesusahan, tetapi Allah menjadikan kamu "cinta" kepada keimanan dan menjadikan keimanan itu indah di dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus, sebagai karunia dan nikmat dari Allah. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana." (QS. Al Hujuraat : 8-9)

Seseorang yang imannya lemah, maka dia akan mudah terjerumus ke dalam maksiat. Maka kita harus menyadari untuk terus membangun keimanan, karena iman bisa mengalami usang seperti usangnya pakaian. Mintalah kepada Allah agar iman kita dikuatkan kembali.

2. Bodoh terhadap agama
Sejak zaman dahulu, kebodohan selalu menjadi musibah bagi kita.

Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata:
“Tidaklah diragukan bahwa kebodohan adalah pokok dari segala kerusakan dan kejelekan yang didapatkan oleh seorang hamba di dunia dan di akhirat adalah dampak dari kebodohan” (Miftah Daarus-Sa'adah, I/242)

Kebodohan selalu menimbulkan kerusakan. Ilmu adalah kehidupan, dan bodoh adalah kematian. Maka seharusnya kita menumbuhkan pemahaman terhadap agama yang mulia ini.

Ada orang yang berilmu namun ia menjadi bodoh karena lebih mengikuti hawa nafsunya. Maka orang seperti ini tidak ada yang bisa menolongnya kecuali taufiq dari Allah.

3. Banyaknya fitnah, baik fitnah syahwat atau fitnah syubhat

Fitnah syahwat: Fitnah yang berhubungan dengan hawa nafsu dan dorongan duniawi, seperti harta, kedudukan, pujian, sanjungan, wanita, dan berbagai macam kemaksiatan.

Jika seseorang sudah terkena fitnah syahwat, maka ia akan menjadi bodoh seketika. Ilmu seperti terkubur, tidak ada ilmu lagi, biasanya sulit diajak kembali kepada jalan Allah.

Fitnah syubhat: Fitnah pada pemahaman, keyakinan, aliran, juga pemikiran yang menyimpang.

Seseorang yang terkena fitnah syubhat tidak bisa membedakan mana yang benar dan mana yang keliru, sehingga ada orang yang mengatakan bahwasanya semua agama sama.

Banyaknya fitnah ini sering membuat seseorang terjerumus ke dalam maksiat.

4. Bergaul dengan orang fasiq

Seseorang yang salah bergaul akan menentukan agama seseorang.

Rasulullah ﷺ bersabda:
"Agama seseorang sesuai dengan agama teman dekatnya. Hendaklah kalian melihat siapakah yang menjadi teman dekatnya.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi)

Fitrah kita memang membutuhkan teman, namun kita harus memiliki teman yang taat dan mengingatkan kepada Allah.

No comments:

Post a Comment