Kajian Rabu
Jalan Ilmu Para Mualaf
Oleh: Ustadz Ali Hasan Bawazier hafizhahullah
Masjid Agung Al Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan
Rabu, 25 Desember 2024
Nikmat Islam adalah rahmat, anugerah, dan kasih sayang Allah kepada kita.
Sebagai seorang Muslim, kita diselamatkan oleh Allah dari menyembah kepada sesama makhluk.
"Katakanlah: “Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia”. (QS. Al Ikhlash : 1-4)
Nikmat ini yang meyakinkan dan membuat kita menjadi satu kesatuan yang tidak terputus, bahkan sampai para Nabi dan Rasul sebelumnya.
"Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi." (QS. Ali Imran : 85)
Kebenaran Islam lebih terang daripada cahaya. Islam menjadi sangat luar biasa setiap waktunya.
Mereka yang menjadi seorang Muslim di tengah hidupnya, bukan seperti kita yang lahir secara Islam, mereka melewati penelitian dan pencarian tentang kebenaran Islam.
Seluruh para Sahabat adalah Mualaf.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata:
"Kita perhatikan bagaimana para Sahabat sangat mencintai Islam dan membenci Kekafiran, karena mereka pernah berada di kedua fase tersebut. Di fase kebodohan, mereka menyembah kepada selain Allah. Hingga mereka menyembah Dzat yang benar yaitu Allah. Di masa kebodohan, mereka tidak mengetahui kebenaran. Namun ketika mereka masuk ke dalam Islam, mereka mengetahui kebenaran, mereka mengetahui bahwa Islam adalah agama yang harus terus dipegang."
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Ditampakkan kepadaku beberapa ummat. Maka ada seorang nabi yang berjalan dengan diikuti oleh satu ummat, ada pula seorang nabi yang diikuti oleh beberapa orang, ada juga nabi yang diikuti oleh sepuluh orang. Ada juga nabi yang diikuti lima orang, bahkan ada seorang nabi yang berjalan sendiri. Aku pun memperhatikan maka tiba-tiba ada sejumlah besar orang, aku berkata, ‘Wahai Jibril, apakah mereka itu ummatku? Jibril menjawab, ‘Bukan, tapi lihatlah ke ufuk!’ Maka aku pun melihat ternyata ada sejumlah besar manusia. Jibril berkata, ‘Mereka adalah ummatmu, dan mereka yang di depan, 70.000 orang tidak akan dihisab dan tidak akan diadzab.’ Aku berkata, ‘Kenapa?’ Dia menjawab, ‘Mereka tidak minta di-kai (pengobatan dengan besi panas), tidak minta diruqyah, dan tidak meramal nasib (tathayyur) serta hanya kepada Allah mereka bertawakal. ’Maka berdirilah Ukasyah bin Mihshan, lalu berkata, ‘Berdoalah kepada Allah agar Dia menjadikan salah satu seorang di antara mereka.’ Nabi ﷺ pun berdoa, ‘Ya Allah, jadikanlah dia salah seorang di antara mereka. ’Lalu ada orang lain yang berdiri dan berkata, ‘Berdoalah kepada Allah agar Dia menjadikan aku salah seorang di antara mereka.’ Nabi ﷺ menjawab, ‘Kamu telah didahului oleh Ukasyah’.” (HR. Bukhari 6059)
Tathayyur adalah kesyirikan, dan kita tidak boleh melakukannya.
Mualaf memiliki kedudukan yang luar biasa. Mereka memilih untuk memeluk Islam bukanlah sesuatu yang mudah.
Kita sebagai manusia, ketika mendapati saudara kita tertarik kepada Islam, maka segeralah ajak dia untuk memeluk Islam. Ketika seorang Nashrani memeluk Islam, dia tidak akan kehilangan Yesus, bahkan dia akan mendapatkan Nabi Muhammad ﷺ sebagai sebaik-baik petunjuk. Ajarkan kepada mereka tentang kebenaran Islam.
Akal ada makanannya, yaitu ilmu. Fisik ada makanannya, yaitu yang biasa kita makan. Jiwa ada makanannya, itu adalah ibadah. Maka untuk merasakan ketenangan jiwa, kita harus melakukan ibadah-ibadah, dan Islam memiliki ibadah yang sempurna.
Tidak ada ajaran Islam yang cacat. Ajaran Islam itu sempurna. Tugas kita hanya menyampaikan, sedangkan hidayah adalah hak Allah.
Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu 'anhu, bahwa Rasulullah ﷺ ketika mengutus Mu’adz bin Jabal radhiyallahu 'anhu ke Yaman, Beliau ﷺ bersabda:
"Sesungguhnya engkau akan mendatangi satu kaum Ahli Kitab (Yahudi dan Nasrani), maka hendaklah pertama kali yang kamu sampaikan kepada mereka ialah syahadat Laa Ilaaha Illallaah wa anna Muhammadar Raslullah -dalam riwayat lain disebutkan, ‘Sampai mereka mentauhidkan Allah.’- Jika mereka telah mentaatimu dalam hal itu, maka sampaikanlah kepada mereka bahwa Allah Azza wa Jalla mewajibkan kepada mereka shalat lima waktu sehari semalam. Jika mereka telah mentaati hal itu, maka sampaikanlah kepada mereka bahwa Allah mewajibkan kepada mereka zakat yang diambil dari orang-orang kaya di antara mereka untuk diberikan kepada orang-orang fakir. Dan jika mereka telah mentaati hal itu, maka jauhkanlah dirimu (jangan mengambil) dari harta terbaik mereka, dan lindungilah dirimu dari do’a orang yang teraniaya karena sesungguhnya tidak satu penghalang pun antara do’anya dan Allah.” (HR. Bukhari No. 1395, 1496, 4347, 7372; Muslim No. 19, 29; At-Tirmidzi, no. 625; Abu Dawud No. 1584; An-Nasa-i, V/55; Ibnu Majah No. 1783; Ad-Darimi, I/405; Ahmad, I/233)
Rasulullah ﷺ telah mewasiatkan kepada Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu agar mengajak orang-orang Yahudi untuk memeluk Islam terlebih dahulu. Rasulullah ﷺ juga bersabda kepada Ali radhiyallahu anhu:
"Demi Allah, sungguh Allah memberi hidayah kepada seseorang dengan perantaramu itu lebih bagimu daripada unta merah.” Ketika Ali bertanya kepada beliau ﷺ, “Wahai Rasulullah atas dasar apa aku memerangi memerangi mereka?” Rasulullah ﷺ menjawab, “Perangilah mereka hingga mereka bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak disembah dengan benar kecuali Allah dan Muhammad ﷺ adalah utusan Allah, dan jika mereka telah melakukan hal itu maka terlaranglah bagimu darah-darah dan harta-harta mereka kecuali dengan cara yang haq dan perhitungannya di sisi Allah." (HR. Muslim, 4/1872 No. 1405)
Jangan malu memperkenalkan Islam kepada mereka. Tunjukkan dan ceritakan tentang kebaikan dan kebenaran Islam.
Kita ajarkan mereka tentang Tauhid. Kita ajarkan mereka shalat. Kita ajarkan tentang kekeliruan mereka terhadap Yesus, bahwasanya dia adalah Nabi Isa 'alayhissalam yang hanya seorang makhluk, sehingga bukan tuhan yang pantas disembah.
"Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepadaKulah kembalimu. Dan jika keduanya (orang tua) memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mentaati keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepadaKu, kemudian hanya kepadaKulah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.“ (QS. Luqman : 15)
Ketika kita melihat saudara kita yang Mualaf sedang down atau berada di posisi rendah setelah masuk ke dalam Islam, tidak seperti ketika mereka menjadi kafir, maka kita berikan nasihat untuk bersabar dan kita juga hendaknya juga bersabar untuk memberikan semangat kepadanya.
"Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran." (QS. Al Ashr : 1-3)
No comments:
Post a Comment