Wednesday, 19 February 2025

Kajian Rabu: Menghapus Dosa Masa Lalu // Ustadz Ahmad Rasyid Bazher hafizhahullah

Kajian Rabu with the Rabbaanians
Menghapus Dosa Masa Lalu
Oleh: Ustadz Ahmad Rasyid Bazher hafizhahullah
Masjid Agung Al Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan
Rabu, 21 Sya'ban 1446 // 19 Feb 2025

Untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah adalah dengan duduk di majelis ilmu.

Para ulama terdahulu menyiapkan diri sejak jauh hari sebelum Ramadhan, bahkan mereka berdoa sejak 6 bulan sejak bulan tersebut. Lalu apa yang sudah kita siapkan untuk mengambil bulan Ramadhan?

Jangan sampai Ramadhan jangan hanya menjadi seremonial kepahaman tahunan seakan-akan mereka baru mengucapkan syahadat. Bahkan yang paling parah, ada sebagian kaum Muslimin yang merasa bahwa Ramadhan adalah penjara bagi dirinya.

Bagi setiap Muslim yang memiliki keimanan, di pasti gembira dan mempersiapkan diri untuk menyambut Ramadhan.

Di antara persiapan yang bisa dilakukan untuk menyambut bulan Ramadhan adalah:
Persiapan Ruhiyyah, yaitu persiapan hati dan jiwa kita sebelum memasuki bulan Ramadan. Lalu, apa saja yang harus dipersiapkan oleh hati sebelum memasuki Ramadhan? 
1. Memperbanyak doa kepada Allah
2. Memperbanyak membaca Alquran
3. Memperbanyak istighfar dan Taubah kepada Allah

Syaikh As-Sa'di rahimahullah berkata:
"Seseorang gagal di bulan Ramadhan adalah karena dosa, sehingga dosa tersebar menjadikan malas dan menghalangi dia mendapatkan kenikmatan dalam beribadah di bulan Ramadhan."

Rasulullah ﷺ bersabda:
"Setiap anak Adam memiliki kesalahan (selalu melakukan dosa), dan sebaik-baik orang yang melakukan kesalahan adalah dia yang selalu bertaubat kepada Allah." (HR. Tirmidzi)

Imam Ibnu Rajab
"Taubat adalah pekerjaan seumur hidup seorang hamba."

Selama nyawa masih ada di dalam tubuh kita, maka selama itu pula dosa mengalir di dalamnya.

Taubat diambil dari kata tawwabah, yang bermakna kembali.
Secara istilah, taubat adalah kembalinya seorang hamba kepada Allah dengan meninggalkan jalan orang-orang yang dimurkai dan disesatkan dari taubat.

Ketika seseorang kembali kepada Allah, maka ini adalah orang yang bertaubat kepada Allah.

Para ulama mengatakan, taubat terbagi 2 secara garis besar
1. Taubat Mutlak, yaitu bertaubat dari segala perbuatan dosa (secara umum)
2. Taubat Muqoyyad (terkuat), yaitu bertaubat dari salah satu dosa tertentu yang pernah dilakukan.

Allah mensifati diriNya sebagai Maha Pengampun dan Maha Penyayang hampir 100x di dalam Alquran.

Jangan pernah kalian putus asa dari Allah. Selama kita jujur bertaubat kepada Allah, maka Allah akan memberikan ampunannya. Jadilah orang-orang yang selalu kembali kepada Allah dengan taubat.

وَٱللَّهُ يُرِيدُ أَن يَتُوبَ عَلَيْكُمْ وَيُرِيدُ ٱلَّذِينَ يَتَّبِعُونَ ٱلشَّهَوَٰتِ أَن تَمِيلُوا۟ مَيْلًا عَظِيمًا

"Dan Allah hendak menerima taubatmu, sedang orang-orang yang mengikuti hawa nafsunya bermaksud supaya kamu berpaling sejauh-jauhnya (dari kebenaran)." (QS. An Nisaa : 27)

وَلَوْلَا فَضْلُ ٱللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُۥ وَأَنَّ ٱللَّهَ تَوَّابٌ حَكِيمٌ

"Dan andaikata tidak ada kurnia Allah dan rahmatNya atas dirimu dan (andaikata) Allah bukan Penerima Taubat lagi Maha Bijaksana, (niscaya kamu akan mengalami kesulitan-kesulitan)." (QS. An Nuur : 10)

إِنَّ رَبَّكَ وَٰسِعُ ٱلْمَغْفِرَةِ ۚ هُوَ أَعْلَمُ بِكُمْ إِذْ أَنشَأَكُم مِّنَ ٱلْأَرْضِ وَإِذْ أَنتُمْ أَجِنَّةٌ فِى بُطُونِ أُمَّهَٰتِكُمْ ۖ فَلَا تُزَكُّوٓا۟ أَنفُسَكُمْ ۖ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ ٱتَّقَىٰٓ

"Sesungguhnya Rabbmu maha luas ampunanNya. Dan Dia lebih mengetahui (tentang keadaan)mu ketika Dia menjadikan kamu dari tanah dan ketika kamu masih janin dalam perut ibumu; maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa." (QS. An Najm : 32)

Ketika Allah begitu luas rahmatNya, maka mengapa kita sempitkan dengan terputus asa?

Dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia berkata, “Tatkala Allah menciptakan makhlukNya, Dia menulis dalam kitab-Nya, yang kitab itu terletak di sisi-Nya di atas ‘Arsy, “Sesungguhnya rahmat-Ku lebih mengalahkan kemurkaan-Ku.” (HR. Bukhari No. 7404 dan Muslim No. 2751)

"Katakanlah: "Hai hamba-hambaKu yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi)." (QS. Az Zumar : 53-54)

Sebesar apapun yang kita miliki, maka kembalilah kepada Allah, minta ampun kepada Allah, maka Allah akan memberikan ampunan sebesar dosa yang kita lakukan.

3 hal yang memotivasi diri kita untuk selalu istighfar dan bertaubat kepada Allah
1. Yakinilah kita tidak mungkin lepas dari dosa dan maksiat, karena hanya para Nabi dan Rasul yang dijaga oleh Allah dari kesalahan. Selain Nabi dan Rasul tidak ada yang maksum.

"Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat". Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung." (QS. An Nuur : 30-31)

Allah menyuruh kita untuk bertaubat ketika kita tidak bisa menjaga pandangan, padahal bisa jadi itu bukanlah dosa besar. Lalu bagaimana dengan dosa yang lebih besar dari itu?

2. Kita tidak akan mampu beribadah kepada Allah secara sempurna.

Bahkan setelah shalat kita diperintahkan untuk beristighfar, padahal itu bukanlah maksiat. Setelah Majelis ilmu, kita juga dianjurkan membaca doa Kafaratul Majlis. Padahal itu juga bukan bermaksiat. Istighfar itu untuk menambal ibadah kita yang tidak sempurna.

3. Kita tidak akan mampu bersyukur kepada Allah dengan sempurna.

وَءَاتَىٰكُم مِّن كُلِّ مَا سَأَلْتُمُوهُ ۚ وَإِن تَعُدُّوا۟ نِعْمَتَ ٱللَّهِ لَا تُحْصُوهَآ ۗ إِنَّ ٱلْإِنسَٰنَ لَظَلُومٌ كَفَّارٌ

"Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah)." (QS. Ibrahim : 34)

وَإِن تَعُدُّوا۟ نِعْمَةَ ٱللَّهِ لَا تُحْصُوهَآ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَغَفُورٌ رَّحِيمٌ

"Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. An Nahl : 18)

Bagaimana kita bisa sukses kalau ternyata dosa-dosa kita belum diampuni? Masuk ke bulan Ramadhan, ternyata dosa-dosa kita masih banyak. Maka para ulama bersimpuh memohon ampunan kepada Allah.

Di antara keutamaan taubat adalah:
1. Allah mencintai orang-orang yang bertaubat

Salah satu cara untuk mendatangkan cinta Allah adalah dengan memperbanyak taubat dan istighfar.

إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلتَّوَّٰبِينَ وَيُحِبُّ ٱلْمُتَطَهِّرِينَ

"Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri." (QS. Al Baqarah : 222)

Nabi Adam 'alayhissalam memiliki kedudukan yang lebih tinggi di dunia daripada ketika berada di surga, karena dia datang kepada Allah dalam keadaan bertaubat kepada Allah.

2. Taubat adalah sebab kebahagiaan

وَتُوبُوٓا۟ إِلَى ٱللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ ٱلْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

"Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung." (QS. An Nuur : 31)

Siapapun manusia yang tidak bertaubat kepada Allah, maka dia bukanlah orang yang bahagia dan beruntung.

3. Taubat menjadi sebab diterimanya amal-amal seorang hamba dan turunnya ampunan

وَهُوَ ٱلَّذِى يَقْبَلُ ٱلتَّوْبَةَ عَنْ عِبَادِهِۦ وَيَعْفُوا۟ عَنِ ٱلسَّيِّـَٔاتِ وَيَعْلَمُ مَا تَفْعَلُونَ

"Dan Dialah (Allah) yang menerima taubat dari hamba-hambaNya dan memaafkan kesalahan-kesalahan dan mengetahui apa yang kamu kerjakan" (QS. Asy-Syura : 25)

وَمَن تَابَ وَعَمِلَ صَٰلِحًا فَإِنَّهُۥ يَتُوبُ إِلَى ٱللَّهِ مَتَابًا

"Dan orang-orang yang bertaubat dan mengerjakan amal shalih, maka sesungguhnya dia bertaubat kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya." (QS. Al Furqan : 71)

Kalau amal kita diterima oleh Allah dan dosa-dosa kita diampuni oleh Allah, maka tempat kembalinya adalah surga.

4. Taubat adalah sebab masuk surga dan keselamatan dari neraka.

فَخَلَفَ مِنۢ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَٱتَّبَعُوا۟ ٱلشَّهَوَٰتِ ۖ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّا

إِلَّا مَن تَابَ وَءَامَنَ وَعَمِلَ صَٰلِحًا فَأُو۟لَٰٓئِكَ يَدْخُلُونَ ٱلْجَنَّةَ وَلَا يُظْلَمُونَ شَيْـًٔا

"Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan, Kecuali orang yang bertaubat, beriman dan beramal shalih, maka mereka itu akan masuk surga dan tidak dianiaya (dirugikan) sedikitpun" (QS. Maryam : 59-60)

Abdullah bin Mas'ud menafsirkan غَيًّا adalah sebuah lembah di neraka jahannam yang sangat dalam dan berbau busuk, di mana semakin dalam semakin menyiksa.

Bagaimana agar taubat kita diterima? Ada syarat-syaratnya, yaitu:
1. Mengakui dosa

Untuk mengakui dosa yang kita lakukan, biasakan kita membaca Sayyidul Istighfar:

اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ

"Ya Allah, Engkau adalah Rabbku, tidak ada Rabb yang berhak disembah kecuali Engkau. Engkaulah yang menciptakanku. Aku adalah hambaMu. Aku akan setia pada perjanjianku denganMu semampuku. Aku berlindung kepadaMu dari kejelekan yang kuperbuat. Aku mengakui nikmatMu kepadaku dan aku mengakui dosaku, oleh karena itu, ampunilah aku. Sesungguhnya tiada yang mengampuni dosa kecuali Engkau).” (HR. Bukhari No. 6306)

Ini adalah penghulunya istighfar yang hendaknya selalu kita baca.

Rendahkan diri kita di hadapan Allah dan tinggikan Allah ketika kita memohon ampun kepada Allah.

2. Menyesali dosa
Banyak orang yang bangga dengan perbuatan dosa, maka ini adalah salah besar. Di antaranya adalah dengan menceritakan dosanya kepada orang lain.

Di antara tanda kita menyesali dosa kita adalah tidak menceritakan dosa yang kita perbuat dan menangis.

Kita tidak tahu apakah dosa kita diampuni atau kita. Kita tidak tahu, ketika Allah telah memberikan hidayah, apakah hidayah tersebut tetap diberikan sampai kita mati.

3. Takut terjerumus dosa yang pernah dilakukan
Tidak ada yang bisa menjamin kita terbebas dari dosa yang pernah kita lakukan. Maka seringlah kita membaca doa ini:

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ

“Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agamaMu.”

Mintalah kepada Allah dengan jujur agar kita diberikan istiqomah di atas hidayah.

4. Berhenti dan meninggalkan perbuatan dosa.
Ketika seseorang bertaubat, sering dia masih melakukan dosa yang pernah dilakukan. Ini adalah taubat para pendusta, karena tidak disertai dengan meninggalkan dosa tersebut.

5. Bertekad kuat untuk tidak mengulangi dosa
Seseorang harus bertekad kuat untuk meninggalkan dan tidak mengulangi dosa yang dilakukan. Namun ketika dia terjerumus ke dalam dosa yang sama karena pengaruh, maka kembali lagi kepada Allah dan bertekad kuat untuk tidak mengulanginya lagi. Selama dia jujur kepada Allah, maka Allah akan memberikan kenikmatan istiqomah kepadaNya.

إِنْ تَصْدُقِ اللَّهَ يَصْدُقْكَ

“Jika engkau jujur kepada Allah, niscaya Allah akan jujur kepadamu.” (HR. An-Nasai)

6. Ikhlas karena Allah ketika bertaubat.
Jangan meninggalkan perbuatan karena duniawi, tetapi harus ikhlas karena Allah.

7. Bertaubat pada waktu diterimanya taubat
Ada waktu-waktu ketika orang bertaubat tapi tidak diterima yaitu ketika:
- Nyawanya sudah di kerongkongan
- Matahari terbit di barat dan terbenam di timur

8. Memperbanyak istighfar kepada Allah.
Perbanyaklah membaca istighfar, memohon kepada Allah ampuni dosa-dosa kita.

Kata "is" di dalam bahasa Arab bermakna meminta.

Thalabul maghfiroh, meminta kepada Allah agar Allah tidak memberikan hukuman atau dampak buruk di dunia dan akhirat.

9. Memperbanyak beramal shalih setelah bertaubat
Kita harus memperbanyak amal shalih setelah bertaubat kepada Allah, agar tidak kembali lagi kepada dosa yang pernah kita lakukan.

إِلَّا ٱلَّذِينَ تَابُوا۟ مِنۢ بَعْدِ ذَٰلِكَ وَأَصْلَحُوا۟ فَإِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ

"Kecuali orang-orang yang taubat, sesudah (kafir) itu dan mengadakan perbaikan. Karena sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Ali Imran : 89)

No comments:

Post a Comment